Program hamil inseminasi merupakan alternatif prosedur yang bisa Mom pilih untuk memperoleh keturunan. Prosedur ini biasanya disarankan oleh dokter kandungan kepada pasangan suami dan istri yang mengalami masalah kesuburan atau infertilitas. Dengan melakukan prosedur inseminasi, maka pembuahan akan dilakukan dengan cari menempatkan sperma secara langsung di dalam rahim tepat ketika Mom berada di masa ovulasi.

Prosedur inseminasi bertujuan agar jumlah sel sperma yang bisa mencapai tuba falopi meningkat, sehingga peluang terjadinya pembuahan dan kehamilan pun lebih besar. Secara medis peluang keberhasilan program hamil ini mencapai 10% - 20% di setiap siklus. Menariknya, jika dilakukan beberapa kali maka tingkat keberhasilan program hamil inseminasi mencapai 45%. Mom berminat untuk menjalankan prosedur inseminasi? Pelajari dulu hal-hal berikut ini.

Kapan Mom harus menjalankan inseminasi?

Prosedur inseminasi bisa dilakukan apabila pasangan suami istri sudah berhubungan seksual secara rutin selama kurang lebih 12 bulan, tetapi belum juga mengalami pembuahan. Biasanya pasien dengan masalah kesuburan pada pria akan disarankan untuk mengambil program hamil inseminasi. Misalnya, kualitas sperma yang terlalu encer atau berjumlah sedikit. Prosedur inseminasi bisa memberikan alternatif solusi yang tepat agar terjadi pembuahan.

Di sisi lain, pada kasus wanita dengan endometriosis atau kondisi di mana terbentuk jaringan lapisan dinding rahim tumbuh di luar rahim, prosedur inseminasi bisa dijalankan. Beberapa wanita yang memiliki lendir serviks terlalu kental sehingga menutup jalannya sperma juga disarankan untuk melakukan program hamil inseminasi.

Apa yang perlu dipersiapkan sebelum inseminasi?

Secara umum prosedur inseminasi diawali dengan menyiapkan sampel sperma dan pemantauan ovulasi. Persiapan sampel sperma diambil dari kualitas sperma yang paling sehat, sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan lebih besar. Oleh karena itu, sebelum menjalankan prosedur ini, pasien pria disarankan agar memperbaiki kualitas tidur serta mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi.

Sementara di waktu yang hampir bersamaan, pemantauan ovulasi pada rahim wanita juga dilakukan. Hal ini penting sebab penyuntikan sperma harus dilakukan pada saat yang tepat. Pemantauan ovulasi biasanya dilakukan melalui sampel urine dengan melihat pelepasan hormon LH. Namun, untuk hasil yang lebih akurat dokter juga akan menjalankan pemeriksaan USG Transvaginal agar pertumbuhan sel telur dapat diamati dengan jelas.

Bagaimana prosedur inseminasi dilakukan?

Setelah langkah-langkah persiapan selesai dilakukan, maka prosedur inseminasi pun akan dilaksanakan oleh dokter kandungan. Pada saat ini, dokter kandungan akan meminta Mom untuk tidur dalam posisi terlentang. Kemudian, alat penyangga atau spekulum dimasukkan pada vagina agar bisa terbuka lebih lebar. Tujuannya jelas agar sperma bisa masuk dengan lancar tanpa terhalang.

Setelah spekulum dipasangkan, kateter berisi sampel sperma sehat dengan kualitas terbaik dimasukkan ke dalam vagina. Sperma tersebut kemudian melewati leher rahim dan masuk ke dalam rahim. Di sanalah sperma akan didorong masuk dan kateter serta spekulum bisa dilepaskan. Prosedur ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja, Mom. Setelah pelaksanaan Mom bisa pulang ke rumah tanpa harus menjalani rawat inap.

Apa yang dilakukan setelah melalui prosedur inseminasi?

Perlu diketahui bahwa prosedur inseminasi tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, pada beberapa kasus wanita akan merasakan kram sesaat tapi tidak memiliki dampak panjang. Nah, setelah melalui prosedur ini Mom bisa menantikan hasil dengan tes kehamilan seperti biasanya.

Tes kehamilan dilakukan setidaknya 2 minggu setelah prosedur inseminasi dilakukan. Terlalu awal melakukan pemeriksaan justru akan memberikan hasil yang tidak akurat. Apabila ternyata hasil pemeriksaan kehamilan belum menunjukkan tanda positif, maka Mom akan disarankan untuk kembali mengulang program hamil inseminasi. Pelaksanaan prosedur ini bisa diulangi dalam jangka waktu 3 – 6 bulan ke depan agar peluang hamil lebih besar.

Berapa biaya yang harus dipersiapkan untuk inseminasi?

Terakhir, untuk menjalankan program hamil inseminasi tentu ada sejumlah biaya yang perlu Mom persiapkan. Meski tidak semahal program bayi tabung, tarif yang dikenakan untuk menjalankan prosedur inseminasi tetap harus dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Hal ini penting agar Mom tetap bisa memenuhi kebutuhan yang lain selama menjalankan program hamil.

Di tahun 2019 ini, biaya inseminasi di beberapa rumah sakit yang tersebar di wilayah Jabodetabek mencapai Rp8 juta – Rp12 juta untuk sekali menjalankan. Biaya ini akan bervariasi sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang dipilih.

Itulah tadi beberapa hal yang perlu Mom ketahui tentang program hamil inseminasi. Jadi, sudahkah Mom membulatkan tekad untuk melalui prosedur ini agar bisa mendapatkan keturunan? Semoga berhasil, ya!