American Pregnancy Association, lembaga nonprofit yang berkenaan dengan kesehatan ibu hamil asal Amerika Serikat, mendefinisikan plasenta previa sebagai kondisi kesehatan yang menyebabkan terjadinya pendarahan saat kehamilan tanpa munculnya rasa sakit.

Pendarahan akibat kondisi ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan akibat letak plasenta atau ari-ari yang sudah berada di jalan lahir. Risiko lain plasenta previa adalah kelahiran prematur, pecah ketuban dini dan keguguran.

Dalam kondisi ini, ibu hamil pasti disarankan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan berbagai kegiatan. Risiko lainnya, posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa pun patut untuk diperhatikan dengan seksama.

Sebelum mengetahui lebih jelas terkait posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa, Mom perlu mengetahui empat kategori plasenta previa berikut ini:

  • Kategori 1 – Biasa disebut low lying placenta, yakni plasenta hanya tertanam di rahim bagian bawah tetapi tidak menutupi lubang serviks.

  • Kategori 2 – Disebut juga plasenta previa marginalis, posisi plasenta mencapai lubang serviks bagian dalam, atau tepi, tetapi tidak menutupinya.

  • Kategori 3 – Disebut plasenta previa parsialis, menutupi sebagian lubang serviks. Memaksa kehamilan normal pada kondisi ini tetap berisiko terjadi perdarahan.

  • Kategori 4 – Kadang disebut plasenta previa totalis, karena menutupi seluruh lubang serviks, termasuk saat lubang serviks terbuka dan melebar.

Untuk Mom ketahui, posisi plasenta biasanya diketahui pada usia 18-21 minggu kehamilan. Namun status plasenta previa biasanya ditetapkan dokter pada usia kandungan 28 minggu ke atas.

Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksakan setiap kondisi kehamilan Mom secara bertahap, ya.

Posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa yang dianjurkan

Kondisi plasenta previa pasti membuat Mom merasa tidak nyaman sekaligus khawatir saat beristirahat. Padahal tidur untuk ibu hamil sangat dibutuhkan. Seperti dipaparkan American Academy of Sleep Medicine, salah satu cara ibu hamil memastikan bayi di janin sehat dan lancar saat persalinan adalah memiliki kualitas tidur yang baik.

Untuk meringankan rasa tidak nyaman, mengurangi risiko pendarahan, maka posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa disarankan seperti ini:

  • Miring ke kiri dan kanan. Ini posisi paling aman untuk kehamilan dengan plasenta previa. Mom dapat juga menekuk kaki dan menyangga dengan bantal untuk mendapat posisi terbaik.

  • Posisi setengah duduk. Susunlah bantal-bantal untuk menyangga tubuh bagian atas sehingga nyaman seperti setengah duduk. Posisi ini dapat mengurangi tekanan pada rahim dan naiknya asam lambung.

  • Berbaring terlentang dengan bantal di bagian pinggul. Mengganjal beberapa bantal di pinggul dapat membantu meringankan rasa tidak nyaman. Bantal akan mengurangi tekanan ke rahim dan menyangga area perut.

Mom juga bisa menggunakan bantal dan matras khusus ibu hamil agar tidur menjadi lebih nyaman.

Jika dilakukan dengan rutin, posisi tidur di atas juga diyakini dapat membantu memperbaiki kondisi plasenta agar tidak menutupi jalan lahir. Sambil melakukannya, Mom dianjurkan rutin memeriksa kondisi plasenta ke dokter kandungan.

Posisi tidur ibu hamil dengan plasenta previa yang tidak dianjurkan

  • Terlentang dengan posisi badan rata. Posisi ini justru membuat ari-ari bertahan di bawah. Karena posisi perut dan rahim sejajar, maka pintu rahim tetap tertutup. Posisi ini juga tidak disarankan sebab dapat membuat Mom sesak nafas.

  • Tidur tengkurap. Posisi ini juga membuat tekanan di rahim dan posisi ari-ari semakin dalam tertekan. Dikuatirkan ari-ari tumbuh semakin lebar dan menutup jalan lahir seluruhnya.

Pantangan lain ibu hamil dengan plasenta previa

Selain memperhatikan posisi tidur, Mom perlu memperhatikan hal apa yang akan menyebabkan risiko perdarahan pada kehamilan dengan plasenta previa.

Berikut ini beberapa hal seperti yang dilarang untuk Mom yang hamil dengan kondisi plasenta previa.

  • Berolahraga berat atau terlalu ekstrim.

  • Melakukan aktivitas seksual.

  • Aktivitas yang menimbulkan stres, atau tekanan psikis.

  • Melakukan perjalanan jauh.

  • Tidak memaksakan diri untuk mendapat persalinan normal. Hal ini dapat membuat tekanan psikis kepada Mom dan dikawatirkan membuat perdarahan.

Baca juga: 8 Bahaya Menjadi Perokok Pasif dan Aktif saat Kehamilan