Tidur merupakan proses yang penting dalam kehidupan anak. Namun, sayangnya tidur juga bisa menjadi tantangan.

Pasalnya, anak bisa mudah terbangun dan rewel, sehingga membuat Mom kesulitan membuat anak terlelap lagi.

Agar Mom tidak lelah dan terganggu, ada beberapa hal yang bisa Mom and Dad lakukan, salah satunya adalah dengan sleep training

Dengan melakukan metode sleep training, si kecil akan memiliki jadwal tidur sehingga seiring waktu menjadi terbiasa untuk tidur sendiri dengan lelap dan nyaman.

Apabila Mom tertarik, berikut ini adalah penjelasan lebih lanjutnya.

Apa itu Sleep Training?

Sleep training adalah metode yang bertujuan untuk melatih anak agar bisa tidur sendiri dengan tenang tanpa bantuan. Apabila terbangun sekalipun ketika sudah tertidur, anak bisa menenangkan diri dan kembali tertidur.

Meskipun sleep training bukan hal yang mudah untuk dilakukan, mungkin para orangtua juga merasa tidak tega ketika meninggalkan anak menangis dan tidur sendiri ketika dilakukan sleep training. Namun ketika menghadapi ini, Mom perlu menjalaninya dengan penuh kesabaran dan konsisten.

Apakah Manfaatnya Sleep Training?

Manfaat sleep training bukan hanya dirasakan oleh si kecil namun juga oleh orangtua.

Bagi si kecil, tidur yang berkualitas bisa membantu perkembangan kognitif, atensi, bahasa dan juga perkembangan emosi.

Nah, para orang tua bisa mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik sehingga suasana hati dan juga performa selama bekerja juga bisa terjaga.

Selain itu, Mom juga bisa meningkatkan bonding time dengan Dad.

Kapan Usia Terbaik untuk Mulai Sleep Training?

Sleep training bisa dimulai pada usia 4 bulan karena pada usia tersebut, si kecil sudah bisa menenangkan dirinya, dan tidak lagi memerlukan pemberian makanan di malam hari.

Berapa Jumlah Waktu Tidur yang Ideal untuk Anak?

Berikut ini adalah jumlah jam tidur yang disarankan berdasarkan American Academy of Pediatrics:

  • Usia 4 bulan hingga 1 tahun: 12-16 jam
  • Usia 1 hingga 2 tahun: 11-14 jam
  • Usia 3 hingga 5 tahun: 10-13 jam
  • Usia 6 hingga 12 tahun: 9-12 jam
  • Usia remaja: 8-10 jam

Metode Sleep Training

The Cry It Out Method

Pada metode ini, setelah Mom memberikan rutinitas sebelum tidur (contoh: memberi pelukan dan ciuman kepada si kecil), si kecil harus ditinggalkan tertidur sendiri.

Pada umumnya, Respon anak adalah untuk menangis, dan yang perlu Mom lakukan adalah membiarkan anak beradaptasi.

Seiring dengan jalannya waktu, anak akan beradaptasi dan terbiasa dengan tidur sendiri. Tentunya, membiarkan anak menangis bukan hal yang mudah untuk Mom lakukan, namun jangan khawatir karena metode ini bisa memberikan keberhasilan dalam waktu cepat.

The Ferber Method atau The Check and Console Method

Metode ini mirip dengan metode Cry It Out namun lebih bertahap.

Pada metode Cry It Out, Mom harus membiarkan anak beradaptasi sendiri. Namun, pada metode Ferber, Mom diperbolehkan untuk kembali pada anak dan menenangkan ketika anak menangis.

Namun setelah beberapa malam, Mom dianjurkan untuk mengurangi intensitas menemani anak ketika anak menangis selama sleep training. Pasalnya, ini mengajarkan anak untuk menenangkan diri.

Berdasarkan studi, tidak ditemukan efek jangka panjang dari emosi anak seperti stress, gangguan perilaku atau kedekatan dengan orang tua setelah menggunakan metode Ferber.

Chair Method

Metode ini dikerjakan dengan cara Mom duduk di dekat tempat tidur anak, lalu menenangkan anak ketika diperlukan. Secara perlahan, kursi akan dijauhi dari tempat tidur anak.

No Cry Method

Apabila dari metode-metode sebelumnya Mom tidak disarankan untuk menenangkan anak ketika menangis, atau mengurangi intensitas menemani anak selama menangis, pada metode No Cry, Mom dianjurkan untuk memeriksa anak, turut membantu anak untuk tertidur dan menghibur bahkan sebelum anak menangis.

Namun, metode ini membuahkan hasil lebih lama jika dibandingkan dengan metode lainnya.

Tips Untuk Melancarkan Sleep Training

Tips berikut ini bisa membantu Mom melancarkan sleep training:

  • Pada saat Mom mencoba sleep training, mungkin metode yang Mom gunakan tidak langsung membuahkan hasil yang Mom inginkan, namun tidak apa-apa. Tentunya, proses sleep training berbeda-beda pada setiap anak. Mom tetap semangat, sabar dan konsisten dalam membantu anak menjalani sleep training.
  • Mom perlu berdiskusi dengan Dad hingga mencapai kesepakatan kapan ingin memulai sleep training karena untuk menjalani sleep training, perlu kerja sama yang baik antara orang tua.
  • Membuat rutinitas sebelum tidur. Mom bisa mencoba rutinitas seperti berikut ini:

o Meredupkan lampu kamar tidur sehingga mengajarkan anak akan konsep siang dan malam.

o Mengajak anak menggosok gigi, mencuci kaki dan tangan sebelum tidur.

o Membaca buku bersama dengan anak.

o Mengajak anak untuk tidur di kamarnya. Usahakan anak selalu tidur di dalam kamar tidur, hindari dari keramaian misalkan menidurkan anak di ruang tamu.

  • Mom perlu memiliki keyakinan dan percaya diri dalam memulai dan menjalani sleep training.

Sleep training tentunya membutuhkan waktu, kesabaran, dan juga kesiapan dari orang tua. Jumlah waktu yang dibutuhkan tergantung dengan metode yang Mom pilih dan respon bayi terhadap metode tersebut. Jika satu metode belum membuahkan hasil, Mom bisa mencoba metode lain.

Semoga bermanfaat!

Ditulis oleh: dr Florencia Adeline