Kondisi pendarahan setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Namun, ada beberapa kondisi pendarahan yang patut diwaspadai.

Jika Mom mengalami pendarahan setelah melahirkan melalui proses persalinan normal, maka batasan wajar darah yang terbuang maksimalnya adalah 500 milimeter (ml). Lebih dari itu akan disebut sebagai pendarahan hebat.

Untuk Mom yang melahirkan dengan metode sesar, pendarahan hebat dikategorikan jika darah yang terbuang lebih dari 1.000 ml.

Pendarahan hebat disebut juga dengan Postpartum Hemorrhage. Jika tidak ditangani, pendarahan hebat akan berakibat fatal. Sekitar 60 persen angka kematian Mom setelah melahirkan akibat kondisi ini.

Lalu apa saja kondisi pendarahan setelah melahirkan yang perlu diwaspadai? Berikut penjelasannya.

Penyebab pendarahan setelah melahirkan

Secara umum, pendarahan setelah melahirkan bisa terjadi ketika rahim berkontraksi setelah bayi dilahirkan untuk mengeluarkan plasenta. Kondisi ini juga menekan pembuluh darah di mana plasenta menempel.

Namun jika rahim tidak berkontraksi dengan cukup kuat, pembuluh darah akan melepaskan banyak darah sehingga terjadilah pendarahan.

Risiko pendarahan setelah melahirkan paling rentan dialami oleh Mom dengan kondisi sebagai berikut:

  • Berat badan berlebih (obesitas)

  • Faktor usia di atas ambang ideal kehamilan

  • Kelainan darah

  • Bayi yang dilahirkan besar

  • Mengandung bayi kembar

  • Kelebihan cairan ketuban

  • Menderita infeksi pasca-persalinan

  • Penggunaan obat induksi persalinan

  • Jalan rahim dan lahir robek

Untuk kelahiran cesar, risiko pendarahan meningkat setelah operasi ketiga. Kemungkinan terjadinya cedera usus dan kandung kemih, masalah dengan plasenta, hingga luka trauma operasi sebelumnya dapat menjadi penyebab pendarahan.

Mom yang menjalani operasi sesar juga kemungkinan masih mengalami pendarahan hingga 2-6 minggu setelah prosedur persalinan. Hal ini normal karena rahim masih digenangi Lochea. Lochea adalah darah merah berwarna cerah yang membentuk jaringan uterus, pelapis dan lendir.

Menurut waktunya, pendarahan dibagi dua. Pertama pendarahan yang terjadi kurang dari 24 jam setelah melahirkan. Kedua, pendarahan yang terjadi lebih dari 24 jam setelah melahirkan.

Ciri pendarahan setelah melahirkan

Pendarahan usai melahirkan dapat dikenali dari warna dan bentuk darah yang keluar dari vagina.

Pada hari pertama, darah yang keluar berwarna merah segar hingga kecoklatan. Pada periode ini darah yang keluar umumnya banyak dan berlangsung berulang sampai beberapa jam.

Hari kedua sampai keenam, darah mulai berwarna merah muda hingga gelap kecoklatan. Aliran darah mulai mereda dengan disertai beberapa gumpalan darah atau jaringan.

Hari 7 sampai 10 darah semakin sedikit, dengan warna merah gelap cokelat. Lalu pada hari 11 sampai 14 darah semakin sedikit lagi dengan warna merah muda.

Berangsur-angsur, darah yang keluar akan berubah warna menjadi krem atau putih pucat dan atau hanya berupa bercak-bercak warna coklat.

Mengatasi pendarahan setelah melahirkan

Terapi pendarahan dilakukan sebagai upaya untuk mengganti darah yang terbuang. Dilakukan dengan memberikan oksigen, infus cairan dan transfusi darah.

Jika darah terus keluar, untuk langkah keselamatan dapat dilakukan penjahitan dan prosedur angkat rahim sebagai pilihan terakhir.

Mengatasi pendarahan juga dapat dilakukan dengan pemijatan rahim dan pemberian obat-obatan untuk merangsang kontraksi rahim. Dokter juga akan memeriksa dan mengeluarkan sisa plasenta di dalam rahim.

Selain itu, pemberian obat-obatan untuk Mom dengan kelainan pembekuan darah juga dapat dilakukan sebagai terapi menghentikan pendarahan.

Obat penghenti pendarahan

Obat-obatan yang umum diberikan untuk kondisi ini adalah yang mengandung zat besi. Pemberian suntikan oksitosin melalui dubur, infus atau langsung disuntikan ke otot juga akan membantu kontraksi rahim dan menghentikan pendarahan.

Untuk mencegah terjadinya pendarahan hebat setelah melahirkan, Mom disarankan rutin memeriksa kondisi kandungan ke dokter spesialis kandungan.

Ketika kontrol ke dokter kandungan, sebaiknya ceritakan semua riwayat sakit yang pernah diderita, atau gejala yang menyertai selama kehamilan, sampai seberapa hebat pendarahan setelah melahirkan yang dialami.

Mom sebisa mungkin tetap menjaga berat badan yang ideal dan rutin berolahraga. Dua hal ini juga disarankan untuk membantu kurangi risiko pendarahan setelah melahirkan.

Baca juga: Apa itu Mola Hidatidosa, Komplikasi Kehamilan yang Sering Disebut Hamil Palsu