Penyakit polycystic ovarian syndrome atau PCOS kerap menjadi ketakutan bagi banyak perempuan karena dikhawatirkan tidak bisa memiliki kesempatan untuk memiliki buah hati.

Namun sejumlah pakar berpendapat sebaliknya. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi dari RS Pondok Indah, Jakarta, Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG-KFER, M.Sc, menilai penderita PCOS masih bisa mengandung dengan mengikuti program hamil yang tepat.

“Penderita SOPK tentu saja masih memiliki kesempatan untuk hamil, apabila kondisi SOPK tersebut ditangani dengan baik secara paripurna,” kata dr. Kanadi, kepada RuangMom.

Dr. dr. Kanadi menjelaskan, PCOS disebut juga dengan SOPK (sindrom ovarium polikistik), adalah kumpulan gejala gangguan kesuburan akibat siklus menstruasi tidak teratur sehingga menghasilkan sel telur yang matang.

“Kondisi ini dapat disertai dengan tanda dan gejala terkait dengan kelebihan hormon laki-laki (hormon androgen), serta ditemukannya gambaran indung telur yang unik saat pemeriksaan ultrasonografi (USG),” katanya.

Pada hasil USG ditemukan sel-sel telur berukuran kecil dalam jumlah yang banyak di bagian pinggir dari indung telur hingga menyerupai gambaran kalung mutiara atau roda pedati.

Gejala PCOS yang Perlu Diketahui Perempuan

Lebih lanjut, dr. Kanadi menuturkan ada beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita PCOS atau SOPK.

1. Menstruasi tidak teratur

Ini menjadi gejala yang paling umum, di mana perempuan menstruasi menjadi jarang datang, atau terjadi keluarnya darah menstruasi yang tidak teratur. Gangguan menstruasi ini juga dapat mengakibatkan perempuan tersebut berpotensi mengalami gangguan kesuburan atau keluarnya darah menstruasi yang banyak.

2. Tumbuh bulu di area yang tidak umum

Gangguan akibat kelebihan hormon laki-laki dapat bermanifestasi dalam bentuk meningkatnya pertumbuhan rambut di daerah-daerah tubuh tertentu yang pada perempuan normal umumnya tidak ditemukan, misalkan di daerah kumis, jenggot, jambang, rambut dada, dan perut.

3. Kulit berminyak

Salah satu tanda yang sering ditemukan bisa dilihat dari kondisi kulit juga menjadi lebih berminyak, dan tidak jarang diikuti dengan pertumbuhan jerawat.

Kondisi PCOS Sebabkan Gangguan kesuburan

Perempuan yang mengalami kondisi ini pada umumnya lebih banyak memiliki tantangan untuk memiliki anak. Meski demikian, dengan memahami apa yang perlu dilakukan dalam menjalankan program hamil untuk PCOS, kehamilan tentu saja bukan sekadar mimpi. Dikatakan Dr. dr. Kanadi, penderita PCOS akan mengalami gangguan menstruasi yang diakibatkan oleh adanya kegagalan indung telur untuk menghasilkan sel telur matang yang siap dibuahi oleh sperma di setiap siklusnya. “Sel telur yang mengalami hambatan dalam perkembangannya yang ditandai dengan adanya sel-sel telur yang banyak dalam ukuran kecil di indung telur penderita SOPK. Tidak tersedianya sel telur yang matang tentunya menimbulkan konsekuensi berupa gangguan kesuburan,” tukasnya.

Program Hamil untuk PCOS

Apa yang perlu dilakukan agar memperbesar peluang kehamilan? Berikut beberapa saran dari Dr. dr. Kanadi.

1. Lakukan Konsultasi dengan dokter kandungan

Langkah pertama yang perlu dilakukan berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan/dokter spesialis kandungan dan kebidanan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi.

2. Lakukan Pemeriksaan Dasar Kesuburan

Langkah berikutnya, pasangan suami istri tersebut harus menjalani pemeriksaan dasar kesuburan untuk mencari penyebab gangguan kesuburan. Jika sudah dipastikan bahwa penyebab gangguan kesuburan adalah SOPK, maka perlu disingkirkan dulu kemungkinan adanya kondisi penyulit yang berhubungan dengan SOPK, seperti kelebihan berat badan dan kondisi pra-diabetes.

3. Menjaga Berat Badan

Sebaiknya berat badan diturunkan hingga tercapai berat badan ideal untuk terjadinya siklus menstruasi yang teratur. Selain itu pasien juga harus diperiksa apakah memiliki kondisi pra-diabetes atau tidak yang ditandai dengan meningkatnya kadar hormon insulin yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Kondisi pra-diabetes yang ditandai dengan peningkatan hormon insulin bukan saja memperberat kondisi SOPK, namun juga dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit diabetes gestasional. Penurunan berat badan dengan cara pengaturan pola makan, gaya hidup, dan berolahraga, serta penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan hormon insulin dilakukan untuk memperbaiki kondisi pra-diabetes.

4. Konsumsi Protein dan Serat

Upaya penting yang dilakukan agar program hamil untuk PCOS berhasil adalah menjalankan pola makan sehat yang bertujuan untuk mendapatkan berat badan yang ideal untuk terjadinya siklus menstruasi yang teratur. Termasuk mencegah untuk terjadinya peningkatan kadar hormon insulin. Sebaiknya mengonsumsi makanan-makanan yang kaya protein dan tinggi serat, serta menghindari makanan-makanan yang banyak mengandung gula dan tepung. Akan jauh lebih baik jika dalam pola pengaturan makan ini berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter spesialis gizi dan klinik.

5. Mengonsumsi Obat Penyubur

Selain upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi penyulit tadi, pasien juga akan mendapatkan obat penyubur yang ditujukan untuk menumbuhkan sel telur hingga didapatkan sel telur yang matang. Selanjutnya sel telur tersebut dapat dibuahi oleh sperma melalui hubungan suami-istri secara alami, program inseminasi, atau program bayi tabung.

6. Lakukan Olahraga Rutin

Olahraga sangat baik dikombinasikan dengan pengaturan pola makan dan gaya hidup. Jenis olahraga sangat ditentukan oleh kondisi pasien. Olahraga dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan berat badan. Meski demikian, kegiatan olahraga yang dilakukan sebaiknya tidak sampai mengakibatkan munculnya hormon stres. Untuk itu kegiatan olahraga yang dilakukan sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan seorang dokter spesialis kedokteran olahraga.

Baca juga: 3 Gaya Hidup Ini untuk Mendukung Program Hamil