Bermain bersama teman-teman sebaya merupakan salah satu hal yang disukai oleh anak-anak. Namun, tidak dapat dipungkiri juga jika beberapa anak lebih suka menghabiskan waktu dengan cara menyendiri.

Hal ini mungkin saja membuat Mom dan Dad merasa khawatir apabila kebiasaan si Kecil yang suka menyendiri ini terbawa hingga ia dewasa sehingga menghambat kemampuan bersosialisasinya.

Faktor penyebab anak suka menyendiri

Anak yang suka menghabiskan waktu sendirian sebenarnya merupakan hal yang wajar. Melansir laman Psychology Today, anak yang suka menyendiri juga tidak semuanya harus dikaitkan dengan orang yang kesepian atau pun antisosial.

Lebih lanjut, bermain sendiri juga sebenarnya memiliki manfaat yang cukup signifikan bagi anak-anak, loh, Mom. Anak yang suka bermain sendiri cenderung lebih memahami apa yang ia butuhkan dan inginkan.

Kimberly Lemke, psikolog klinis anak di Amerika Serikat juga menjelaskan hal serupa. “Sama seperti orang dewasa, menghabiskan waktu sendirian merupakan hal sehat yang bisa dilakukan oleh anak-anak.”

“Ia jadi bisa menikmati dunianya, memiliki banyak waktu untuk mempelajari hal-hal baru yang ada di sekitarnya, hingga menjadi sarana penyembuhan saat ia lelah karena terlalu banyak stimulasi sosial yang diterima,” ungkapnya.

Anak suka menyendiri tanda introvert?

Si Kecil yang suka menyendiri juga tidak semata-mata menjadi individu yang anti sosial. Bisa saja ia hanya memiliki kepribadian introvert. Ini merupakan jenis kepribadian di mana sumber energy utama seseorang terfokus pada hal-hal yang ada di dalam dirinya sendiri.

Bukan pemalu apalagi malas berinteraksi, seorang introvert hanya tidak bisa menerima stimulasi sosial yang berlebihan dalam satu waktu. Ia membutuhkan jeda untuk menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri untuk mengembalikan tenaga atau mood-nya dalam beraktivitas.

Hal ini juga dijelaskan oleh Psikolog Agstried Elisabeth Pieter dari Rumah Dandelion. Si Kecil yang suka menyendiri mungkin saja memiliki kepribadian introvert. Ia memerlukan ‘me time’ terlebih dahulu untuk memulihkan energinya dalam bersosialisasi.

“Kalau orangtua lihat, anaknya diajak ke arisan atau kondangan mau. Namun, begitu pulang atau masuk mobil, dia langsung menghela capek, seperti buru-buru mau masuk kamar untuk menyendiri. Itu bisa cukup diyakinkan kalau anak itu sebenarnya punya kepribadian introvert,” jelas Agstried.

Lebih lanjut, sifat introvert yang terdapat pada anak ini juga bukanlah hal yang buruk. Malah biasanya, beberapa penelitian banyak mengungkap bahwa anak introvert cenderung lebih detail, mandiri, dan juga cerdas.

Anak introvert juga bukan berarti ia secara otomatis menjadi pribadi yang pemalu atau enggan berinteraksi dengan orang lain. Hanya saja, orang-orang yang memiliki kepribadian ini memang membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi energinya dalam bersosialisasi.

Beberapa tanda yang perlu diwaspadai

Meski merupakan hal wajar dan cenderung memiliki manfaat, tetapi Mom dan Dad juga perlu waspada, karena bisa saja keinginan menyendiri anak menjadi tanda atau gejala terkait masalah psikologisnya.

Terlebih, jika anak masih suka menyendiri dan enggan berinteraksi sama sekali dengan orang lain ketika ia sudah berusia enam tahun ke atas.

Selain disebabkan karena memiliki kepribadian introvert, keinginan anak untuk menyendiri juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan. Biasanya, anak yang suka menyendiri karena faktor luar, keinginan menyendirinya akan terjadi secara tiba-tiba. Tidak hanya saat ia telah menerima stimulasi sosial yang berlebihan.

Lebih lanjut, beberapa penyebab dan tanda yang perlu diwaspadai pada anak yang suka menyendiri di antaranya adalah:

  • Si Kecil mengalami selective mutism, keadaan ketika ia enggan berbicara dengan orang lain selain orangtuanya.

  • Anak cemas berlebihan ketika akan berinteraksi dengan temannya di sekolah. Hal ini mungkin saja bisa menjadi tanda jika Si Kecil mengalami perundungan (bullying).

  • Anak mengalami stres berlebihan sehingga enggan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya.

  • Adanya indikasi trauma dan depresi pada anak

Jika penyebab dan tanda tersebut terjadi pada buah hati, maka sebaiknya Anda segera memeriksakan kondisi anak pada ahli seperti psikolog atau psikiater. Hal ini dilakukan agar kondisi anak tidak berkembang pada keadaan psikologis yang semakin parah.

Selain dari bantuan ahli, Mom juga bisa membantu Si Kecil yang suka menyendiri agar dapat bersosialisasi dengan cara berikut ini:

  • Pahami dan ajaklah anak berdiskusi, apa kira-kira yang menyebabkan ia lebih suka menyendiri.

  • Ajak anak mengobrol tentang kesehariannya di sekolah. Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Jika Si Kecil ada masalah, jangan ragu untuk menenangkannya dan memeluknya erat.

  • Pertemukan ia dengan teman-teman yang cocok. Sebelum anak masuk sekolah, Mom dan Dad bisa mencoba menjadwalkan Playdate untuk anak-anak agar mereka bisa bermain dengan teman sebayanya.

  • Berikan dukungan. Jangan desak anak untuk bersosialisasi dan memiliki teman banyak. Doronglah ia untuk mengasah kemampuan sosialisasinya dengan cara mendaftarkan ia ke dalam klub atau les terkait kegiatan atau bidang yang ia sukai. Misalnya, jika anak suka menggambar, tidak ada salahnya mendaftarkan ia les menggambar.

Jadi, Mom sebenarnya tidak perlu khawatir berlebihan ketika anak ingin menghabiskan waktu dengan cara menyendiri. Selagi ia masih mau berinteraksi dengan orang lain dan kegiatan kesehariannya tidak terganggu, itu merupakan hal yang wajar dilakukan.

Sementara itu, jika anak suka menyendiri dalam jangka waktu panjang tanpa mau berinteraksi dengan orang lain, terlebih ketika ia mulai kehilangan minat pada hobinya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli, ya!

Baca juga: 10 Ciri-ciri Anak Indigo