Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.

SBI menjadi salah satu instrumen Bank Indonesia untuk tetap mengontrol nilai tukar Rupiah tetap stabil. Dengan menerbitkan/menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang ebredar.

Tingkat suku bunga SBI diatur dengan mekanisme pasar melalui sistem lelang. Dalam pelelangan, para pelaku pasar biasanya mengacu pada suku bunga (rate) BI dalam setiap transaksinya.

SBI bisa dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia baik itu instansi, masyarakat umum, atau warga negara asing (WNA). Namun penjualan SBI lebih diprioritaskan kepada pihak bank, sedang masyarakat umum tidak dapat membeli langsung namun harus lewat pialang.

Nominal penjualan SBI berkisar Rp100 juta dengan kelipatan Rp50 juta.

Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia (SBI):

  1. Sertifikat Bank Indonesia mempunyai satuan unit sbesar Rp1.000.000.

  2. Jangka waktu Sertifikat Bank Indonesia sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan serta paling lama 12 bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari lalu dihitung mulai tanggal penyelesaian transaksi hingga dengan tanggal jatuh tempo.

  3. Sertifikat Bank Indonesia diterbitkan lalu diperdagangkan dengan sistem diskonto

  4. Nilai tunai transaksi dihitung atas diskonto murni (true disconto)

  5. Nilai diskonto dihitung sebagai berikut : Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai

  6. Sertifikat Bank Indonesia diterbitkan tanpa warkat

  7. Sertifikat Bank Indonesia dipasarkan didalam pasar sekunder

SBI mempunyai pengaruh terhadap kinerja terhadap kinerja reksa dana saham (NAB) antara lain yakni :

  • Apabila tingkat suku bunga SBI terjadi kenaikan, tingkat suku bunga deposito berjangka juga akan ikut naik dengan begitu penanaman modal dalam bentuk deposito berjangkan menjadi lebih menarik.

Dalam hal lain tingkat suku bunga pinjaman perbankan juga akan ikut naik dan menimbulkan turunya pendapatan perusahaan sebab peningkatan jumlah pembayaran bunga utang maka penanaman modal pada instrumen saham malah akan berkurang, menimbulkan NAB reksa dana saham juga akan terjadi penurunan.

  • Apabila tingkat suku bunga SBI terjadi penurunan, SBI menjadi salah satu alternatif investasi yang kurang menarik jika dibandingkan dengan instrumen insvestasi lain misalnya saham ataupun obligasi dengan begitu permintaan instrumen insvestasi saham akan terjadi kenaikan akibatnya harga saham di bursa ikut naik yang akhirnya akan meningkatkan NAB reksa dana saham.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Sekuritas