Membacakan dongeng sebelum tidur bisa menumbuhkan minat baca pada anak sejak dini, juga menjadi sebuah bonding time antara Mom dengan si kecil. Mom bisa memilih dongeng anak pendek agar lebih cepat selesai lalu bisa menambahkan pesan moral dari dongeng tersebut kepada si kecil.

Berikut kami pilihkan 3 dongeng anak pendek dengan pesan moral baik yang bisa dibacakan untuk si kecil sebelum tidur.

3 Cerita pendek anak dengan pesan moral yang baik

1. Dongeng Kancil dan Buaya

Pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan rimba, hiduplah sekelompok buaya yang sangat suka menikmati daging hewan berkaki empat, salah satu favorit mereka adalah daging kancil. Mereka pun berusaha menangkap seekor kancil untuk dijadikan santapan.

Suatu hari, mereka mengutus salah satu buaya untuk mengikuti si Kancil melakukan kegiatan sehari-hari agar bisa menangkapnya saat lengah dan dijadikan mangsa.

Si Kancil yang hendak pulang ke tempat tinggalnya setelah mencari makan di hutan terkejut saat ia dihadang oleh seekor buaya saat akan menyeberangi sungai. Si Kancil yang cerdik tahu bahwa hewan buas tersebut ingin memangsanya. Diapun mencari akal agar bisa melarikan diri dari incaran para buaya.

Dengan cerdiknya, si Kancil mengatakan pada para buaya bahwa ia ingin menyerahkan diri, namun ia ragu bahwa dagingnya akan cukup untuk semua buaya yang ada.

“Lalu apa yang harus kami lakukan agar bisa memakanmu?” tanya para buaya.

“Berbarislah dari ujung sungai di bawah kakiku hingga ke ujung sungai di seberang sana, sehingga aku bisa menghitung jumlah kalian,” kata si Kancil.

Tanpa pikir panjang, para buaya mengikuti permintaan si Kancil. Mereka berbaris rapi dari ujung sungai di dekat Kancil hingga ke seberang sungai.

“Baiklah, sekarang aku akan menghitung jumlah kalian,” ujar si Kancil.

Diapun mulai melompati tubuh para buaya satu per satu sambil pura-pura berhitung. Hingga ketika ia sampai di seberang sungai, si Kancil langsung berlari kencang menghindari kejaran para buaya.

Para buaya pun kesal karena gagal menjadikan si kancil sebagai santapan.


Dongeng anak pendek ini mengajarkan kita agar selalu tenang dan mencari akal dalam keadaan terdesak agar selalu bisa mencari jalan keluar.

2. Dongeng Anak Pendek tentang Gembala dan Serigala

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak gembala yang rajin. setiap hari dia selalu menggembalakan domba-domba milik majikannya di sebuah padang rumput di dekat hutan yang tak jauh dari desa tempatnya tinggal.

Akan tetapi, suatu hari saat sedang menggembala domba, anak gembala tersebut merasa bosan dengan pekerjaannya yang setiap hari hanya menggembalakan domba milik tuannya.

Ide nakal pun tercetus di benaknya, untuk mengusili orang-orang desa yang yang sedang berladang di dekat hutan. Ia berlari menghampiri para petani di ladang sambil berteriak.

“Tolong! Tolong! Domba milik tuan saya dimakan serigala!”

Mendengar hal tersebut, para petani segera meninggalkan ladang mereka untuk pergi ke padang rumput untuk membantu mengusir serigala. Akan tetapi, ternyata tidak ada serigala. Saat itulah mereka tahu bahwa si anak gembala telah membohongi mereka.

Sementara penggembala cilik itu malah tertawa melihat wajah para petani yang kebingungan karena telah tertipu olehnya. Para petani pun pergi sambil bersungut-sungut.

Namun tanpa kapok, anak gembala itu mengulangi kebohongannya beberapa kali sampai para Petani menjadi marah dan bersumpah bahwa mereka takkan percaya lagi pada anak penggembala tersebut.

Si Anak penggembala hanya tertawa-tawa dan meremehkan amarah mereka. Dia merasa aman karena selama ini binatang gembalaannya tak pernah diserang serigala.

