“Belakangan ini saya sering kali bertengkar dengan suami. Rasanya, ada saja hal-hal kecil yang mudah menyulut emosi kami berdua. Saya khawatir jika tidak dikendalikan bisa berisiko dengan pernikahan kami!”

Apakah Mom kerap merasakan hal serupa seperti cerita di atas? Sering bertengkar dengan suami, hingga membuat pusing tujuh keliling?

Penting untuk dipahami lebih dulu, bahwa tidak ada pernikahan di dunia ini yang sempurna. Jadi, pertengkaran suami istri adalah sebuah hal yang wajar.

Biar bagaimanapun, pemikiran dari dua individu tentu saja tak selamanya sama. Perbedaan pandangan inilah yang kemudian memunculkan perdebatan hingga berujung konflik.

Tapi tenang saja, para pakar pernikahan mengatakan bahwa pertengkaran di dalam pernikahan tidak selamanya buruk.

Bahkan The Guardian pernah merilis sebuah survei yang mengungkapkan bahwa pasangan yang sering bertengkar justru bisa lebih bahagia.

Survei ini sendiri melibatkan 1.000 orang koresponden untuk mengetahui frekuensi mereka melakukan perdebatan dengan pasangan.

Hasilnya, responden yang memutuskan menahan perasaannya dengan tidak mengungkapkan apa yang dirasakan demi menghindari konflik dan perdebatan ternyata membuat mereka merasa tidak bahagia. Sebaliknya, pasangan yang berani berkonflik justru merasa bahagia.

Hal ini pun dibenarkan oleh Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si.. Ia mengatakan, saat ada pertengkaran bisa diibaratkan seperti bola bekel.

“Kalau bola bekel dijatuhkan dia akan mental, nah, perkawinan juga seperti itu. Pernikahan memiliki tingkat kepuasan tertentu, namun sering kali ada masalah yang muncul sehingga bisa menurunkan tingkat kepuasan tersebut, katanya.

Kalau pertengkaran kita diamkan, maka tingkat kepuasan pernikahan bisa turun terus. Tapi, kalau diselesaikan maka kita memberikan kesempatan untuk memperbaiki sehingga tingkat kepuasan juga bisa meningkat lagi.

“Jika dibicarakan, masalah diselesaikan dan punya komitmen serta punya pemahaman yang lebih baik akan pasangan maka pertengkaran itu justru ibaratnya seperti bola yang bisa bounce back lebih baik, sehingga bisa meningkatkan kepuasan pernikahan,” tukas Anna.

Bertengkar dengan Suami, Ingat dengan 3 Hal ini

Jangan bertengkar di depan anak

Meskipun bertengkar dengan suami merupakan hal yang normal dan bisa meningkatkan kualitas pernikahan, bukan berarti bisa dilakukan di depan anak. Dikatakan psikolog Anna, hal ini justru bisa memberikan dampak kurang positif pada tumbuh kembang anak.

“Kenapa, karena yang akan dipelajari anak adalah bahwa pernikahan bukan sesuatu yang menyenangkan. Keluarga bukan tempat kita berlindung, apalagi jika pertengkaran tersebut tidak diselesaikan dengan baik. Kalau hanya sesekali bertengkar dan kemudian bisa mesra kembali dengan suami, itu tidak apa-apa” kata Anna.

Jika anak kerap terpapar melihat Mom dan Dad bertengkar, maka bisa berisiko menimbulkan konsep relasi yang tidak sehat. Saat anak memiliki konsep relasi yang tidak sehat, maka anak pun bisa mengembangkan relasi yang tidak sehat pada orang lain.

Misalnya, anak jadi penuntut pada orang di sekitarnya, bisa juga anak sering menyerang dengan kata-kata ataupun perbuatan. Atau saat dia punya relasi pernikahan, bisa juga bermasalah karena anak kurang memiliki model yang baik.

Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan adalah tidak terlihat dan tidak terdengar saat bertengkar dengan suami. Hal ini pun berlaku meskipun usia anak masih balita bahkan bayi. Meskipun anak belum paham, tapi percayalah kalau mereka merasakannya.

Beri waktu satu sama lain

Bertengkar dengan suami tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Meskipun begitu, ingatkan bahwa tidak semua orang bisa menyelesaikan masalah saat itu juga. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk waktu masing-masing bagi Mom dan pasangan.

Tujuannya agar Mom bisa menenangkan diri, mencegah terjadinya perbuatan atau perkataan yang sebenarnya tidak diinginkan, dan mencari solusi terbaik. Jika tidak, berargumen dalam kondisi penuh emosi bisa menyebabkan timbul masalah baru.

Jaga komunikasi

Setelah dalam kondisi tenang, jangan lupa untuk segera menyelesaikan masalah dan mencari jalan keluar yang tepat. Bicarakan dan ungkapkan harapan satu sama lai. Selain itu hindari untuk saling menuduh dan hindari bersikap defensif. Terbukalah dan selesaikan konflik yang ada.

Setelah mengetahui apa saja yang perlu Mom lakukan saat bertengkar dengan suami, semoga pernikahan bisa lebih kuat, ya.

Baca juga: Ini Tanda dan Cara Keluar dari Toxic Relationship