Umumnya penyakit asites dikenali dengan mudah akibat adanya pembengkakan pada perut. Pembengkakan ini sendiri disebabkan oleh penimbunan cairan di dalam rongga perut. Cairan berwarna kuning dan bening ini memenuhi rongga perut, tepat di bawah rongga dada. Pada kondisi tubuh normal, cairan ini tidak melebihi jumlah 20 mililiter.

Apabila diketahui cairan di rongga perut Mom melebihi angka tersebut, maka sudah bisa dipastikan bahwa Mom mengalami asites sehingga perut membuncit. Kata asites yang digunakan untuk menyebutkan kondisi rongga perut yang tidak normal ini diambil dari bahasa Latin. Dalam bahasa Latin Askos berarti kantong atau karung. Penyebab asites sendiri cukup beragam, misalnya penyakit liver, gagal ginjal, kanker, maupun gagal jantung. Namun, pada beberapa penderita asites juga disebabkan akibat rendahnya hormon tiroid dalam darah.

Tanda-tanda Mom mengalami asites

Selain ukuran perut yang semakin membesar dan membuncit, Mom juga akan merasakan beberapa hal lain yang menandakan kemungkinan gejala penyakit asites. Termasuk peningkatan berat badan secara drastis, sesak dan sulit bernapas, serta merasa tidak nyaman pada bagian perut terus menerus. Pada beberapa kasus asites juga menyebabkan wanita merasa mudah lelah, mual, pusing, dan tidak nafsu makan. Gejala ini sepintas mirip dengan tanda kehamilan muda. Oleh karena itu, seringkali Mom salah mengartikan gejala asites sebagai tanda-tanda awal kehamilan.

Pemeriksaan setelah diagnosis asites

Apabila Mom memeriksakan diri ke dokter, maka akan dilakukan sejumlah pemeriksaan fisik serta gejala dan riwayat kesehatan pasien juga keluarga yang bersangkutan. Pemeriksaan awal akan dilakukan terutama pada bagian perut untuk memeriksa kadar cairan dalam rongga perut. Dokter akan menekan dan mengetok perut pasien untuk mendapatkan gambaran terkait diagnosis asites. Pada pemeriksaan tahap lanjutan, dokter akan meminta Mom untuk melakukan CT Scan dan MRI untuk memeriksa kondisi perut dan organ-organ penting di sekitarnya secara mendalam.

Uji sampel darah secara lengkap juga akan dilakukan guna mengukur kadar elektrolit dan protein. Jika dibutuhkan tindakan angiografi atau pencitraan dengan menyuntikkan cairan khusus untuk memeriksa aliran darah juga dilakukan.

Analisis cairan asites

Setelah pemeriksaan awal dilakukan, maka tindakan menganalisis cairan asites dibutuhkan. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan jarum guna mengambil sampel cairan asites dari dinding perut. Kemudian, cairan asites akan dibawa ke laboratorium untuk melalui sejumlah proses pemeriksaan lebih lanjut.

Analisis cairan asites digunakan untuk mengetahui jumlah sel darah, protein, kadar albumin, glukosa, dan enzim amilase. Tujuannya agar diketahui karakteristik cairan serta memudahkan penentuan Serum-Ascites Albumin Gradient (SAAG). Dengan demikian, dokter bisa mengetahui penyebab pasti penyakit asites serta memeriksa ada atau tidaknya sel kanker di dalam tubuh pasien.

Pengobatan penyakit asites

Setelah dokter mengetahui dengan pasti penyebab asites, maka pengobatan atau terapi bisa dilakukan terhadap pasien yang bersangkutan. Langkah ini dilakukan demi mengurangi gejala, mencegah kemungkinan komplikasi sehingga penyakit asites tidak semakin parah. Beberapa obat diuretik yang diberikan seperti spironalakton atau furosemide.

Di sisi lain, terapi diet garam juga dilakukan. Pembatasan asupan garam ini dilakukan agar cairan di dalam rongga perut dapat berkurang dan produksi urine dapat lebih ditingkatkan. Pada kasus penyakit asites yang sudah parah, terapi parasintesis juga dilakukan agar tegangan perut bisa dikurangi lebih cepat.

Cara mencegah asites dengan baik dan benar

Penyakit asites jarang diketahui namun memiliki dampak yang cukup besar terutama jika Mom berencana untuk memulai program hamil. Oleh karena itu, cegah asites sekarang juga dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Konsumsi makanan yang bergizi dan bernutrisi, lakukan olahraga secara teratur, serta perbaiki kualitas dan kuantitas istirahat.

Hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan.

Pastikan juga untuk menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril, serta tidak berganti-ganti pasangan agar terhindar dari penyakit asites. Segera periksakan kondisi kesehatan tubuh jika terdapat keluhan atau gejala asites yang muncul.

Setelah mengetahui segala sesuatu terkait penyakit asites, sekarang Mom lebih bisa berhati-hati dan termotivasi untuk terus menjalankan gaya hidup sehat. Dengan begitu, program kehamilan yang direncanakan dapat berjalan lancar. Pastikan Mom sudah berkonsultasi dengan dokter terbaik sebagai langkah pencegahan asites sebelum memulai program kehamilan.