Deflasi

Terakhir diperbaharui 19 Mei 2021

deflasi/def·la·si/ n

Penambahan nilai mata uang, antara lain, dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli uang yang nilainya menurun; gejala perekonomian yang merupakan akibat keadaan tersebut, seperti penurunan produksi, langkanya lapangan kerja, rendahnya daya beli masyarakat.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Apa itu Deflasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan deflasi adalah keadaan yang menunjukkan daya beli uang meningkat dalam masa tertentu karena jumlah uang yang beredar relatif lebih kecil daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia (deflation).

Secara sederhana, arti deflasi adalah penurunan harga barang dalam periode waktu tertentu secara terus menerus. Pengertian ini sangat bertolak belakang dengan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang secara umum. Deflasi bisa juga diartikan dengan disinflasi atau penurunan tingkat inflasi.

Jenis-jenis Deflasi

Terdapat dua macam deflasi, yaitu:

1. Deflasi strategis

Penerapan kebijakan pengontrolan gejala konsumtif di masyarakat yang berguna untuk mengatasi kenaikan harga pasar.

2. Deflasi sirkulasi

Keadaan saat ekonomi merosot setelah berada di titik kesuksesan yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi.

Penyebab deflasi

Ada 3 penyebab dominan deflasi, yaitu:

- Barang yang sama diproduksi secara massal

Sesuai dengan prinsip ekonomi, semakin banyak barang dengan fungsi sama di pasaran, maka harga akan semakin murah.

- Penurunan permintaan

Ketika mengalami krisis ekonomi, konsumen seringkali melakukan penghematan dan hanya akan membeli barang kebutuhan pokok saja sehingga permintaan barang melemah.

- Otoritas moneter bank

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang.

Dalam hal ini, Bank Indonesia mempunyai hak untuk mengeluarkan otoritas monitor, misalnya naiknya suku bunga bank. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank dan mengurangi jumlah uang yang beredar.