Menurut, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah, menopause adalah fase tak terelakkan dari kehidupan seorang perempuan. Biasanya menopause akan terjadi di atas usia 50 tahun. Namun, hal ini juga dapat terjadi lebih awal saat perempuan berusia di bawah 40 tahun, inilah yang disebut menopause dini.

Menopause dini terjadi ketika perempuan yang masih berumur di bawah 40 tahun berhenti menstruasi dan tingkat kesuburannya menurun.

Gejala Menopause Dini

Gejala menopause dini meliputi:

● Menstruasi tidak teratur hingga berhenti sama sekali ● Darah haid keluar lebih banyak atau lebih sedikit dibanding biasanya ● Sensasi panas yang menyebar secara mendadak dari perut bawah ke bagian atas tubuh atau disebut hot flush. ● Vagina terasa kering ● Susah mengendalikan keinginan buang air kecil ● Gangguan pada kandung kemih ● Kulit, mulut, dan mata jadi lebih kering ● Gangguan emosi seperti gelisah, susah tidur, mood yang buruk hingga depresi ringan. ● Gairah seksual menurun.

Gejala di atas mirip dengan gejala yang terjadi pada menopause normal. Apabila Mom mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan, untuk memastikan apakah Mom mengalami menopause dini atau tidak.

Faktor Risiko Terjadinya Menopause Dini

Kegagalan fungsi ovarium secara prematur

Menopause terjadi saat ovarium atau indung telur perempuan tidak dapat lagi berfungsi secara normal. Perempuan yang mengalami kegagalan fungsi ovarium masih dapat mengalami menstruasi, namun akan sulit untuk mendapatkan keturunan.

Faktor genetik

Beberapa ilmuwan meyakini bahwa kondisi menopause pada perempuan dipengaruhi oleh faktor genetik. Biasanya, masa menopause seorang perempuan akan datang dalam waktu yang sama seperti ibunya. Misal, apabila ibunya menopause di usia 45 tahun, maka anak perempuannya berisiko tinggi akan mengalami menopause di usia yang sama.

Dampak dari kemoterapi dan radiasi

Pengobatan dan perawatan penyakit kronis seperti kanker, kadang membutuhkan terapi radiasi atau kemoterapi. Apabila terapi ini dilakukan di sekitar panggul, dapat menyebabkan gangguan fungsi ovarium hingga menyebabkan menopause dini.

Tindakan operasi

Operasi bedah untuk mengangkat indung telur dalam prosedur tubektomi atau pengangkatan tuba fallopi pada kasus hamil ektopik, dapat meningkatkan risiko Mom mengalami menopause dini.

Efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi

Konsumsi obat-obatan dosis tinggi untuk mengobati penyakit kronis seperti tumor, gangguan psikologis, dan lainnya juga berisiko menyebabkan menopause dini.

Kebiasaan merokok

Beberapa penelitian menyebutkan, bahwa perempuan yang memiliki kebiasaan merokok akan cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami menopause dini dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Tubuh yang terlalu kurus

Secara ilmiah, organ reproduksi perempuan membutuhkan hormon estrogen untuk dapat bekerja dengan baik. Hormon ini tersimpan di dalam jaringan lemak tubuh. Perempuan yang terlalu kurus cenderung memiliki lemak tubuh yang sedikit. Akibatnya, dapat kekurangan hormon estrogen dan berisiko mengalami menopause dini, juga kesulitan memiliki keturunan.

Apakah menopause dini dapat diatasi?

Sayangnya, menopause dini tidak dapat dicegah ataupun diobati. Namun, Mom masih dapat meringankan gejalanya. Supaya hidup Mom lebih nyaman walaupun sudah mengalami menopause.

Terapi hormon

Gejala menopause dini seperti hot flush, dan vagina kering dapat diatasi dengan terapi hormon. Disarankan agar Mom menjalani terapi ini dengan dosis paling rendah agar terhindar dari risiko serangan jantung, stroke, dan kanker payudara.

Pil KB juga dapat digunakan dalam terapi hormon untuk mengatasi gejala menopause dini.

Terapi laser

Menurunnya kadar hormon estrogen ketika memasuki menopause menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tipis dan kurang elastis. Produksi pelumas alami juga ikut menurun, sehingga menyebabkan vagina kering. Vagina kering adalah salah satu gejala menopause dini yang banyak dialami. Kondisi ini dapat menurunkan gairah ketika berhubungan seksual. Terapi laser dapat menjadi salah satu penanganannya. Teknologi laser CO2 Femilift dapat membantu meremajakan lapisan dan mengembalikan pelumas alami vagina. Terapi ini memperbaiki serat kolagen dan menstimulasi terbentuknya jaringan kolagen baru, menormalkan aliran darah, meningkatkan lubrikasi dan sistem imu, serta mengembalikan kekuatan dan elastisitas dinding vagina. Dalam satu kali sesi terapi laser ini hanya membutuhkan waktu 7-10 menit. Pantangannya hanyalah jangan berhubungan seksual selama 1-3 hari setelah tindakan.

Obat antidepresan

Obat-obatan antidepresan jenis tertentu dapat membantu mengatasi gejala hot flush yang membuat Mom merasa tidak nyaman.

Pelumas vagina non-hormonal

Apabila biasanya Mom menggunakan pelumas untuk berhubungan seksual, maka pelumas ini juga dapat digunakan untuk mengatasi vagina kering yang kerap dialami saat menopause dini. Sebaiknya gunakan pelumas berbahan alami seperti gel lidah buaya atau minyak kelapa.

Kadar hormon estrogen yang rendah pada perempuan dengan menopause dini juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Karena itu, Mom diimbau untuk mengonsumsi asupan kalsium dan vitamin D serta berolahraga secara rutin untuk menguatkan tulang.

Itulah informasi mengenai menopause dini, jika Anda merasa mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Sebaiknya segera menemui dokter.