Sebagai orang tua, Anda harus memahami beberapa jenis pola asuh orang tua terhadap anaknya. Apalagi peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak ketika nanti tumbuh dewasa. 

Adanya interaksi yang baik antara orang tua dengan anaknya, maka ikatan emosionalnya akan kuat. Dengan begitu anak selalu merasa aman dan nyaman saat bersama orang tua.

Inilah Jenis Pola Asuh Orang Tua pada Anaknya

Berikut beberapa jenis pola asuh serta dampaknya terhadap karakter anak:

1. Pola Asuh Authoritarian atau Otoriter

Jenis yang pertama yaitu pola asuh otoriter. Pada pola yang pertama ini, orang tua merupakan pemegang kekuasaan paling tinggi.

Seperti yang Anda tahu, otoriter identik dengan karakter yang tegas, kaku, dan merasa selalu benar ketika mengemukakan pendapat. Selain itu, pola asuh ini juga menerapkan hukuman ketika tidak sesuai dengan kemauan atau aturan yang diterapkan.

Pola asuh yang sifatnya otoriter dapat membentuk anak yang memiliki karakter disiplin serta patuh. Buah hati mom juga akan menjadi pribadi yang penurut.

Pada model pola asuh ini, orang tua tersebut kerap melayangkan sebuah ungkapan “pokoknya”. Ungkapan tersebut digunakan pada saat mengemukakan pendapat tanpa mendengar atau memedulikan keinginan maupun pendapat anak. Lalu apa dampaknya?

Anak tersebut tidak terbiasa untuk membuat keputusannya sendiri. Mereka juga cenderung takut ketika ingin menyampaikan atau mengemukakan pendapatnya. Anak tersebut juga bisa stres sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan emosinya.

Hal semacam ini juga bisa menyebabkan emosi anak mudah meledak-ledak dan menjadi pribadi otoriter suatu hari nanti.

2. Pola Asuh Orang Tua yang Otoritatif

Parenting otoritatif merupakan tipe pengasuhan yang memadukan antara kontrol serta dukungan emosional dari orang tua pada anak secara seimbang (Estlein, 2016). Baik orang tua maupun anak memiliki komunikasi secara baik karena keduanya menjalankan komunikasi dua arah yang sifatnya supportive.

Selain itu, lewat pola asuh ini bersifat lebih demokratis dan memungkinkan anak untuk berdiskusi dengan ayah dan ibunya. 

Manfaat penerapan pola asuh otoritatif yaitu memberi kesempatan pada anak untuk lebih mandiri serta bertanggung jawab. Dengan begitu, masalah separation anxiety disorder (kecemasan secara berlebihan) bisa dihindari. 

Anak akan menjadi pribadi yang riang, mandiri, serta berorientasi terhadap pencapaian alias achievement-oriented. Dengan begitu, kontrol diri pada anak akan baik. Sementara itu, berdasarkan penelitian dari Lavric serta Naterer (2020), pola asuh ini memberikan dampak positif di masa depan.

Dampak tersebut yaitu kepuasan hidup anak yang baik pada saat mereka beranjak dewasa. Melalui penelitian tersebut, authoritative juga bisa mengombinasikan antara pola asuh otoriter serta permisif. Tujuannya agar efek negatif yang timbul dari keduanya bisa Anda kurangi.

3. Pola Asuh Permisif

Jenis pola asuh orang tua yang ketiga yaitu permisif. Mom perlu tahu bahwa pola ini merupakan kebalikan dari pola asuh yang otoriter. Di sini, orang tua cenderung mengikuti seluruh keinginan anak alias memanjakan mereka.

Nanti, orang tua memang bisa menjadi teman bagi anaknya. Ini karena apa yang menjadi keinginan anak seperti kehangatan, perhatian, serta interaksi akan didapatkannya. Selain itu, pada pola permisif orang tua juga selalu mendorong buah hatinya agar melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Bahkan orang tua tersebut cenderung mendukung perilaku anak yang negatif. Hampir tidak ada hukuman pada pola asuh ini. Memang dampak positifnya, anak tersebut bisa tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Mereka mendapatkan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya.

Akan tetapi, untuk jangka panjang membuat anak tersebut cenderung tidak disiplin. Anak akan menjadi pribadi yang berperilaku negatif apalagi pada saat keinginannya belum berhasil dicapai. Selain itu, anak juga menjadi kurang inisiatif.

4. Pola Asuh Neglectful Atau Cuek

Pada jenis pola asuh orang tua neglectful, keterlibatan orang tua cenderung minim. Mereka cenderung akan membiarkan anaknya untuk berkembang dengan sendirinya.

Orang tua hanya akan memenuhi kebutuhan fisik yang sifatnya dasar, misalnya tempat tinggal, makan, dan pakaian. Kemudian untuk kebutuhan emosional dan psikologisnya jarang terpenuhi.

Beragam latar belakang bisa menjadi penyebab mengapa orang tua menerapkannya. Namun, umumnya terjadi karena orang tua cenderung sibuk maupun ada masalah pribadi yang dialami orang tua tersebut. Misalnya tindak kriminal, masalah ekonomi, dan sebagainya.

Tidak jarang anak tersebut lebih banyak dididik televisi, gawai, bahkan video game. Mungkin anak masih belum menyadari bahwa orang tuanya cenderung cuek. Akan tetapi, perlahan anak akan menyadarinya ketika tumbuh dewasa dan bahkan menganggap bahwa dirinya “tidak penting” sehingga membuatnya cenderung mandiri.

Di sisi lain, anak tersebut juga cenderung tidak bisa mengontrol dirinya. Kepercayaan diri anak pun rendah serta sulit untuk berkomunikasi serta membangun relasi. Emosi anak juga tidak terkontrol dan bisa jadi berdampak ke nilai akademisnya.

5. Pola Asuh Indulgent

Indulgent parenting adalah jenis pola orang tua hasil pengembangan Martin dan Maccoby berdasarkan pola asuh permisif. Pada jenis yang kelima ini, orang tua mempunyai karakter demandingness cukup rendah. Akan tetapi, aspek responsiveness-nya cukup tinggi.

Secara umum, orang tua beranggapan bahwa ketika memberi kebebasan pada anak, mereka akan tumbuh baik karena anak merasa lebih bebas.

Meskipun sekilas memberikan dampak positif, akan tetapi pola asuh ini bisa menghasilkan efek yang tidak mom inginkan untuk jangka panjang. Misalnya, anak kurang belajar menghargai orang lain.

Selain itu, kontrol diri pada anak cenderung buruk dan membuatnya menjadi pribadi yang mendominasi. Kesulitan dalam membangun relasi juga menjadi dampak lainnya. Pada akhirnya, bisa jadi anak tersebut malah depresi serta kemampuan regulasi emosinya buruk.

Sudah Paham Jenis Pola Asuh Orang Tua?

Itulah beberapa jenis pola asuh orang tua yang bisa Anda terapkan. Anda juga memahami beberapa dampak yang ada pada masing-masing pola asuh tersebut. Jadi, mana menurut Anda pola asuh yang terbaik?

Baca juga: Mindful Parenting, Pola Asuh yang Perlu Mom Kembangkan