Mom pernah dengar istilah mata uang kripto alias cryptocurrency? Dalam tiga tahun terakhir, istilah tersebut mulai ramai dibicarakan publik.

Tapi, sebenarnya uang kripto pertama kali hadir sejak tahun 2009, melalui kemunculan Bitcoin. Sekarang, jenis mata uang kripto sudah mencapai 2.300 lho, Mom!

Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan uang kripto? Itu adalah token digital yang memiliki nilai. Sama halnya dengan token fisik yang biasa kita kenal dengan sebutan uang kertas, misalnya lembaran Rp1.000, Rp5.000, dan seterusnya.

Karena mata uang kripto bentuknya token digital, maka transaksinya hanya bisa melalui kanal digital.

Layaknya uang kertas, penggandaan uang kripto juga harus dihindari. Agar uang kripto memiliki nilai yang sempurna, maka koin tidak boleh diduplikasi. Untuk menghindari hal tersebut, maka muncullah teknologi blockchain.

Apa itu blockchain?

Blockchain adalah buku besar yang berisi sejarah pencatatan mata uang kripto tertentu. Semua transaksi koin kripto akan terlacak lewat blockchain, sehingga tidak mungkin membuat tiruan dalam bentuk apa pun.

Untuk mencegah gangguan, sebagian besar blockchain bersifat Open-Source (sumber terbuka) dan terdesentralisasi.

Open source berarti seluruh pemrograman dibuat tersedia untuk publik sehingga setiap orang bisa melihat cara kerjanya dengan terbuka.

Desentralisasi maksudnya adalah blockchain dioperasikan oleh banyak orang di banyak negara di dunia. Misalnya Bitcoin, siapa saja bisa mulai mengoperasikan simpul (Node) di blockchain kapan saja mereka mau. Ini mencegah oknum-oknum yang hendak mengambil alih jaringan dan menghalau gangguan dari luar.

Mata uang kripto bisa diinvestasikan?

Mom mungkin penasaran, apakah mata uang kripto bisa dijadikan salah satu instrumen investasi? Jawabannya, bisa.

Bagaimana caranya? Pertama, Mom perlu lebih banyak riset terkait beragam jenis mata uang kripto. Sebab, tiap-tiap koin memiliki kegunaan dan keunggulan masing-masing.

Riset bisa dilakukan dengan membaca berbagai informasi terkait aset kripto baik dari buku fisik, situs internet terkait blockchain seperti coinmarketcap, media seputar kripto seperti coinvestasi, coindesk, cointelegraph, dan seterusnya.

Selanjutnya, Mom perlu mengatur strategi. Konsep dasarnya mirip dengan bermain saham. Mom harus menggunakan insting kapan harus menjual, membeli, atau bertahan.

Harga aset kripto yang cenderung bervolatilitas tinggi membuat investasi ini termasuk ke dalam jenis yang tinggi risiko. Tapi tentu saja, return-nya (nilai pengembalian investasi) juga tinggi.

Oleh karenanya, pastikan untuk mendiversifikasikan aset pada portofolio untuk menjaga agar potensi profit maksimal, namun tidak juga lupa untuk meminimalisasi risikonya.

Langkah memulai investasi kripto

Ada empat langkah yang bisa Mom mulai ketika sudah matang dengan pilihan investasi uang kriptonya.

  1. Pilih crypto exchange alias bursa mata uang kripto

Pada platform crypto exchange, Mom bisa dipertemukan dengan penjual dan pembeli aset kripto baik berbasis web atau aplikasi mobile. Salah satu layanan crypto exchange yang sudah ada di Indonesia adalah Coinone Indonesia. Platform tersebut juga menyediakan layanan deposit serta penarikan uang dengan mudah.

  1. Buat akun dan verifikasi

Sama halnya seperti masuk ke dalam platform digital, Mom perlu membuat akun pribadi. Jangan lupa lakukan verifikasi email, nomor ponsel, dan akun bank, ya!

  1. Deposit rupiah melalui bank yang terverifikasi

Ini saatnya Mom bersiap membeli. Mom perlu mendepositkan sejumlah uang melalui transfer bank.

  1. Pilih aset kripto

Seperti yang sudah disebutkan di awal, saat ini sudah ada 2.300 koin dan token yang tersedia dalam pasar aset kripto. Tapi memang tidak semua crypto exchange membuat daftar seluruh ribuan koin dan token tersebut.

Koin atau token yang dilisting pada satu exchange platform dengan lainnya bisa jadi berbeda. Untuk itu, penting untuk Mom melakukan riset lebih dalam terkait aset kripto mana yang ingin diperjualbelikan.

Keuntungan investasi mata uang kripto

Layaknya sejumlah investasi dengan instrumen lainnya, mata uang kripto juga bisa meningkatkan kekayaan bersih kita. Mom perlu ingat, uang tunai yang kita punya saat ini akan berkurang nilai jualnya karena faktor inflasi.

Berbeda halnya jika kita menginvestasikannya ke aset-aset yang menguntungkan secara jangka panjang.

Keuntungan lainnya adalah teknologi di balik mata uang kripto, yakni blockchain. Tidak ada satu institusi atau negara di mana saja yang bisa mengendalikan arus transaksi serta nilai dari mata uang digital tersebut.

Blockchain juga memiliki Ledger (Buku Besar) catatan transaksi yang dapat diakses oleh semua orang tanpa ada kecurangan sedikit pun.

Risiko investasi mata uang kripto

Mom juga perlu mencermati beberapa hal: 1. Belum semua negara mengakui mata uang digital sebagai mata uang yang sah. Tiongkok dan Korea Selatan sudah melarang ICO (initial coin offering) dan perdagangan mata uang digital di negaranya. Rusia juga telah melarang penggunaan mata uang digital di negaranya. Di Indonesia, mata uang digital tidak diakui sebagai alat pembayaran, namun boleh diperdagangkan di bursa berjangka.

  1. Volatilitas yang sangat rentan. Dengan lompatan volatilitas harga yang tinggi, Mom bisa saja menghasilkan banyak uang, namun Mom juga bisa kehilangan banyak uang dalam sekejap.

  2. Risiko kehilangan. Segala bentuk transaksi digital sangat bergantung pada kata kunci alias “privacy key” kita, sewaktu-waktu itu hilang atau diretas orang, maka semua dana di dalamnya juga akan ikut lenyap.

Ada banyak faktor yang perlu kita pertimbangkan sebelum memilih salah satu mata uang kripto untuk investasi. Di antaranya: Seberapa banyak yang menyambut mata uang kripto tersebut (Penerimaan Global), seberapa mudah luas penggunaannya (Portabilitas), dan seberapa kuat keamanannya.

Setidaknya ada tiga mata uang kripto yang paling populer sampai saat ini dan bisa dijadikan tempat yang bagus untuk berinvestasi, yaitu: Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP).