Terbatasnya ruang menyusui di area publik dan perkantoran, kerap membuat para Mom mengambil risiko untuk memompa ASI di toilet. Padahal, toilet merupakan tempat yang berisiko untuk memompa ASI.

Karena di toilet penyebaran kuman dan virus sangat mudah. Selain itu, suasana toilet yang ramai kadang gaduh dengan lalu lalang orang yang antri ingin menggunakan bilik dapat juga memengaruhi suasana hati Mom. Hal ini tentu dapat juga memengaruhi proses kelancaran memerah ASI.

Akhirnya pilihan menggunakan toilet untuk memerah secara kepatutan dapat menimbulkan polemik dan perdebatan. Berikut beberapa hal yang harus Mom ketahui terkait risiko memerah ASI di toilet.

1. Tidak higienis dan penyebab pelbagai penyakit

Dalam sebuah studi disebutkan ada kurang lebih 100 juta kuman dan bakteri di dalam toilet. Mulai dari bakteri penyebab gangguan pernafasan, gangguan pencernaan, sampai tifus dan diare bersarang di dalam bilik toilet. Nah, terbayang kan Mom bagaimana kualitas kebersihan sebuah toilet apalagi berkaitan dengan kegiatan memerah ASI?

Selain itu, usus anak-anak di bawah usia 6 bulan masih rentan terserang berbagai macam kuman. Bayangkan jika ASI terkontaminasi berbagai bakteri dan kuman tersebut?

2. Kualitas pencahayaan yang perlu dipertimbangkan

Beberapa ahli meneliti bahwa cahaya dapat memengaruhi hasil dan kualitas ASI yang dipompa. Seperti diketahui, toilet pada umumnya bercahaya sedikit redup atau bahkan sangat terang di beberapa bagian.

Cahaya dan suasana di dalam bilik akan memengaruhi otak untuk memproduksi hormon prolaktin. Hormon inilah yang mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk memproduksi ASI.

Saat pencahayaan kurang atau terlalu terang, dapat mengalihkan perhatian sehingga memengaruhi kuantitas dan kualitas ASI yang dikeluarkan secara tidak langsung.

3. Posisi saat memerah asi yang tidak mendukung

Untuk dapat memerah secara maksimal, posisi harus dalam kondisi duduk, punggung bersandar secara rileks. Posisi ini diperlukan agar otot-otot di sekitar payudara tidak berkontraksi dan fokus untuk mengeluarkan ASI.

Posisi ideal ini susah di dapatkan di bilik toilet, sehingga tidak jarang dilakukan sambil berdiri dan membungkuk di atas wastafel. Selain tidak nyaman, posisi ini membuat ASI yang diperah keluar tidak maksimal.

4. Riskan menimbulkan gangguan kesehatan

Saat hormon tidak bekerja secara maksimal, dapat mengakibatkan gangguan sindrom metabolik dan potensi gangguan kesehatan jangka panjang. Risiko kesehatan akibat kurang maksimalnya kinerja hormon ini antara lain adalah ancaman kanker payudara.

Selain itu, secara faktor kesehatan mental, adanya risiko baby blues syndrome dan postpartum depression akan meningkat.

Jika terpaksa memerah ASI di toilet

Jika Mom terpaksa mengambil risiko memerah ASI di dalam toilet, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan.

  1. Cuci tangan dengan sabun untuk menjaga kebersihan.

  2. Batasi waktu, memerah maksimal 10 menit. Semakin cepat semakin baik.

  3. Bawalah handuk kecil, dapat digunakan untuk mengalasi peralatan.

  4. Siapkan tisu atau pump wipes untuk menyeka peralatan pompa usai digunakan.

  5. Gunakan bra menyusui, lebih ringkas dan praktis digunakan.

  6. Jika memungkinkan, tuang dan simpanlah ASI hasil perah di lokasi lain. .

    Ini tempat yang direkomendasikan untuk memerah ASI

Jika Mom berada di kantor, mintalah izin untuk menggunakan ruang rapat, ruang tunggu atau ruangan kosong lain yang memiliki akses pintu.

Pastikan juga pintu dapat dikunci dan tidak ada kamera pengawas di dalam ruangan.

Jika berada di mal atau pusat perbelanjaan, Mom dapat mencari ruangan ganti pakaian, atau ruang musala khusus wanita. Pastikan ruangan-ruangan itu dapat digunakan dan telah meminta izin sebelumnya.

Pastikan juga, di ruangan itu Mom dapat:

  1. Tersedia meja atau permukaan rata untuk meletakan pompa ASI atau botol.

  2. Alas duduk, karpet atau kursi yang cukup nyaman untuk bersandar.

  3. Akses stop kontak listrik, untuk menjaga bila alat pompa kehabisan daya.

  4. Akses ke wastafel untuk mencuci dan membersihkan alat.