Melakukan cek kehamilan secara berkala merupakan hal yang penting. Sebab, Mom menjadi tahu bagaimana proses perkembangan janin dalam kandungan. Sehingga, ketika terdapat permasalahan atau terdeteksinya ciri-ciri janin tidak berkembang dokter bisa segera melakukan tindakan lebih lanjut.

Namun, sebenarnya apa yang membuat janin tidak bisa berkembang? Perkembangan janin terhambat biasanya terjadi karena kondisi calon bayi lebih kecil dari prediksi usia kehamilan.

Di mana hal ini dapat berakibat pada kondisi bayi tidak tumbuh dengan baik dan mempengaruhi perkembangan organ, jaringan, hingga sel yang dimiliki. Jadi, bagaimana cara mencegahnya? Yuk cari jawabannya di bawah.

Apa penyebab janin tidak berkembang?

Perlu diketahui sebelumnya bahwa dalam dunia medis istilah janin tidak berkembang ini lebih dikenal dengan sebutan blighted ovum. Di mana salah satu penyebabnya adalah karena kualitas sel telur atau sperma yang dihasilkan kurang baik.

Ada banyak hal yang menjadi risiko janin tidak berkembang, misalnya plasenta atau tali pusar yang tidak menempel dengan baik. Selain itu, aliran darah yang terbatas melalui tali pusar juga bisa menjadi penyebabnya.

Lantas, apa sebenarnya penyebab janin tidak berkembang?

  • Pada kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan membentuk embrio pada hari ke-10. Sementara pada kasus janin tidak berkembang, sel telur yang telah dibuahi gagal menjadi embrio.

  • Adanya kelainan kromosom pada zigot juga menjadi penyebab janin tidak berkembang. Ini disebabkan karena kualitas sperma atau sel telur kurang baik.

  • Infeksi, efek samping obat-obatan, konsumsi alkohol, dan kelainan bentuk rahim.

Baca juga: Mom, Ini 5 Hal Penyebab Bayi Terlambat Lahir Melebihi HPL

10 Ciri-ciri janin tidak berkembang

Mom perlu waspada ketika hasil test pack atau tespek positif namun gejala-gejala kehamilan tak kunjung dirasakan. Karena bisa saja, kondisi tersebut menandakan ciri-ciri janin tidak berkembang. Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini.

1. Bunyi detak jantung tidak terdengar

Memasuki minggu ke-9, seharusnya detak jantung janin dapat terdengar jelas. Namun, pada janin yang memiliki masalah perkembangan, detak jantungnya justru tidak ada.

Hal ini kemudian menjadi ciri-ciri janin tidak berkembang usia 2 bulan kehamilan. Biasanya, tidak adanya detak jantung janin yang terdengar bisa jadi disebabkan oleh lilitan dari plasenta maupun posisi bayi.

2. Hormon hCG mengalami penurunan

Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon yang menjadi ciri-ciri janin tidak berkembang. Hal tersebut dikarenakan hCG merupakan hormon yang diproduksi oleh tubuh ibu hamil selama masa kehamilan.

Kondisinya pun bisa naik dan turun tergantung dari masing-masing ibu. Apabila terjadi penurunan pada hormon ini, artinya janin di dalam rahim Anda sedang tidak berkembang.

Pada kondisi kehamilan yang sehat, level hCG bisa mencapai 50% setiap 48 jam. Terkadang hingga dua kali lipat setiap 48 jam. Peningkatan hormon hCG akan terus berlangsung hingga Mom memasuki usia kehamilan 10 minggu.

Anda perlu melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. Tujuannya untuk mengetahui kondisi janin termasuk kadar hCG yang Mom miliki. Jika kadar hormon ini tidak wajar atau mengalami penurunan, Anda bisa konsultasi kepada dokter.

3. Ketuban yang pecah lebih cepat

Ciri-ciri janin tidak berkembang selanjutnya adalah amnion atau ketuban yang pecah lebih cepat. Amnion merupakan cairan pelindung janin selama di dalam rahim. Jika cairan ini pecah terlalu cepat, maka pertumbuhan janin menjadi berhenti.

4. Ukuran fundus abnormal

Tinggi fundus perlu dilakukan pengukuran selama masa kehamilan untuk memantau perkembangan calon buah hati.

Untuk mengukur fundus dapat dilakukan dengan mengukur bagian atas rahim hingga ke tulang kemaluan. Biasanya pengukuran tersebut dilakukan pada saat memasuki usia kehamilan 12 hingga 14 minggu.

Ukuran normal fundus biasanya ditambah 2 cm dari usia kehamilan. Contoh, ketika Mom menginjak 23 minggu masa kehamilan, maka ukuran fundus adalah 21 cm hingga 25 cm.

