Sunat bayi laki-laki adalah praktik yang kurang umum dilakukan di Indonesia. Karena biasanya, anak laki-laki akan disunat ketika usianya lebih besar antara 7-9 tahun.

Alasan melakukan sunat beragam, ada yang memakai alasan budaya maupun agama. Namun ada juga yang menyunat anaknya atas alasan kesehatan.

Sunat pada bayi laki-laki dilakukan dengan cara memisahkan kulup dari kepala penis, lalu dipotong. American Academy of Pediatrics menyebut bahwa sunat pada bayi memiliki manfaat yang lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi.

Manfaat Sunat Bayi Laki-Laki untuk Kesehatannya

Mencegah masalah di penis

Dalam beberapa kasus, bayi yang tidak disunat, kulupnya akan menempel kuat di kepala penis sehingga menyebabkan fimosis. Hal ini menyebabkan radang pada kulup dan kepala penis yang sangat menyakitkan bagi si kecil.

Menurunkan risiko infeksi saluran kemih

Sebuah penelitian menyebut bahwa bayi yang tidak disunat memiliki risiko tinggi mengalami infeksi saluran kemih dibanding bayi yang disunat. Hal ini karena penis yang disunat lebih mudah dibersihkan sehingga mengurangi risiko masuknya bakteri penyebab ISK.

Menurunkan risiko kanker

Kanker penis termasuk jenis kanker yang jarang sekali terjadi, namun risikonya bisa dicegah dengan melakukan sunat pada anak laki-laki. Selain diyakini bisa mencegah kanker penis, sunat pada laki-laki juga dianggap efektif untuk mencegah kanker prostat saat si kecil dewasa nanti.

Mengurangi risiki Infeksi Menular Seksual (IMS)

Sunat bisa membuat organ reproduksi laki-laki menjadi lebih sehat karena terjaga kebersihannya. Selain itu, sunat juga bisa melindungi anak Mom dari infeksi menular seksual ketika ia dewasa nanti.

Tentunya hal ini harus diimbangi dengan perilaku seksual yang aman, seperti setia pada satu pasangan dan selalu memakai kondom.

Apakah sunat pada bayi laki-laki memiliki risiko?

Biasanya, prosedur sunat pada bayi laki-laki sangat minim risiko komplikasi. Hanya terjadi 1-2 % kasus komplikasi pada bayi yang disunat, itu pun sebagian besar terjadi karena adanya infeksi atau perdarahan.

Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi:

  • Penis mengalami cedera saat prosedur sunat dilakukan

  • Peradangan di bagian luka bekas sunat

  • Gangguan pada saluran kemih

  • Nyeri saat ereksi ketika sudah dewasa karena terlalu banyak kulit yang dipotong

  • Kulup gagal sembuh dengan baik, atau sisa kulup menempel pada ujung penis sehingga butuh prosedur bedah untuk mengatasinya.

Sebelum Mom melakukan sunat pada bayi laki-laki, sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter. Karena ada beberapa kondisi bayi yang tidak bisa dilakukan sunat. Seperti bayi yang lahir prematur atau memiliki masalah kesehatan.

Bila ingin mengurangi rasa sakit yang dirasakan si kecil saat disunat, bayi bisa diberikan obat bius dengan dosis paling aman untuk si kecil.

Pastikan bayi Mom berada dalam kondisi yang sangat sehat sebelum melakukan sunat ini. Atau bisa menunggu ketika anak sudah lebih besar.

Semoga informasi ini bisa membantu.

Baca juga: Cara Bedong Bayi yang Bisa Bantu Tidur Si Kecil Lebih Nyaman