Akan tetapi, keesokan harinya saat ia kembali menggembala, seekor serigala buas muncul dari dalam hutan, dan mulai menyerang domba yang sedang digembalakan anak itu.

Anak gembala pun ketakutan dan berteriak minta tolong sekencang-kencangnya. Namun, para petani yang sedang berladang tak menghiraukannya. Mereka tetap bekerja dan mengabaikan teriakan minta tolong anak itu, karena dianggap main-main saja seperti sebelumnya.

Akibat tak ada yang datang menolong, si anak gembala pun hanya bisa menangis melihat dari kejauhan domba gembalaan nya habis dimakan serigala. Dia bingung apa yang harus dikatakan pada tuan pemilik domba saat ia pulang nanti.


Pesan dari cerita pendek untuk anak ini adalah agar kita jangan suka berbohong agar orang tetap percaya pada kita dan menolong kita saat dibutuhkan.

3. Dongeng Si Bodoh dan Keledai

Dongeng anak pendek kali ini bercerita tentang seorang ayah dan anak yang hendak pergi ke pasar dengan membawa keledai. Sepanjang jalan mereka belajar bahwa apapun yang mereka lakukan akan selalu dihakimi oleh orang lain.

Pada awalnya, anak dan ayah itu berjalan sambil menuntun keledai mereka. Di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang pria paruh baya.

Pria itu berkata:”Dasar bodoh, punya keledai kenapa tak dinaiki? Malah jalan kaki.”

Mendengar hal tersebut, si Ayah merasa tersinggung, ia pun menyuruh anaknya naik ke punggung keledai tersebut. Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan ke pasar.

Tak lama kemudian, mereka kembali berpapasan dengan orang lain, kali ini ibu-ibu yang membawa barang belanjaan.

“Dasar anak pemalas, enak-enakan naik keledai sedangkan ayahnya dibiarkan capek jalan kaki,” celetuk ibu tersebut.

Akibat mendengar ucapan ibu-ibu itu, si Ayah segera menyuruh anaknya turun, dan ia yang menaiki keledai.

Belum jauh berjalan, ayah dan anak itu melewati sekelompok wanita yang sedang duduk di balai-balai. Mereka berbisik-bisik membicarakan anak dan ayah itu.

“Kasihan sekali anak itu, ayahnya naik keledai, tapi dia jalan kaki.”

Ayah itu semakin bingung dengan apa yang ia dengar. Akhirnya ia menyuruh sang anak untuk bersama-sama menaiki keledai itu dan menungganginya ke pasar.

Akan tetapi, di tengah jalan mereka kembali bertemu dengan penduduk. Mereka mencibir ayah dan anak yang menunggang keledai tersebut.

“Kalian tidak malu membuat keledai malang itu kelelahan menanggung berat badan kalian yang besar?”

Mendengar hal tersebut, ayah dan anak itupun turun, mereka bingung apa yang harus dilakukan. Karena setiap keputusan yang mereka buat dicemooh oleh orang lain.

Setelah berpikir keras, akhirnya ayah dan anak itu memutuskan untuk mengikat kaki keledai mereka ke sebuah tongkat kayu. Lalu tongkat kayu itu dipanggul oleh mereka sambil melanjutkan perjalanan ke pasar.

Sepanjang jalan, orang-orang tertawa melihat mereka memanggul keledai.

“Dasar bodoh! Punya keledai tidak dinaiki malah dipanggul. Bikin capek diri sendiri aja,” celetuk orang-orang itu.

Namun ayah dan anak itu tidak peduli. Mereka tetap melanjutkan perjalanan sambil memanggul keledai. Ketika hendak melewati sebuah jembatan, salah satu ikatan di kaki keledai terlepas. Binatang itu pun berontak hingga ayah dan anak itu kehilangan keseimbangan dan pegangan mereka pada tongkat kayu terlepas.

Tak ayal, si keledai pun jatuh ke sungai di bawah jembatan dan tenggelam. Ayah dan anak itu kehilangan hewan peliharaan mereka.


Pesan moral dari cerita fiksi pendek anak-anak ini adalah agar jangan selalu mengikuti omongan orang, karena akibatnya akan menyusahkan diri sendiri.

Baca juga: 3 Cerita Anak Islami yang Bisa Mom Bacakan untuk Si Kecil