Tiap pasangan yang menunggu hari besar pernikahannya, pasti pernah mengalami stress. Kondisi tersebut disebut juga sebagai sindrom pranikah. Bila stress menjelang pernikahan tidak ditangani dengan baik, akibatnya bisa merusak hari bahagia yang seharusnya disambut dengan suka cita. Setelah merencanakan segala macamnya dengan penuh pertimbangan bersama pasangan, siapa sih yang ingin hari besarnya terusik karena sindrom pranikah?

Nah, untuk Mom yang sedang bersemangat merencanakan pernikahan dengan matang, ada baiknya untuk mempertimbangkan cara mengatasi stress menjelang pernikahan. Ruangmom punya tipsnya!

Penyebab stress menjelang pernikahan yang biasa terjadi

1. Orang tua terlalu ikut campur dan menuntut

Sering sekali terjadi, orangtua mempelai pria dan orangtua mempelai wanita cekcok mengenai hal-hal terkait pernikahan. Seperti tanggal, riasan, bahkan tema resepsinya.

Hal ini tentu saja bisa memicu stress pada si calon pengantin. Hal yang seharusnya bisa diputuskan dengan cepat, akhirnya malah berlarut-larut dan tidak bisa pindah ke persiapan lain karena kedua keluarga belum sepakat.

Apalagi jika orangtua sangat menuntut dan meminta untuk dituruti, hal ini tentunya membuat dilema sang calon pengantin dan memicu stress yang bahkan bisa mengakibatkan konflik dengan pasangan serta calon mertua.

2. Biaya pernikahan

Banyak orang terjebak dalam gambaran pernikahan impian yang harus mewah atau meriah agar bisa merasa bangga di depan tetangga. Bisa jadi kedua mempelai hanya ingin resepsi sederhana, namun orang tua ingin pesta yang besar.

Biaya pernikahan pun menjadi berlebih hingga tak bisa ditanggung oleh anggaran yang sudah ada. Akibatnya, harus pinjam ke sana ke mari. Padahal masih ada kehidupan setelah menikah yang harus dipikirkan.

Jangan sampai, hanya untuk acara sehari, kalian harus terlibat hutang selama bertahun-tahun yang menghantui kehidupan rumah tangga.

Sesuaikan saja dengan anggaran yang sudah ada, kurangi hal-hal yang tidak perlu dalam pernikahan Anda agar terhindar dari cobaan menjelang pernikahan akibat biaya yang terlalu besar tidak perlu terjadi.

3. Ekspektasi yang terlalu tinggi

Seringkali, ekspektasi yang berlebihan terhadap pasangan maupun dalam prosesi pernikahan, bisa mengakibatkan kekecewaan yang menimbulkan stress.

Apalagi jika Anda punya impian tentang pernikahan dengan tema atau adat tertentu, namun hal itu tidak bisa diwujudkan karena masalah biaya atau masalah lainnya.

Karena itulah, sebaiknya jangan terlalu berharap tinggi. Turunkan ekspektasi, yakinkan diri bahwa apapun yang terjadi, yang paling penting adalah Anda akan bersatu dengan orang yang dicintai.

4. Keraguan terhadap pasangan yang tiba-tiba muncul

Seringkali, persiapan pernikahan yang menguras tenaga dan pikiran membuat salah satu pasangan justru menyerahkan itu pada pihak lain. Hal ini bisa memicu perasaan marah dan kecewa dalam diri wanita, hingga akhirnya timbul keraguan akan kekuatan komitmen pasangan.

Misalnya adalah drama seperti munculnya mantan kekasih sebagai godaan sebelum menikah, atau pacar yang menjadi kurang perhatian karena sibuk menyiapkan pernikahan.

Semua hal ini bisa menimbulkan keraguan dalam diri untuk meneruskan hubungan ke pelaminan, namun jangan menyerah pada emosi sesaat. Yakinkan diri bahwa Anda telah memilih orang yang terbaik sebagai pasangan hidup.

5. Ketakutan terjadi hal-hal buruk di hari pernikahan

Pernikahan adalah momen sakral, harapannya hanya terjadi sekali seumur hidup. Meskipun godaan sebelum menikah pasti ada, tentunya Mom dan pasangan ingin semuanya berjalan dengan sempurna. Namun, meskipun telah mempersiapkan semuanya dengan matang, masih tetap ada kekhawatiran sesuatu yang buruk terjadi di hari H.

Hal ini bisa memicu stress menjelang pernikahan yang sebenarnya tidak perlu. Yakinkan diri Anda bahwa semuanya terjadi sebagai ujian orang yang akan menikah dan akan terlewati baik-baik saja, supaya tidak terlalu stress saat memikirkannya.

6. Gelisah memikirkan malam pertama

Malam pertama ternyata juga bisa menjadi penyebab stress menjelang pernikahan, terutama pada kaum wanita. Apalagi bila calon suami maupun calon istri tidak punya pendidikan seks yang memadai, dan tidak tahu bagaimana cara melakukannya karena masih sama-sama perawan dan perjaka.

Takut tidak bisa memuaskan pasangan, cemas tidak bisa melakukannya dengan benar, menjadi hal-hal yang membuat Anda khawatir menjelang pernikahan.

Padahal, hal ini bisa dibicarakan dengan pasangan Anda. Dan malam pertama tidak harus langsung berhubungan seksual. Kalian bisa saling mengenali tubuh pasangan dulu, sebelum melakukan hubungan badan di waktu yang lain.

Tips mengatasi stress menjelang pernikahan

Stress adalah hal yang tak bisa dihindari, namun bisa diatasi. pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan, namun juga dua keluarga. Perubahan besar ini tentunya akan membuat psikologis seseorang rawan terkena stress.

Kunci utamanya, komunikasi dengan pasangan. Jangan abaikan ia saat sedang curhat masalah persiapan pernikahan, atau kecemasan-kecemasan yang dialami menjelang pernikahan.

Hiburlah pasangan yang mengalami stress, dan berbagi pendapat mengenai hal-hal yang membuat kalian stress. Libatkan keluarga untuk memecahkan masalah yang sulit kalian selesaikan sendiri.

Bila mampu, Anda juga bisa meminta bantuan wedding organizer untuk membantu persiapan pernikahan supaya bebannya lebih ringan di pundak kalian.

Apabila hal-hal di atas masih belum cukup untuk meredam stress dan cobaan menjelang pernikahan, saatnya mengunjungi konselor pernikahan yang bisa membantu Mom dan pasangan menganalisa penyebab stressnya, apakah berasal dari luar, ataukah berasal dari ketakutan-ketakutan pribadi yang sebenarnya diada-adakan saja.

Setelah itu baru bisa dilakukan proses pemecahan masalah dan stress yang dialami.

Semoga informasi di atas bisa membantu Anda dan pasangan dalam menghadapi stress menjelang pernikahan.