Memiliki anak adalah sesuatu yang didambakan oleh banyak pasangan. Akan tetapi, ada beberapa kondisi dimana Mom dan pasangan ingin melakukan hubungan seksual biasa tanpa khawatir ‘kebobolan’.

Untuk itu, ada beberapa metode kontrasepsi yang bisa dipilih, seperti pil KB atau menggunakan kondom. Namun, tahukah Mom bahwa ada metode lain yaitu spermisida? Seperti apa metode ini? Ada baiknya simak ulasannya berikut.

Apa itu Spermisida

Spermisida adalah metode kontrasepsi yang menggunakan sebuah krim yang mengandung zat kimia yakni nonoxynol-9 yang bisa menghentikan sperma untuk mencapai sel telur. Spermisida ini diletakkan di dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Terdapat berbagai macam jenis spermisida, yakni gel, krim, foam, lembaran film, dan suppositories (semacam krim yang leleh ketika dimasukkan ke dalam vagina).

Cara Kerja Spermisida

Spermisida bekerja dengan cara menghalangi jalan masuk sperma menuju vagina dan menghentikan sperma untuk bergerak menuju sel telur. Metode kontrasepsi ini bisa digunakan dengan kombinasi metode kontrasepsi lain untuk memberikan proteksi dan pencegahan yang lebih kuat terhadap kehamilan. Spermisida digunakan dengan menggunakan diaphgram (pelindung serviks) dan cervical caps.

Seberapa Efektif Spermisida

Berdasarkan salah satu penelitian, sekitar 18 dari 100 pasangan yang menggunakan spermisida akan tetap hamil setiap tahunnya meskipun prosedur penggunaannya sudah benar. Hal ini karena menggunakan spermisida memang agak susah dibanding penggunaan alat kontrasepsi lainnya.

Mom dan pasangan bisa juga mengkombinasikan metode kontrasepsi lainnya seperti kondom atau withdrawal (penarikan). Metode kontrasepsi lainnya yang bisa dibilang paling efektif adalah IUD (plastik berbentuk T yang diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan) dan implant hormonal.

Cara Penggunaan Metode Spermisida

Metode kontrasepsi ini cukup mudah, yakni serupa dengan memasukkan tampon ke dalam vagina. Mom bisa memasukkan spermisida dengan menggunakan tangan dan dioleskan ke vagina.

Perhatikan peraturan penggunaan spermisida, karena terdapat beberapa merek spermisida yang baru bekerja setelah 10-15 menit dioleskan ke vagina. Selain itu, kebanyakan spermisida hanya aktif selama satu jam setelah diaplikasikan.

Manfaat Spermisida Spermisida termasuk salah satu metode kontrasepsi termurah dan mudah didapatkan. Mom juga tidak memerlukan resep apapun dari dokter untuk membeli spermisida. Metode kontrasepsi ini juga mudah dibawa kemana-mana karena kemasannya yang praktis. Selain itu, spermisida tidak menghalangi jalannya hubungan seksual.

Bahkan, Mom bisa menggunakannya sebagai foreplay saat pasangan meletakkan spermisida ke vagina Mom. Spermisida juga aman bagi Mom yang memiliki masalah kesehatan karena tidak mengandung hormon apapun.

Kekurangan Spermisida

Kandungan utama spermisida adalah nonoxynol-9. Zat ini bisa memicu iritasi pada jaringan vagina, terutama jika Mom menggunakannya lebih dari sekali dalam sehari. Iritasi ini bisa memicu penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS atau STD karena infeksi ini mudah masuk ke dalam darah.

Efek samping Spermisida

Selain itu, metode kontrasepsi ini bisa menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang. Spermisida juga bisa berantakan dan keluar dari vagina sehingga membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman.

Jika vagina Mom atau penis pasangan Mom terasa nyeri atau iritasi setelah melakukan hubungan seksual, maka mungkin salah satu dari Mom maupun pasangan memiliki alergi atau sensitivitas tinggi terhadap spermisida.

Efek samping lainnya yaitu rasa perih seperti terbakar pada vagina, gatal, mengeluarkan keputihan dan mengeluarkan bau yang tidak enak.

Mengganti merk spermisida bisa menjadi pilihan, akan tetapi jika iritasi tetap terjadi maka mungkin spermisida bukanlah metode kontrasepsi yang cocok bagi Mom.

Kekurangan spermisida yang lainnya adalah tidak ada proteksi terhadap sexually transmitted disease (STD) yakni penyakit yang menular melalui hubungan seksual.

Bahkan, menggunakan spermisida bisa memperbesar risiko penyakit seksual karena spermisida dapat dengan mudah meninggalkan luka kecil pada vagina. Mom bisa mengkombinasikan kondom dengan spermisida untuk menghindari penularan penyakit seksual.

Begitulah penjelasan tentang metode kontrasepsi spermisida yang perlu Mom ketahui. Semoga bermanfaat!

Baca Juga :

Mitos Tentang Pil KB yang Perlu Diketahui

Waspadai Dampak Penyakit HIV/AIDS Terhadap Ibu Hamil