Kehamilan membuat tubuh Mom mengalami perubahan yang cukup drastis. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya rasa mual, ingin muntah, dan rahim terasa nyeri. Nyeri pada rahim ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Apa sajakah faktor tersebut? Berikut beberapa di antaranya yang patut Mom simak.

Adanya Pelebaran Rahim

Memasuki minggu awal masa kehamilan, mungkin Mom tidak menyadari jika rahim mulai tumbuh dan berkembang. Barulah pada masa usia kehamilan masuk usia minggu ke-12, rahim ibu hamil akan melebar hingga seukuran buah jeruk. Apalagi bila Mom mengandung anak kembar, ukuran rahim tentu akan lebih melebar. Ketika mengalami pelebaran inilah rahim terasa nyeri dalam beberapa saat. Namun, Mom tak perlu khawatir karena hal ini memang normal terjadi pada seslaheorang yang hamil muda. Kemudian, jika pelebaran tersebut mengalami perdarahan, maka segera konsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Perut yang Sembelit

Ibu hamil juga sering mengalami hal-hal yang tak pernah terjadi sebelumnya, seperti rasa mual dan muntah. Ini disebabkan karena hormon progesteron meningkat sehingga proses pencernaan menjadi melambat. Makanan pun akan lebih lama diserap oleh tubuh dan akibatnya Mom pun sedikit susah untuk buang air besar. Meningkatnya hormon di masa kehamilan akan membuat otot usus mengendur sehingga menekan rahim. Inilah yang menjadi penyebab sembelit dan rahim terasa nyeri.

Untuk mengatasinya, Mom bisa mengonsumsi air putih setidaknya sebanyak 10 gelas air putih per harinya. Hal ini akan mengurangi rasa sembelit dan kembung pada saat masa kehamilan. Jangan lupa konsumsi makanan berserat seperti sayuran untuk memperlancar pencernaan.

Hamil Ektopik

Hal yang patut diwaspadai ketika rahim terasa nyeri di masa kehamilan adalah gejala ektopik atau kehamilan di luar kandungan. Pada kondisi ini, sel telur yang sudah dibuahi tidaklah menempel pada dinding rahim, tetapi menempel di bagian tubuh lain seperti rongga perut, saluran telur, maupun leher rahim. Sel telur yang tumbuh tersebut menjadi faktor utama yang menyebabkan nyeri pada rahim. Pada akhirnya, dapat terjadi perdarahan ringan maupun berat, badan terasa lebih lemas, dan gangguan pencernaan. Bila mengalami gejala ini, Mom wajib ke dokter, terlebih ketika Mom hamil muda.

Perubahan Posisi Janin

Penyebab rahim terasa nyeri lainnya bisa disebabkan oleh perubahan posisi janin dalam kandungan. Pada usia kehamilan memasuki minggu ke-16 dan minggu ke-25, biasanya pergerakan janin cukup cepat. Terjadinya pergerakan ini secara perlahan akan terasa seolah janin meluncur di dalam rahim ibu hamil. Selain itu, janin juga seperti menendang-nendang dan membuat bagian bawah perut terasa nyeri. Pergerakan janin ini sangatlah normal. Akan tetapi bila pergerakan ini tiba-tiba berhenti atau melambat, segeralah konsultasikan ke dokter kehamilan Mom. Bisa saja hal tersebut menjadi pertanda kehamilan mengalami permasalahan, khususnya bagi janin.

Keguguran Janin

Terakhir dan juga perlu diwaspadai dari adanya rasa nyeri pada rahim adalah kemungkinan keguguran janin. Mom tidak perlu khawatir, karena tidak semua nyeri pada rahim bukan berarti tanda keguguran. Biasanya selain nyeri rahim, keguguran juga bisa ditandai dengan perdarahan di vagina, nyeri panggul, dan keluar keputihan abnormal dari vagina. Keguguran juga dapat disebabkan aktivitas Mom yang cukup padat dan itu membahayakan janin. Maka dari itu, penting bagi Mom untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami kelelahan, terutama pada bagian bawah perut yang sering terasa kram atau nyeri saat hamil.

Rahim terasa nyeri memang wajar pada masa kehamilan. Untuk mengatasi hal tersebut, selain perlu berkonsultasi secara berkala ke dokter, Mom juga perlu memenuhi asupan gizi dengan makanan bergizi tinggi. Semoga bermanfaat Mom selalu diberi kelancaran hingga proses persalinan nanti, ya!