Kehadiran sejumlah tayangan bertemakan anak-anak membuat Mom dan Dad terbuai dan membiarkan Si Kecil asyik menghabiskan waktu di depan layar.

Mom dan Dad mungkin berpikiran acara-acara tersebut sudah masuk kategori ramah anak dan memberikan hiburan positif bagi bayi.

Tapi tahukah Mom, menurut ahli tumbuh kembang anak, mengajak bayi di bawah usia 2 tahun menonton televisi sebenarnya tidak disarankan. Pasalnya, kebiasaan bayi nonton TV akan berpotensi memberikan gangguan memori jangka pendek, pemahaman kata dan gangguan berbicara akibat paparan televisi.

Pengaruh bayi nonton TV

“Acara khusus televisi dan DVD rancangan khusus bagi bayi yang mengklaim dapat meningkatkan perkembangan otak secara nyata, lebih membawa pengaruh buruk bagi perkembangan otak bayi,” demikian menurut keterangan dokter ahli yang dimuat dalam majalah Neu-Isenburg, Jerman.

Menurut penelitian lain di Amerika Serikat, terbukti bayi dengan usia 8-12 bulan yang dibacakan cerita dapat mengenali perbendaharaan kata yang lebih baik daripada bayi yang mendengar cerita serupa dari media televisi.

Bayi yang sering mendapat paparan televisi memiliki perbendaharaan kata 20 persen lebih sedikit daripada mereka yang tidak. Dengan kata lain, mengajak bayi berbicara, mendengarkan cerita jauh lebih baik daripada membiarkan mereka di depan televisi atau gawai pintar.

Selain itu, beberapa gangguan akibat paparan media televisi atau gawai elektronik dari kebiasaan bayi nonton TV antara lain:

1. Gangguan penglihatan

Media televisi juga dianggap bertanggung jawab pada kerusakan retina mata bayi akibat pancaran sinar biru (blue light). Ada dua hal yang memengaruhi kerusakan retina pada bayi, pertama lama waktu menonton dan jarak menonton.

Kerusakan retina mencapai skor 70-80 persen pada bayi usia 0-2 tahun yang rutin terpapar televisi.

2. Risiko perilaku agresif

Penelitian juga mengaitkan perilaku agresif anak-anak di masa tumbuh kembang dengan kebiasaan menonton televisi.

3. Gangguan pada otak

Bayi menafsirkan apa yang mereka lihat di televisi sebagai kehidupan nyata. Ini membuat gangguan pada anak-anak dan memengaruhi pola perilaku, pemahaman benar dan salah atau pengambilan keputusan di kemudian hari.

4. Gangguan tidur dan konsentrasi

Bayi nonton TV secara rutin umumnya juga mengalami masalah gangguan tidur dan mudah teralih perhatiannya. Jika terlambat, gangguan ini dapat terbawa hingga usia selanjutnya dan memengaruhi banyak faktor kesehatan lain.

5. Efek kecanduan

Televisi dan gawai, tentu saja menimbulkan efek ketagihan. Ini karena bayi belum bisa membedakan jenis tayangan dan otak akan merekam hal ini sebagai sebuah rutinitas.

Kapan mengenalkan tayangan ke bayi?

Para ahli berpendapat, otak bayi membutuhkan sedikitnya waktu 18 bulan untuk berkembang dan memahami berbagai gambar, simbol, lambang, suara dan lainnya.

Fase ini juga menjadi permulaan otak bayi akan berkembang hingga tiga kali ukurannya sampai usia 2 tahun. Oleh sebab itu, di masa perkembangan otaknya, Mom diharapkan lebih banyak membangun interaksi dengan sentuhan, berbicara, bernyanyi dan bermain secara fisik untuk membantu perkembangan otaknya secara maksimal.

Secara bertahap Mom dapat mengenalkan televisi seturut perkembangan usia mereka. Dan harap Mom mendampingi anak-anak saat menyaksikan tayangan mereka ya.

Perbanyak aktivitas ini untuk mengganti kebiasaan bayi nonton TV

Untuk bayi di bawah 2 tahun, sebaiknya Mom melakukan beberapa aktivitas di bawah ini daripada mengajaknya menonton tayangan dari media elektronik.

1. Bermain

Aktivitas bermain dengan mereka, misalnya mengenal warna dan bentuk, berlatih menggenggam benda, atau belajar meraih benda dan sebagainya. Aktivitas ini akan merangsang pertumbuhan motorik dan sensoriknya secara optimal.

2. Bercerita

Dengan mengajaknya bercerita, Mom mengenalkan banyak kosakata baru dalam memori bayi. Meski belum dapat berbicara dengan jelas, namun bayi dapat mereka setiap kata-kata yang diulang oleh orang tuanya dengan baik. Semakin banyak mendengar, maka akan membantu bayi untuk belajar berbicara.

3. Bernyanyi

Kenalkan mereka sejak dini dengan musik dan nyanyian. Perasaan rileks dan menyenangkan akan baik untuk pertumbuhan emosionalnya. Musik juga dianggap menstimulus perkembangan otak bayi secara maksimal.

Baca juga: Enam Manfaat Membacakan Buku Untuk Anak Sebelum Tidur