Kehamilan membuat Mom mengalami beberapa perubahan pada tubuh yang dipicu oleh hormon estrogen dan hormon lainnya. Mom harus memperhatikan segala aspek dan asupan makanan yang akan dikonsumsi seperti buah-buahan dan sayur demi perkembangan janin yang sehat.

Trimester pertama bisa dibilang merupakan trimester penentu kehamilan, dan penting bagi Mom untuk memperhatikan berbagai hal untuk menghindari masalah pada kehamilan awal. Perubahan tubuh yang terjadi pada Mom juga akan menyebabkan beberapa hal seperti susah tidur, kram pada kaki, sakit punggung hingga frekuensi buang air kecil saat hamil yang meningkat.

Frekuensi buang air pada Mom akan berbeda tiap trimester lho, Mom. Lalu, apa saja perbedaan frekuensi tersebut tiap trimesternya? Simak ulasannya berikut ini.

Trimester 1

Saat hamil, aliran darah Mom akan lebih cepat dibanding normal yang diikuti dengan kandung kemih yang semakin cepat penuh. Hal ini dapat merangsang ginjal untuk bekerja lebih cepat sehingga ginjal Mom akan menghasilkan lebih banyak urin dari biasanya. Urin yang melimpah ini juga berasal dari sisa metabolisme janin dan membuat frekuensi buang air kecil saat hamil akan lebih meningkat dari biasanya.

Selain itu, pembesaran ukuran rahim akan memicu tekanan pada kandung kemih serta memicu frekuensi buang air kecil lebih sering. Berdasarkan penelitian dari ahli kesehatan Sherry A. dalam bukunya She-ology, ia mengemukakan bahwa 99,9 persen wanita hamil akan merasakan buang air kecil di awal kehamilan terutama pada beberapa minggu setelah pembuahan terjadi. Akan tetapi, pada awal trimester pertama, frekuensinya masih dalam tahap wajar dan tidak mencapai sejam sekali tetapi akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Trimester 2

Sesaat sebelum memasuki trimester kedua, frekuensi buang air kecil saat hamil akan semakin sering karena ukuran janin yang membesar. Janin ini akan menekan otot kandung kemih, uretra dan dasar panggul. Akan tetapi, memasuki awal trimester kedua, frekuensi buang air kecil Mom akan cenderung menurun dibanding trimester sebelumnya. Hal ini karena titik rahim terdorong keluar melewati tulang panggul serta menjauhi kandung kemih sehingga kandung kemih tidak akan mengalami tekanan seperti sebelumnya.

Akan tetapi, menjelang usia kehamilan 30 minggu, kepala bayi pada umumnya akan menekan kandung kemih kembali dan menyebabkan frekuensi buang air kecil Mom semakin meningkat.

Trimester 3

Ketika trimester ketiga, frekuensi buang air kecil saat hamil akan menjadi jauh lebih sering. Bahkan, tidak jarang Mom dapat mengalami kebocoran air seni saat olahraga, batuh, bersin, bahkan tertawa. Kebanyakan wanita juga akan mengalami susah tidur karena harus bangun selama beberapa kali untuk buang air kecil di malam hari. Untuk mengurangi hal tersebut, Mom bisa mengurangi asupan air putih satu sampai dua jam sebelum tidur malam.

Akan tetapi, pastikan Mom sudah minum air putih dalam jumlah yang cukup pada siang harinya agar tidak dehidrasi.

Pasca Persalinan

Tidak sampai di trimester ketiga saja, tetapi frekuensi buang air kecil yang meningkat akan tetap terjadi pasca melahirkan. Hal ini karena tubuh Mom berusaha untuk mengurangi kelebihan cairan yang didapat ketika hamil. Jangan khawatir, hal ini akan berkurang seiring berjalannya waktu dan tubuh Mom akan kembali seperti sedia kala.

Begitulah perbedaan frekuensi buang air kecil saat hamil yang akan dirasakan Mom setiap trimesternya. Meskipun begitu, jangan mengurangi asupan air putih karena air putih sangat penting bagi Mom dan bayi di dalam kandungan. Selain itu, segera buang air kecil dan hindari untuk menahan pipis karena akan berdampak buruk pada tubuh Mom nantinya. Semoga membantu!