Anak berkebutuhan khusus tahapan tumbuh kembangnya akan berbeda dengan anak pada umumnya. Selain itu, dia juga membutuhkan perawatan dan pengasuhan khusus, bahkan sekolah khusus. Lalu, adalah ciri bayi berkebutuhan khusus yang bisa dideteksi sejak dini?

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2017, disebutkan bahwa jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai 1,6 juta anak.

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

ABK adalah anak-anak yang mengalami kelainan yang disebabkan oleh bawaan lahir. Kelainan ini bisa berupa fisik, mental, emosi, hingga kemampuannya dalam berinteraksi sosial. Atau malah gabungan dari semua hal tersebut.

Sebab itulah, anak berkebutuhan khusus memerlukan penanganan khusus, pendidikan dan pengasuhan juga akan disesuaikan dengan kelainan yang mereka alami.

Jenis-jenis ABK yang perlu diketahui orangtua

Seperti yang telah disinggung di atas, anak berkebutuhan khusus memiliki beberapa kriteria yang membutuhkan penanganan berbeda. Jangan sampai salah, karena bisa berakibat fatal dan membuat tumbuh kembang si kecil yang ABK terhambat.

1. ABK karena gangguan autis

Anak yang mengalami autis memiliki ciri adanya gangguan dalam interaksi sosial, susah berkomunikasi, dan muncul perilaku berulang yang tak beralasan. Bila diasuh dan ditangani dengan baik, anak autis tetap bisa bertumbuh kembang dengan baik kok, Mom.

2. ABK karena sindrom Asperger

Asperger adalah gangguan bawaan yang menimpa bagian saraf, dan masuk ke dalam kategori autisme ringan. Gangguan ini juga biasanya disebut dengan sindrom asperger.

Pada anak yang mengalami sindrom asperger, dia akan akan memiliki kecerdasan verbal yang tinggi, akan tetapi canggung saat diajak bicara atau gugup saat berinteraksi dengan orang di sekelilingnya.

Ciri lain dari anak dengan sindrom asperger yakni ekspresi wajah yang datar, tidak peka, cenderung obsesif, tidak menyukai perubahan walau sekecil apapun, dan punya gangguan motorik.

3. ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder )

Ciri umum dari kondisi ini adalah si kecil sulit mengontrol perilakunya. Selalu hiperaktif dan impulsif.

4. Gangguan perilaku (Behavioural disorder)

Anak dengan gangguan ini biasanya sering menyakiti binatang atau orang lain, menghancurkan barang-barang sendiri atau orang lain, berbohong, mencuri, hingga melanggar aturan. Bila tidak ditangani dengan baik, anak dengan kondisi ini bisa menjadi seorang pelaku kriminal saat dewasa.

5. ABK yang mengalami kesulitan belajar

Disleksia (kesulitan membaca huruf dengan baik), disgrafia(gangguan yang membuat anak tidak bisa menulis) atau diskalkulia (kelainan yang membuat anak tidak bisa berhitung dengan cepat) adalah beberapa contoh kelainan yang dialami anak berkebutuhan khusus.

Jangan salah, meskipun mereka kesulitan belajar, sebenarnya dia sangat cerdas. Hanya saja otaknya tidak mampu membaca atau mengolah informasi dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pola belajar pada umumnya.

Lalu adakah cara mendeteksi anak berkebutuhan khusus sejak dia masih bayi?

Ciri bayi berkebutuhan khusus

Deteksi dini kondisi anak Anda sejak ia masih bayi, adakah potensi ABK atau tidak bisa membantu penanganan tepat sehingga tumbuh kembang si kecil tidak terhambat.

Berikut adalah ciri bayi berkebutuhan khusus yang perlu Anda ketahui:

Secara fisik:

  • Bentuk tampilan wajah si anak tidak lazim

  • Mata si kecil miring, lidah tebal dan leher cenderung pendeng

  • Dari sudut normal, mata anak terlihat mendekat ke hidung atau sebaliknya.

  • Bayi kesulitan menyusu dari botol maupun langsung dari payudara, karena kemampuan menghisapnya terganggu.

Ciri bayi berkebutuhan khusus saat dalam kemampuannya berkomunikasi:

  • Saat namanya dipanggil oleh orangtua, bayi tidak merespon, walaupun tidak punya masalah dengan pendengaran

  • Bayi tidak pernah melakukan kontak mata, atau sangat jarang, meski sudah dipancing oleh orangtua

  • Mengabaikan mimik wajah orangtua, seperti senyum atau lainnya, tidak respon sama sekali.

  • Ketika orangtua menunjuk ke satu arah atau benda tertentu, bayi tidak menengok ke arah atau benda tersebut.

  • Saat bayi sudah bisa merangkak dan menggenggam, ia tidak membawa benda yang menarik baginya untuk dipamerkan ke orangtua.

  • Ekspresi wajah bayi datar atau tidak punya ekspresi sama sekali

  • Tidak bisa menganalisa apa yang dipikirkan orang lain lewat ekspresi wajah mereka.

  • Saat sudah mulai MPASi, dia menjadi picky eater

  • Bayi memiliki sensitivitas terhadap cahaya, sentuhan atau bahkan suara

  • Tidak menangis saat jatuh dari tempat tidur atau ketika terluka

Sebagai orangtua, pastinya kita harus jeli dalam melihat tanda-tanda di atas. Oleh sebab itu, Mom perlu khawatir dan segera membaca si kecil jika dia mengalami gejala sebagai berikut:

  • Mengalami gangguan bicara dan berinteraksi dengan orangtua atau bayi seusianya

  • Hingga usianya 6 bulan, bayi tetap tidak merespon dengan senyuman atau ekspresi bahagia terhadap apapun yang orangtua lakukan

  • Bayi tidak bisa meniru suara atau ekspresi wajah orang di sekitarnya walaupun usianya sudah menginjak 9 bulan.

  • Bayi seharusnya sudah pintar mengoceh ketika ia berusia 3 bulan ke atas. Namun bila si kecil tidak mengoceh bahkan ketika ia telah berusia 12 bulan, Anda patut merasa khawatir.

  • Gestur tubuh tidak berkembang, si kecil tidak bisa menggerakkan tubuhnya untuk berkomunikasi hingga usianya 14 bulan.

  • Saat usianya 16 bulan, si kecil belum bisa mengucapkan satu kata apapun.

Gejala-gejala di atas adalah tanda Anda harus segera membawa si kecil ke dokter atau ke klinik tumbuh kembang anak. Supaya dia bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Perlu dipahami, memiliki anak berkebutuhan khusus bukanlah sebuah aib, justru sebaliknya, Anda harus menganggapnya sebagai anugerah. Karena rata-rata anak ABK biasanya memiliki kecerdasan tingkat tinggi dalam bidang tertentu.

Anda sebagai orangtua hanya perlu mendukung dan membimbingnya menemukan bakat dan kecerdasan yang ia miliki. Sehingga diapun akan memiliki masa depan yang cerah.

Semoga informasi ini bermanfaat.