Mom, sudahkah Anda tahu apa itu fetish? Fetish artinya salah satu gangguan seksual dimana seseorang merasakan rangsangan oleh suatu objek tertentu. Namun, bukankah hal tersebut termasuk normal? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Setiap orang pasti memiliki ketertarikannya sendiri yang mampu menumbuhkan rasa gairah seksual di dalam tubuhnya. Contohnya ketika melihat suami selesai mandi dengan aroma sampo yang begitu wangi.

Pemandangan serupa mungkin saja meningkatkan libido Anda. Dan situasi seperti ini termasuk ke dalam kategori wajar lho, Mom. Sedangkan fetish adalah ketertarikan yang terbilang tidak wajar.

Apa itu fetish?

Fetish adalah kondisi seseorang merasa turned on atau terangsang akibat objek yang tak umum. Lebih singkatnya, fetish artinya kesenangan seksual akan hal-hal berbau non-seksual.

Gangguan fetish termasuk salah satu jenis parafilia (paraphilic disorder). Dimana parafilia berupa minat seksual secara terus menerus dan ganjil dengan pola tertentu yang muncul akibat dorongan dan fantasi.

Kelainan seksual berikut bermacam-macam jenisnya. Sebagaimana Zoya Amirin, seorang seksolog, menjelaskan bahwa pengidap fetish bisa saja terangsang pada bagian tubuh maupun benda non-seksual mulai pusar, telapak kaki, jempol, ketiak, kaos kaki, selimut, dan lain-lain.

Zoya melanjutkan jika gangguan seksual ini pun ada tingkatannya, yaitu level parah atau akut dan level ringan atau tidak parah.

Dikatakan level ringan apabila seseorang mampu melakukan aktivitas seksual hingga berorgasme menggunakan maupun tanpa objek fetish.

Dalam kasus fetish level akut, seseorang tidak lagi memiliki keinginan untuk berhubungan intim. Melainkan hanya dengan menikmati benda favoritnya, ia sudah bisa memperoleh kepuasan.

Penyebab fetish

Fetish, menurut dokter spesialis kedokteran jiwa bernama Alivna, tercipta ketika seseorang pernah menjadi korban maupun melihat perilaku seksual menyimpang berikut.

Selain itu, kurangnya kontak seksual juga bisa menjadi penyebab fetish tumbuh di dalam diri individu. Intensitas yang sedikit menyebabkan seseorang mencari kepuasan menggunakan cara lain.

Kapan fetish mulai tercipta?

Gangguan seksual fetish mungkin saja tercipta sedari anak-kanak dimana puncaknya berada saat masa-masa pubertas, lanjut Alvina seorang dokter spesialis kedokteran jiwa.

Gejala fetish

Berdasar DSM- 5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5), gejala fetish pada individu dapat dideteksi. Umumnya penderita memiliki perilaku seperti di bawah:

  • Tidak bisa memusatkan fokusnya terhadap pasangan

Pengidap kelainan seksual berikut cenderung lebih memusatkan fokus kepada objek fetish dibandingkan pasangannya ketika sedang bersenggama. Sehingga tak jarang kekasihnya akan merasa terabaikan.

  • Suka memaksa kehendaknya

Pemilik gangguan fetish akan meraih kepuasan seksual melalui barang-barang tertentu. Tak jarang mereka memaksa orang lain untuk menggunakan alat-alat tersebut demi mendapatkan kepuasannya sendiri.

  • Mengganggu ketentraman orang lain

Mengganggu ketentraman orang lain menjadi salah satu gejala fetish. Mengapa bisa begitu? Sebab penderita fetish, khususnya pada level akut, tak segan memaksa kehendaknya kepada orang lain.

Tidak hanya mengganggu hidup, bahkan kondisi ini bisa saja merugikan orang-orang tersebut. Apabila sudah berada di situasi seperti berikut, pengidap fetish perlu mendapatkan bantuan dan penanganan khusus dari sang ahli.

Baca juga : Disfungsi Ereksi - Gejala, Penyebab & Obat, Istri Harus Tahu!

Apakah fetish dapat disembuhkan?

Fetish sebetulnya bukanlah masalah yang harus dikhawatirkan selama tidak merugikan siapapun. Namun, jika sudah meresahkan orang lain, maka itu tandanya pelaku penyimpangan seksual harus diberi tindakan lanjut oleh dokter.

Cara penanganannya pun bervariasi mulai dari pemberian obat khusus hingga terapi. Obat-obatan yang diberikan tersebut berguna untuk mengontrol pikiran serta hormon medroxyprogesterone acetate dan cyproterone.

Kedua hormon ini mampu mengurangi kadar testosteron penyebab penderita fetish melakukan perilaku penyimpangan seksual berfantasi.

Adakah fetish yang masih dalam batas wajar?

Menurut seksolog Zoya Amirin, fetish dikatakan masih dalam batas wajar apabila tidak menyebabkan masalah ataupun kerugian pada orang lain.

Contohnya yakni saat pasangan memiliki shoe fetish. Dimana sang laki-laki menyukai wanitanya ketika menggunakan heels.

Ia lantas berterus terang kepada sang perempuan, dan memberikan kekasihnya tersebut beberapa pasang heels dengan berbagai warna. Pasangannya pun, tanpa adanya paksaan, tidak menolak untuk memakai sepatu berhak tinggi itu.

Situasi seperti inilah yang dapat dikategorikan sebagai fetish dalam batas wajar.

Cara mencegah fetish

Tadi telah disebutkan jika kelainan seksual fetish dapat tercipta dari masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, pencegahan fetish sedini mungkin wajib dilakukan oleh para orang tua.

Antara lain dengan cara menciptakan lingkungan ramah anak, peduli kesehatan fisik maupun mental anak, dan melindunginya dari kekerasan fisik, mental, serta seksual.

Kesimpulan

Fetish adalah gangguan seksual akan benda non-seksual yang bisa dialami baik oleh laki-laki dan perempuan. Fetish bukanlah permasalahan yang besar selama penderitanya tidak menyebabkan kegaduhan kepada pihak lain.

Namun, ada baiknya jika pengidap fetish menemui sang ahli untuk mengkonsultasikan kondisinya sesegera mungkin demi mencegah terjadinya hal-hal buruk di masa mendatang.