Apa yang Mom bayangkan ketika mendengar suku bunga naik? Takut atau justru senang?

Suku bunga yang naik memang bisa menyenangkan, bagi Mom yang punya tabungan. Sebaliknya, kabar suku bunga yang naik bisa bikin Mom panas dingin karena berarti tagihan kredit bakal naik pula.

Kenapa bisa begitu ya, Mom? Ini penjelasan lengkapnya.

Apa itu suku bunga?

Definisi bunga bisa terbagi dalam dua hal berbeda. Pertama dalam konteks pinjaman, bunga adalah timbal balik yang didapatkan oleh kreditur atas dana yang dipinjamkan ke debitur.

Misalnya, Mom meminjam uang ke bank sebesar Rp6.000.000 dengan bunga 2 persen per bulannya selama setahun. Maka, besaran bunga yang harus dibayarkan Mom adalah Rp6.000.000 x 2 persen = Rp120.000.

Jadi, total pinjaman yang harus dibayar per bulan oleh Mom adalah Rp12.000.000 dibagi 12 bulan = Rp500.000 dan ditambahkan Rp120.000 menjadi Rp6.200.000

Kedua dalam konteks investasi, bunga adalah keuntungan dari investor atas dana yang diinvestasikan.

Contohnya seperti ini, Mom menabung Rp12.000.000 dalam bentuk tabungan deposito dengan keuntungan 5 persen. Maka, total bunga yang didapat Mom adalah Rp12.000.000 x 5 persen = Rp600.000.

Sehingga, saat tenor deposito Mom berakhir, jumlah tabungan yang bisa diraih adalah Rp12.600.000.

Baik bunga pinjaman maupun tabungan sama-sama dinyatakan dalam bentuk persen.

Jenis bunga dalam perbankan

Berdasarkan definisinya tersebut, maka jenis bunga bisa dibagi menjadi:

1. Suku bunga kredit (lending facility), yakni jenis bunga yang digunakan dalam urusan pinjam meminjam. Klasifikasi suku bunga kredit bisa dibagi berdasarkan sifat dan perhitungannya, yakni:

  • Suku bunga tetap (fixed), yang berarti tingkatannya tidak berubah selama masa kredit.

  • Suku bunga mengambang (floating), yang artinya tingkatnya berubah-ubah mengikuti suku bunga pasar selama masa kredit.

Ada juga klasifikasi suku bunga kredit yang berdasarkan perhitungannya, yaitu:

  • Suku bunga flat, yang dihitung dari jumlah awal pokok pinjaman dan dibagikan secara proporsional berdasarkan tenor kredit.

  • Suku bunga efektif, yang dihitung dari sisa jumlah pokok pinjaman sehingga besaran bunga yang dibayarkan akan turun seiring sisa masa pembayaran

  • Suku bunga anuitas, yang merupakan gabungan antara suku bunga flat dan efektif. Artinya, bunga dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman namun dibagikan secara proporsional berdasarkan tenor.

2. Suku bunga simpanan (deposit facility), yaitu jenis bunga yang digunakan dalam perhitungan simpanan. Tidak seperti suku bunga kredit, perhitunga suku bunga jenis ini lebih mudah.

Ada dua jenis suku bunga simpanan:

  • Simpanan tabungan: diberikan bank kepada nasabahnya berdasarkan jumlah tabungan.

  • Simpanan deposito: diberikan bank kepada nasabah yang membuka tabungan deposito dengan besaran suku bunga yang sama dan tidak akan berubah selama jangka waktu yang ditentukan.

Naik turunnya suku bunga

Naik turun atau fluktuasi suku bunga dipengaruhi oleh keinginan masyarakat meminjam uang di bank. Suku bunga rendah yang dipatok oleh bank tentu bakal membuat minat masyarakat meminjam semakin tinggi.

Sebaliknya, saat suku bunga tinggi, maka masyarakat bakal cenderung untuk menyimpan uangnya daripada menghabiskan untuk membeli barang atau memperluas usaha.

Kondisi tersebut bisa berbeda dalam konteks antarnegara, perubahan suku bunga juga dapat memengaruhi persepsi dan minat investor asing untuk membawa uangnya masuk ke sebuah negara.

Misalnya, suku bunga di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, maka investor asing bakal lebih tertarik menanamkan uangnya di Indonesia karena berharap bisa mendapatkan imbal hasil lebih tinggi.

Sedang jika suku bunga di Indonesia lebih rendah, investor menjadi tidak tertarik dan mungkin memilih untuk menarik uangnya dan memindahkannya ke negara lain.

Siapa yang menentukan suku bunga

Karena suku bunga berlaku untuk urusan rumah tangga sampai negara, maka negara—dalam hal ini Bank Indonesia—adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk menentukan suku bunga dasar atau acuan.

Penentuannya akan bergantung pada beragam kondisi di masyarakat juga global. Perbankan wajib menggunakan suku bunga acuan BI sebagai referensi dalam penentuan suku bunga bagi nasabah.

Meski tidak selalu sama, namun perbankan dilarang memasang suku bunga nasabah yang jauh melampaui suku bunga acuan BI.

Bank Indonesia atau bank sentral di negara lain akan menurunkan suku bunga jika jumlah uang beredar di masyarakat terlalu sedikit.

Kebijakan ini kerap disebut moneter longgar, dengan tujuan jika uang yang beredar lebih banyak (melalui pinjaman), maka masyarakat akan lebih terdorong untuk berbelanja dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian.

Begitu pula ketika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka mereka akan menjalankan kebijakan moneter ketat yakni dengan menaikkan suku bunga. Tapi tentunya keputusan ini tidak bisa diambil sembarangan karena akan berdampak pada kenaikan biaya pinjaman individu maupun perusahaan.

Oh iya, pada saat kondisi ekonomi sedang sulit, bank sentral biasanya menurunkan suku bunganya agar tingkat konsumsi masyarakat tidak terganggu, Mom.