Mom, kondisi bayi terlambat lahir melebihi HPL bukanlah hal yang asing. Kejadian ini seringkali dialami oleh banyak wanita di kehamilan pertamanya. Dikatakan bayi terlambat lahir jika proses persalinan melebihi waktu normal, yaitu 9 bulan atau sekitar 42 minggu. Namun, karena keterlambatan lahir dapat menyebabkan gangguan kesehatan, maka sebaiknya Mom hindari beberapa penyebab bayi terlambat lahir melebihi tanggal yang diprediksikan dari hasil pemeriksaan USG oleh dokter. Apa saja? Berikut penjelasan selengkapnya.

Riwayat keturunan

Dalam istilah medis, kondisi bayi terlambat lahir disebut juga dengan istilah postmatur. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, riwayat keturunan salah satunya. Artinya, jika ada salah satu dari anggota keluarga Mom pernah mengalami kelahiran postmatur, maka bukan tidak mungkin kondisi tersebut juga bisa dialami. Namun, meski terdapat riwayat keturunan melahirkan lebih dari HPL, Mom tetap bisa melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Salah satunya, yaitu dengan rutin melakukan senam hamil atau yoga khusus ibu hamil untuk merangsang persalinan.

Kehamilan pertama

Seperti yang disebutkan di awal tulisan ini, kondisi bayi terlambat lahir dapat dialami oleh banyak wanita di kehamilan pertama. Hasil riset yang dilakukan oleh Harvard Medical Research menunjukkan bahwa 7.500 dari 9.000 wanita hamil mengalami keterlambatan persalinan di kehamilan pertamanya. Ini terjadi karena faktor hormon hingga kesiapan mental dan fisik yang belum cukup matang ketika memasuki usia kehamilan trimester akhir.

Kegemukan pada ibu hamil

Kegemukan ternyata bisa menyebabkan bayi mengalami terlambat lahir melebih HPL lho, Mom! Meskipun ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan kaya akan nutrisi dalam jumlah yang cukup, bukan berarti Mom bisa makan dalam porsi besar dan berlebihan. Cara ini justru akan menimbun lemak dan menyebabkan kegemukan. Dalam kondisi kegemukan inilah bayi cenderung lebih susah menempatkan diri di jalur persalinan karena harus ‘bersaing’ dengan tumpukan lemak yang ada. Dengan demikian, pastikan Mom makan makanan bergizi dalam porsi yang wajar. Sedikit tapi sering lebih baik daripada Mom makan langsung dalam porsi besar.

Kekurangan enzim sulfatase

Perlu diketahui, kadar enzim sulfatase dalam plasenta dapat berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. Enzim ini sendiri dihasilkan oleh sel lisosom di dalam tubuh. Ketika kebutuhan gizi tercukupi dengan baik, enzim sulfatase pun dapat diproduksi secara maksimal. Di sisi lain, Mom juga diminta untuk meningkatkan waktu beristirahat, menghindari stres, dan rutin berolahraga agar proses persalinan tidak terhambat.

Kelainan janin

Mom, pada beberapa kasus bayi terlambat lahir melebihi HPL disebabkan oleh adanya kelainan pada janin tersebut. Misalnya, posisi janin yang tidak biasa, kelainan genetik, maupun pertumbuhan tulang secara abnormal. Karena dapat menimpa siapa saja dengan tidak terduga, maka sebaiknya selalu rutin periksakan kondisi kehamilan Mom. Cukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan, sehingga tumbuh kembang janin dapat dilalui secara optimal.

Satu lagi, hal penting yang perlu diperhatikan agar bayi tidak mengalami keterlambatan lahir melebihi HPL adalah dengan mengontrol kondisi psikis Mom menjelang persalinan. Hindari stres dan tertekan dengan memikirkan bayi yang tidak juga lahir. Cobalah untuk menenangkan diri dan mengalihkan perhatian pada hal-hal lainnya, sehingga secara psikis Mom lebih siap di hari persalinan nanti.