Memiliki anak yang cerdas adalah keinginan semua Mom dan Dad. Pasalnya, kecerdasan anak adalah bekal yang dapat membantunya meraih kesuksesan pada masa depan.

Pada umumnya, intelligence quotient (IQ) digunakan untuk menilai tingkat kecerdasan anak. IQ tidak meliputi semua macam kecerdasan, melainkan kemampuan anak untuk merencanakan, memecahkan masalah, dan mengerti ide yang bersifat kompleks.

Katanya, IQ anak diturunkan dari Mom. Ini karena kromosom X diwariskan kepada anak dari Mom. Apakah itu benar?

Yuk simak faktanya di sini!

Baca juga: 10 Mainan Anak 2 Tahun Edukatif untuk Stimulasi Kecerdasannya

Apakah Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu?

Ternyata faktanya lebih rumit dari itu Mom. Sebenarnya, kecerdasan merupakan perpaduan dari berbagai variasi gen, nutrisi dan lingkungan.

Pada umumnya, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kecerdasan dipengaruhi komponen genetik, namun tidak secara spesifik suatu gen tertentu. Bahkan variasi dari gabungan ratusan sampai ribuan gen hanya berkontribusi terhadap sebagian kecil dari IQ secara keseluruhan.

Mitos kecerdasan anak menurun dari ibu disebarkan oleh suatu artikel blog di Sina Weibo yang mengklaim bahwa peran genetik ibu tiga kali lebih kuat dalam mempengaruhi kecerdasan anak dibandingkan ayah.

Artikel tersebut mengklaim bahwa karakter cerdas dibawa oleh kromosom X (perempuan). Walaupun begitu, artikel ini tidak mencantumkan sumber ilmiah yang jelas, terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Kecerdasan Anak

Terdapat banyak sekali faktor yang berperan dalam kecerdasan anak, seperti:

  1. Lingkungan hidup terutama pada 5 tahun pertama kehidupan saat otak masih dibentuk sesuai situasi dan kondisi dimana anak dibesarkan

  2. Nutrisi lengkap dan akses pelayanan kesehatan

  3. Faktor sosio-ekonomi seperti tingkat edukasi orangtua, jumlah kakak beradik, dan lain-lain.

  4. Kesempatan dan ketersediaan akses pendidikan

Cara Mendidik Anak Menjadi Cerdas

Mom bisa mengikuti tips berikut ini untuk mendukung perkembangan kognitif anak:

Sering mengajak anak mengobrol dan membaca.

Walaupun bayi belum dapat berbicara, otaknya tetap menyerap informasi seperti spons. Setiap interaksi timbal balik, setiap hal yang didengar terekam dengan jelas di otaknya dan menjadi bank simpanan kata dan pemahaman di kemudian hari.

Oleh karena itu, Mom sebaiknya kenalkan si kecil kepada kosakata yang melambangkan emosi (bahagia, senang, sedih dan frustasi). Hal ini baik untuk membangun sikap fleksibel terhadap berbagai situasi keseharian. Ajari juga untuk berempati dengan hal yang dialami orang lain, misalnya saat melihat anak lain yang sedih karena tersandung dan ingin dipeluk Momnya.

Menjelaskan berbagai hal yang membuat anak penasaran.

Anak cerdas rasa ingin tahunya luas sekali, walau seringkali rasanya Mom lelah menjawab semua pertanyaan ajaib anak. Sesungguhnya, anak sedang mempelajari dunia di sekitarnya dan otaknya akan mengolah informasi dengan lebih baik saat kita menjelaskan hal-hal dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Mom menjawab karena anak harus nurut, tapi lebih baik sambil menjelaskan konsekuensinya dalam bahasa yang sederhana.

Menjadi contoh yang baik.

Sesungguhnya anak adalah peniru yang baik. Si kecil pasti akan mengamati kegiatan orang di sekitarnya, terutama hal yang dilakukan orang tuanya.

Anak yang penasaran akan melakukan meniru orang tuanya dengan cara seperti pura-pura mengetik di komputer atau pura-pura memasak. Bermain adalah cara anak belajar. Oleh karena itu, Mom harus selalu memperhatikan ucapan dan tindak-tanduk keseharian yang akan diteladani oleh anak.

Mengajarkan bahasa kedua

Bilingual atau menguasai lebih dari satu bahasa mengaktifkan lebih banyak bagian otak dibandingkan hanya satu bahasa. Dengan itu, Mom dianjurkan untuk mengajari bahasa kedua kepada anak.

Memacu kemandirian

Semakin anak besar, umumnya akan mulai timbul rasa kemandirian, sehingga anak ingin mencoba mengerjakan segala sesuatunya sendiri tanpa tidak langsung dibantu.

Akan tetapi, Mom perlu mengawasi dan sigap turun tangan jika anak tampak kesusahan. Si kecil tetap dapat lebih mandiri namun tingkat kesulitan diatur sehingga tidak keburu frustasi mencoba.

Jadi Itulah faktanya dibalik kecerdasan anak Mom. Tentunya, anak yang cerdas memiliki dukungan baik di rumah dan di lingkungan sekitarnya. Pastikan si kecil mendapatkan stimulasi positif dan nutrisi yang cukup untuk memaksimalkan perkembangan kognitif si kecil.

Semoga artikel ini bermanfaat!