Enak dan praktis untuk dihidangkan, frozen food kerap menjadi pilih bagi para Mom yang jadwalnya sibuk dan padat.

Seperti diketahui, frozen food adalah makanan kemasan yang disimpan dalam bentuk beku, lalu baru dimasak saat mau dikonsumsi. Sebagai contoh, frozen food paling populer di Indonesia adalah chicken nugget.

Dengan sifatnya yang praktis dan rasa yang cukup menarik untuk anak, frozen food telah menjadi kesukaan bagi anak-anak dan orang tua. 

Meskipun itu, frozen food seringkali tidak dianggap sebagai makanan yang sehat untuk dikonsumsi secara sering.

Apakah benar konsumsi berlebih frozen food tidak sehat untuk anak?

Ketahui penjelasannya dr Citra Amelinda SpA, IBCLC, MKes di artikel ini!

Baca juga:10 Resep Masakan Rumahan yang Enak dan Mudah, Praktis!

Mengapa Makanan Frozen Food tidak Sehat?

Balita sebaiknya makan makanan sehat dan bergizi seimbang. Dengan itu, makanan frozen food seperti pizza beku, nugget ayam kemasan, burger, keripik harus dibatasi. Pasalnya, makanan tersebut seringkali tinggi kandungan garam dan lemak trans yang kurang baik untuk kesehatan tubuh.

Selain itu, Mom sebaiknya hindari juga jajanan ultra processed food yang tinggi gula seperti es krim, dan manisan buah beku karena dapat membuat anak sudah kenyang dan tidak terlalu berselera makan makanan utama dan meningkatkan risiko berat badan berlebih (obesitas) di kemudian hari.

Cara Memilih Frozen Food yang Sehat untuk Anak

Jika akan memberikan frozen food pada anak, perhatikan lagi kandungannya. Mom dapat memberikan buah potong beku yang tidak diberi tambahan gula sebagai cara praktis untuk membuat smoothies sehat buat anak.

Jika akan mengolah daging beku untuk anak, harap diperhatikan kebersihan tangan, peralatan memasak, dan pastikan makanan sudah benar-benar matang sebelum disajikan untuk anak. Turunkan daging beku ke dalam kulkas biasa dulu dua jam sebelum diolah. Sebaiknya, Mom hindari mencairkan daging beku di suhu ruangan 5-60 Celsius yang merupakan suhu danger zone yaitu suhu saat kuman cepat sekali berkembang.

Apakah Pola Makanan yang Seimbang untuk Anak?

Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

Pemerintah telah menetapkan kecukupan gizi tersebut dalam bentuk angka kecukupan gizi (AKG). AKG adalah angka kecukupan zat gizi setiap hari menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas fisik untuk mencegah terjadinya kekurangan maupun kelebihan gizi.

Makanan yang kita makan menyumbangkan zat-zat gizi yang beragam, sehingga tidak ada makanan yang lengkap kandungan zat gizinya, terkecuali ASI untuk bayi. Sehingga kita dianjurkan untuk mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan. Sebagai contoh, sumber karbohidrat merupakan sumber utama kalori, namun rendah vitamin dan mineral. Selain itu, sayur dan buah juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat, namun rendah kalori dan protein.

Mom dan keluarga dianjurkan untuk membatasi konsumsi gula garam dan minyak, pilihlah makanan jadi dengan melihat komposisi bahan makanan tambahan yang dikandungnya.

Akan tetapi, konsumsi makanan yang beraneka ragam ini harus dalam proporsi makanan yang seimbang, jumlah yang cukup, tidak berlebihan, dan dilakukan secara teratur. Kita dapat menerapkan prinsip Isi Piringku yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga keseimbangan zat gizi dapat terpenuhi. Dengan itu, prinsip Isi Piringku dijelaskan oleh gambar berikut ini:

Illustrasi Isi Piringku

Dengan frozen food atau tidak, pola makanan yang kurang seimbang dapat menyebabkan penyakit seperti obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, hingga diabetes pada Anak.

Memakan frozen food seperti nugget memang diperboleh, tetapi jangan terlalu sering ya Mom!

Sampai jumpa di artikel berikutnya!