Apabila bayi lahir sebelum usia kehamilan Mom mencapai 37 minggu, maka ia bisa dikatakan lahir prematur. Bayi lahir prematur memiliki risiko mengalami gangguan fisik dan tumbuh kembang. Beberapa risiko ini bisa berupa masalah pencernaan, lebih rentan terkena infeksi, hingga risiko sindrom kematian bayi mendadak.

Itulah kenapa selain menjaga kesehatan dan kehamilan, Mom juga sebaiknya memahami penyebab bayi lahir prematur. Dengan begitu, Mom bisa melakukan langkah pencegahan demi meminimalisir terjadinya bayi lahir prematur.

Jarak antar kehamilan

Apakah Mom baru saja melahirkan dalam waktu setahun belakangan ini? Jika iya, bisa jadi inilah yang menjadi penyebab bayi lahir prematur, Mom. Pasalnya, studi menunjukkan bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.

Hal ini dijelaskan dalam Jurnal Internasional Obstetri dan Ginekologi, bahwa ibu yang hamil lagi setelah dua belas bulan melahirkan memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Idealnya, Mom dianjurkan untuk menunggu hingga delapan bulan setelah kelahiran sebelum hamil lagi.

Infeksi pada organ reproduksi

Ini dia salah satu penyebab bayi lahir prematur yang paling sering terjadi. Kebanyakan kasus kelahiran bayi prematur ternyata disebabkan oleh infeksi bakteri di kandung kemih dan sistem vagina wanita. Bakteri tersebut memproduksi substansi yang bisa melemahkan selaput di bagian kantung amnion. Akibatnya, ketuban pun bisa pecah lebih cepat daripada seharusnya.

Selain infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual seperti klamidia, dan gonore juga bisa menyebabkan infeksi yang menjadi faktor penyebab kelahiran prematur. Sebaiknya lakukan pemeriksaan untuk mencegah adanya infeksi bakteri, terutama jika sebelumnya Mom pernah mengalami kasus kehamilan bayi prematur.

Berat badan yang kurang memenuhi standar

Kenaikan berat badan menjadi salah satu hal yang wajar terjadi selama kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa janin didalam kandungan mengalami pertumbuhan. Sayangnya, sebuah studi dalam Jurnal Obstetri dan Ginekologi menyebutkan bahwa sebanyak 21% ibu hamil tidak bisa menambah berat badan mereka sesuai yang dianjurkan. Nah, kurangnya berat badan inilah yang dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.

Walaupun begitu, bukan berarti Mom boleh meningkatkan berat badan dengan bebas. Meningkatkan asupan makanan sebaiknya diimbangi dengan olahraga rutin. Jika tidak, bisa-bisa Mom justru mengalami obesitas. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.

Kondisi kesehatan mental

Penyebab bayi lahir prematur tidak selamanya karena kondisi fisik, Mom. Kondisi kesehatan mental juga berperan tidak kalah penting selama kehamilan. Bahkan kesehatan mental pun dapat menjadi salah satu penyebab melahirkan prematur. Misalnya, ibu hamil yang memiliki riwayat depresi ternyata berisiko 30% hingga 40% lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur.

Mom juga perlu waspada apabila sebelumnya pernah mengalami peristiwa traumatik karena risiko kelahiran bayi prematur juga cenderung lebih tinggi. Tidak hanya itu, kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat juga ternyata bisa memicu bayi lahir prematur, Mom.

Sebagai calon ibu, tentu Mom ingin si kecil lahir dengan normal. Dengan mengetahui penyebab bayi lahir prematur di atas, semoga Mom bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat. Akan lebih baik lagi kalau Mom juga berkonsultasi dengan dokter, terutama jika sebelumnya Mom memiliki riwayat melahirkan bayi prematur. Semoga Mom dan si kecil dalam kandungan bisa selalu sehat hingga persalinan nanti, ya!