Ukuran yang terlalu besar atau kecil atau tidak sesuai dengan standar normal berarti menandakan ada yang tidak beres. Bahkan bisa jadi merupakan ciri janin tidak berkembang dengan baik. Segera konsultasikan dengan dokter ya, Mom.

5. Kram perut yang ekstrem

Sering mengalami kram perut di masa kehamilan juga bisa menjadi ciri janin tidak berkembang lho, Mom. Memang kram adalah kondisi yang wajar dialami bumil, tapi jika berlebihan dan parah sebaiknya Anda waspada.

Tingkat toleransi kram perut bisa dirasakan oleh Mom sendiri. Apabila terdapat kontraksi yang terasa mendorong janin menjauh dari rahim dan mengarah pada gejala keguguran, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

6. Gangguan Intra Uterine Growth Restriction (IUGR)

Gangguan Intra Uterine Growth Restriction merupakan salah satu ciri-ciri janin tidak berkembang. Mengapa? Gangguan IUGR biasanya ditandai oleh ukuran dan berat janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Banyak hal yang menyebabkan IUGR terjadi. Salah satunya adalah kelainan plasenta, di mana fungsi plasenta tidak berjalan dengan baik. Akhirnya, pertumbuhan janin di dalam rahim mengalami hambatan.

7. Oksigen yang tidak cukup

Dalam hidupnya, manusia selalu membutuhkan oksigen, bahkan sejak masih dalam kandungan. Ketika oksigen ini kurang, maka perkembangan janin pun mengalami permasalahan.

Kurangnya oksigen pada janin dapat mengakibatkan terhentinya pergerakan janin, ketuban yang tidak wajar serta denyut jantungnya tidak normal.

Padahal, oksigen sangat penting bagi keberlangsungan pertumbuhan janin. Kondisi ini akan sangat berbahaya untuk janin jika sampai terjadi komplikasi.

8. Bumil demam tinggi dan berkepanjangan

Kondisi janin dalam rahim dapat dipengaruhi oleh kondisi sang ibu. Apabila ibu mengalami demam, mual, dan pusing yang ekstrem sangat dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan kepada dokter.

Demam saat hamil muda dapat menyebabkan gangguan perkembangan janin. Meskipun begitu hingga saat ini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa kondisi tersebut menyebabkan janin tidak berkembang bahkan berisiko keguguran.

Penelitian yang ada menyatakan keterkaitan antara suhu tubuh tinggi dengan risiko cacat tabung saraf dan masalah perkembangan lain.

9. Tidak terjadi pergerakan janin

Memasuki trimester ketiga, janin yang normal akan aktif bergerak. Memberikan sensasi tendangan dari rahim kepada sang ibu. Akan tetapi, apabila pergerakan tidak kunjung muncul padahal usia kehamilan sudah memasuki trimester ketiga, Mom harus waspada.

Ciri-ciri janin tidak berkembang adalah tidak adanya pergerakan dari janin. Sehingga konsultasikan kepada dokter dan lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kesehatan janin Anda.

10. Gangguan fisik pada ibu hamil

Ciri janin tidak berkembang berikutnya adalah adanya gangguan fisik pada sang ibu. Gangguan tersebut seperti sakit punggung berlebihan disertai pendarahan, ketidaknormalan keputihan, hingga payudara yang tidak sensitif akan sentuhan.

Ukuran payudara bumil yang mengecil juga menjadi pertanda ciri janin tidak berkembang. Oleh karena itu, Mom harus menjaga kesehatan, pola makan dan hindari stres selama masa kehamilan, ya.

Bagaimana cara mencegahnya?

Setiap orang tua tentu berharap janin yang tengah dikandung selalu dalam kondisi sehat dan berkmebang dengan baik. Nah, untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan, baik oleh bumil dan juga suami.

Mom sebagai seseorang yang mengandung janin wajib memenuhi segala kebutuhan nutrisi dan gizi setiap harinya. Mulai dari rutin minum air putih, mengonsumsi sayur mayur, buah-buahan, dan juga daging-daging sehat seperti ikan salmon.

Tak lupa untuk berolahraga khusus ibu hamil. Di sinilah peran suami diperlukan. Dad bisa menemani sang istri ketika melakukan senam atau yoga hamil agar ia menjadi lebih semangat.

Terakhir, cek keadaan janin secara berkala kepada dokter kandungan agar kondisi si kecil di dalam perut bisa diawasi dan hal-hal tidak diinginkan dapat terdeteksi lebih awal.

Itulah ciri-ciri janin tidak berkembang yang wajib diwaspadai oleh Mom. Jika merasakan salah satunya, segera temui dokter untuk mendapat penanganan serius. Stay healthy, Mom!

Baca juga: Mengenal Hamil Ektopik, Kehamilan yang Bisa Membahayakan Kondisi Mom