Silent treatment, alias mendiamkan pasangan saat sedang kesal atau dilanda amarah mungkin kerap jadi pilihan sebagian orang. Dengan alasan untuk menghindar dari pertengkaran dengan pasangan, aksi diam ini kadang dianggap solusi bagi sebuah hubungan yang mampu bertahan lama.

Tapi, tahukah Mom jika aksi silent treatment ini sebenarnya berbahaya bagi sebuah hubungan? Alih-alih lenggeng maka bahaya aksi saling diam ini bisa membuat suatu hubungan rusak dan tidak sehat loh!

Ciri-ciri silent treatment

Jika pasangan atau Anda melakukan beberapa hal di bawah ini di dalam hubungan, waspada! Karena jika dilakukan berulang dapat menjadi kebiasaan buruk yang membahayakan hubungan.

  • Menolak untuk berbicara, melakukan kontak mata, menjawab panggilan, atau membalas pesan dari pasangan.
  • Cenderung tidak mau menanggapi atau acuh pada apa yang dijelaskan oleh pasangan.
  • Bersikap mengabaikan pasangan hingga ia merendahkan diri dan memohon maaf.
  • Menggunakan kemarahan dan permusuhan untuk membuat pasangan diam.
  • Bersikap dingin berhari-hari atau bahkan sampai berminggu-minggu.
  • Menjadikan aksi diam sebagai solusi bagi setiap pemecahan masalah.

Ketahui alasannya

Kebanyakan orang, memilih aksi mendiamkan pasangannya saat marah atau kesal justru sebagai sebuah aksi egosentris. Dengan aksi diam mereka ingin menegaskan kontrolnya atas hubungan.

Pihak yang melakukan aksi diam sebenarnya ingin agar pasangannya meminta maaf atau merasa bersalah sehingga membujuknya untuk kembali berkomunikasi.

Hal ini dapat dikategorikan sebagai aksi abusive atau perilaku kekerasan mental dan perilaku komunikasi yang buruk dalam sebuah hubungan.

Sementara pihak yang mendapat aksi diam ini cenderung merasa sebagai pihak yang bersalah, merasa tidak dibutuhkan, terhukum dan ditolak hingga terluka secara emosional.

Silent treatment bisa merusak hubungan

Dalam sebuah penelitian diungkap, para pasangan yang menjadi korban perilaku aksi diam dalam hubungan mereka, cenderung merasa tidak puas dalam hubungannya.

Mereka juga merasa tidak memiliki komunikasi yang bagus dengan pasangan dalam memecahkan masalah, kedekatan atau keintiman yang kurang, rasa frustasi, kesepian, dipenuhi kecemasan. Hubungan seperti ini juga cenderung diwarnai dengan menyakiti pasangannya.

Jika tidak ditangani dengan baik, maka aksi diam akan menjadi perilaku permanen yang berulang dan membahayakan hubungan. Beberapa hal yang dapat menjadi dampak dari dinginnya komunikasi dengan pasangan antara lain,

  • Emosi tidak terkendali. Sebab terputusnya komunikasi membuat salah satu atau kedua pihak mudah terpancing emosinya. Sikap saling menyalahkan dan tidak mau mengalah akan menambah daya rusak saat luapan emosi semakin memuncak.
  • Memupuk rasa benci. Masalah yang tidak selesai akan membuat kecamuk pikiran negatif semakin lama menggunung. Akibatnya dapat memupuk rasa benci alih-alih membuangnya.
  • Menutup diri. Rasa benci yang tertanam dapat perlahan mematikan logika dan membuat Anda mulai menutup diri terhadap pasangan.
  • Komunikasi terganggu. Karena aksi diam ini maka pola komunikasi yang telah Mom bangun bersama pasangan sejak lama dapat terganggu.
  • Hubungan renggang. Pada akhirnya, rasa bersalah dan komunikasi yang membeku membuat hubungan menjadi renggang dan berisiko rusak jika tidak segera diperbaiki.

Hindari aksi diam

Beberapa tip yang dapat dilakukan agar tidak menjadikan aksi diam sebagai solusi dari setiap permasalahan.

  • Mencari pola komunikasi yang efektif. Mungkin Mom dan pasangan sedang jenuh dengan pola komunikasi yang biasa saja. Carilah model komunikasi yang lain sebagai variasi dalam komunikasi dengan pasangan. Misalnya, mulai saling berkirim bunga ke kantor masing-masing. Atau dapat membuka komunikasi dengan lelucon, humor atau pantun yang lucu untuk memancing kegembiraan.
  • Saat dilanda masalah, jangan diam! Ungkapkan pada pasangan apa yang menjadi ganjalan. Untuk menghindari emosi, ajak pasangan makan malam romantis, atau berlibur sejenak ke luar kota, sambil melakukan hobi bersama sambil mendiskusikan permasalahannya.
  • Perlakukan pasangan seperti Anda ingin diperlakukan. Jika ingin pasangan yang romantis, mulailah dengan memperlakukan pasangan seromantis mungkin.

Baca juga: Cara Membongkar Kebohongan Suami, Jangan Abaikan!