Tak terasa, Lebaran sudah di depan mata. Mom dan Dad sudah menyiapkan apa saja untuk menyambut hari kemenangan? Bagaimana dengan angpao lebaran anak? Jika Mom dan Dad ingin berbagi kebahagian, berapa jumlah angpao lebaran anak yang sebaiknya disisihkan dan diberikan?

Salah satu tradisi masyarakat Indonesia dalam merayakan Hari Idulfitri memang tak hanya melakukan silaturahmi dengan sanak keluarga dan lingkungan terdekat. Namun, termasuk juga memberikan angpao lebaran anak dan mereka yang belum bekerja.

Tanpa disadari, kebiasaan ini ternyata tak hanya sekadar ungkapan ataupun gambaran rasa syukur dengan memberikan sedikit rezeki pada orang terdekat. Namun, cara ini juga sebagai salah satu langkah mengajarkan literasi keuangan pada anak-anak.

Ketika mendapatkan angpao Lebaran anak, si kecil bisa mulai belajar dan dilatih untuk mengelola ‘salam tempel’ yang mereka dapatkan.

Hal ini pun diungkapkan Metta Anggriani, selaku Certified Financial Planner. Dalam acara Kelas Finansial Jenius “Persiapan Finansial Jelang Lebaran di Tengah Pandemi,” kepada Ruang Mom, ia mengatakan, “Memang, momen Lebaran itu menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Termasuk oleh anak-anak, karena selain bisa berkumpul dengan keluarga, mereka juga dapat hadiah dari sanak saudara berupa angpao Lebaran.”

Ia pun melanjutkan, ketika anak-anak mendapatkan angpao, Mom dan Dad selalu orangtua juga bisa memanfaatkannya dengan mengajarkan konsep uang. Bagaimana mengelola uang tersebut dengan baik.

“Biasanya, kalau anak di usia sekolah, mulai dari 5 tahun memang sudah mulai bisa diajarkan konsep uang. Dari uang Lebaran yang mereka dapatkan, juga bisa, tuh, orangtua membantu mengelolanya supaya uang Lebaran jadi lebih bermanfaat,” tegasnya.

Melatih anak mengelola uang angpao lebaran

1. Menabung

Mendapatkan hadiah, termasuk uang lebaran tentu akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak.

Hal penting yang perlu dilakukan adalah mengingatkan anak untuk tetap menabung dari uang angpao yang didapatkan.

2. Berbagi dengan bersedekah

Bagi umat muslim tentu sudah memahami pentingnya berbagi rezeki bagi mereka yang membutuhkan. Oleh karena itu, ketika anak mendapatkan uang Lebaran, jangan lupa untuk mengajaknya berbagi. Setidaknya 2,5 % dari angpao Lebaran anak bisa disedekahkan ke Masjid atau orang yang membutuhkan.

3. Belanja dengan Bijak

Tak hanya Mom dan Dad saja, si kecil tentu juga memiliki keinginan untuk membeli sesuatu yang ia inginkan. Misalnya, beli boneka, mobil-mobilan, atau buku cerita.

Membelanjakan uang angpao Lebaran boleh-boleh saja, kok. Asal belanja dengan cara bijak sehingga tidak kebablasan.

Ini sangat penting untuk menghindari kebiasaan boros. Sekaligus mengajarkan berharganya uang yang disimpan ketimbang untuk membayar barang seperti mainan yang nantinya akan rusak.

Berapa nominal angpao yang pas buat anak-anak saat Lebaran?

Pertanyaan ini mungkin akan terbesit oleh Mom dan Dad, mempertanyakan berapa isi ideal angpao Lebaran untuk anak? Menentukan nominal angpao Lebaran memang bisa membingungkan.

Metta mengingatkan, bahwa sebenarnya tidak ada aturan khusus berapa besar nominal angpao Lebaran yang bisa diberikan untuk anak-anak.

“Sebenarnya, ini kan hanya simbol saja, ya. Untuk bisa berbagi kebahagiaan dengan memberikan sedikit rezeki pada anak atau keponakan. Sebenarnya, untuk pos angpao lebaran ini bisa dialokasikan sejak awal. Misalnya 10% dari THR yang kita dapatkan.”

“Sedangkan besar kecilnya nominal angpao lebaran, bisa juga dilihat dari usia anak. Memberikan angpao untuk anak yang masih sekolah SD dengan keponakan yang sudah kuliah, tentu saja berbeda. Kebutuhan mereka juga beda.”

Sementara, untuk nominalnya Metta mengatakan keputusan ini tentu saja akan berpulang pada individu masing-masing.

Apalagi jika mengingat Lebaran tahun ini dirayakan di tengah pandemi Virus Corona, yang menghantam segi ekonomi.

“Saat ini, banyak juga yang tidak mendapat THR secara utuh, bahkan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali. Jadi untuk pos seberapa besar angpao Lebaran yang mau diberikan, tentu saja akan berbeda-beda, tergantung dari kondisi keuangan.”