Menjelang HPL, kontraksi adalah salah satu tandanya bayi sudah siap bertemu dengan Mom. Namun, terkadang kontraksi tidak terjadi secara alami.

Apabila itu terjadi, salah satu cara untuk merangsang kontraksi rahim adalah melalui prosedur induksi persalinan.

Prosedur ini bisa dilakukan secara mekanik (dengan alat kateter) atau dengan obat-obatan. Walaupun terdengar rumit, prosedur ini relatif aman lho.

Di CeritaMom kali ini, Mom Zahra (nama asli disamarkan)menceritakan pengalamannya dengan prosedur ini. Saat persalinan, Mom Zahra mengalami kesulitan bernapas meskipun kepala bayi sudah terlihat. Dan akhirnya, Mom Zahra harus dilarikan ke RS untuk menjalani induksi persalinan.

Apakah Mom Zahra bisa melahirkan dengan selamat? Mari kita simak CeritaMom kali ini!

Baca juga: CeritaMom: Pengalaman Melahirkan Normal Anak Pertama

Kalkulator HPL

Pengalaman Melahirkan dengan Induksi Persalinan Mom Zahra

Perjuangan Melahirkan Anak Kedua dengan Induksi

Setiap ibu pasti merasa khawatir ketika ingin melahirkan. Kecemasan pun muncul hingga kadang muncul pikiran yang tidak diinginkan.

Setelah melahirkan anak pertama yang penuh dengan drama dan masih mengundang trauma. Kini ketika anak pertama usia sembilan bulan saya harus berjuang lagi untuk persalinan anak kedua saya. Saya merasa kesulitan di pernapasan ketika melahirkan.

Pada saat saya sudah masuk tanda-tanda melahirkan saya dan suami bergegas ke klinik untuk persalinan. Lagi-lagi lahiran kedua ini tidak ditemani orangtua. Kemudian, anak pertama kami yang masih kecil dititipkan di tetangga karena kami merantau sehingga tidak ada keluarga yang dekat.

Ketika pembukaan terus meningkat, dari awal saya merasa bidannya tidak sabar, sehingga ketika saya mengalami kesulitan pada pernapasan (padahal kepala bayi sudah terlihat) bidannya tidak sanggup untuk menangani yang akhirnya dengan bercucuran darah saya dilarikan ke Rumah Sakit.

Kami segera meminta bantuan ke teman kantor dan dia membantu fasilitas untuk pergi ke Rumah Sakit.

Dengan rasa sakit yang luar biasa, saya hampir putus asa. Saya merasa usia saya akan berakhir karena bayi sulit untuk keluar dan perjalanan yang lumayan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Akhirnya, ketika saya tiba di Rumah Sakit saya segera dibantu untuk diinduksi. Alhamdulillah, akhirnya bayi kami bisa lahir dengan selamat.

Dari persalinan anak kedua ini saya merasa trauma berat. Setiap saya melihat anak saya selalu menangis membayangkan bagaimana perjuangannya.

Meskipun kejadian ini menimbulkan trauma berat Mom Zahra, anaknya akhirnya bisa lahir dengan selamat.

Sampai jumpa di CeritaMom berikutnya!