Mom, masalah menstruasi kerap menjadi salah satu kekhawatiran para wanita. Tak hanya keterlambatan menstruasi atau siklus yang sangat panjang, tapi siklus terlalu pendek pun menimbulkan suatu kecemasan. Yup, inilah yang dinamakan polimenorea. Polimenorea adalah kondisi di mana siklus menstruasi lebih pendek yakni kurang dari 21 hari.

Hal tersebut menandakan bahwa Mom akan lebih sering mengalami haid. Tentu ini termasuk sesuatu yang tidak biasa mengingat siklus menstruasi normal wanita dewasa menurut National Institute of Health yakni 21-35 hari. Namun tahukah Anda bahwa kondisi semacam ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah stres.

Jangan khawatir Mom, untuk mengetahui tanda dan gejala polimenorea serta penanganannya, sebaiknya langsung saja simak penjelasan di bawah ini, yuk!

Penyebab polimenorea

Polimenorea adalah kondisi yang umumnya terjadi saat wanita pertama kali mengalami menstruasi atau mendekati menopause. Adapun penyebab polimenorea sangat beragam sehingga Mom perlu tahu agar dapat melakukan penanganan dengan tepat. Berikut di antaranya.

1. Stres

Tahukah Mom, ternyata stres bisa mempengaruhi kondisi hormon dalam tubuh, lho. Apabila stres tidak terkontrol dengan baik maka akan mengakibatkan gangguan kesehatan tertentu, salah satunya ialah polimenorea atau masalah menstruasi.

Akan tetapi, tak perlu khawatir berlebihan, ya. Karena polimenorea yang diakibatkan oleh stres dapat diatasi dengan baik apabila Mom bisa mengendalikan stres.

2. Menopause

Penyebab lain polimenorea adalah menopause, di mana kondisi siklus haid berhenti secara permanen dan umumnya terjadi pada wanita usia akhir 40an atau awal 50an.

Mendekati masa menopause (perimenopause), tubuh akan mengalami perubahan hormon secara signifikan, Mom. Sehingga kondisi tersebut mengakibatkan perubahan suasana hati, depresi, hot flashes, hingga polimenorea.

3. Endometriosis

Salah satu penyebab polimenorea adalah endometriosis. Kondisi ini terjadi saat sel yang melapisi rahim terdapat di area lain, seperti tuba falopi atau ovarium.

Tak hanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala polimenorea Mom, endometrium juga mengakibatkan nyeri berlebihan ketika menstruasi atau berhubungan intim. Penanganan polimenorea akibat endometriosis ini bisa dilakukan dengan pengobatan medis maupun pembedahan.

4. Infeksi atau penyakit menular seksual

Penyebab polimenorea yang perlu Mom waspadai adalah infeksi menular seksual. Umumnya, tanda dan gejala polimenorea yang disebabkan oleh infeksi antara lain gatal di area vagina, keputihan, hingga nyeri serta sensasi panas ketika buang air kecil.

Oleh karena itu, akan lebih baik apabila Mom dapat melakukan pemeriksaan dini terhadap kondisi polimenorea untuk mencegah terjadinya infeksi menular seksual menjadi lebih parah.

5. Penyebab lainnya

Berbagai kondisi yang mungkin menjadi penyebab polimenorea adalah adanya penyakit sistemik seperti penyakit ginjal atau hati, obesitas, anoreksia, serta perubahan berat badan secara signifikan.

Polimenorea juga bisa disebabkan oleh hiperaktivitas kelenjar hipofisis anterior yang kemudian mengakibatkan seringnya terjadi ovulasi, malnutrisi, gangguan psikologis, hingga radang panggul akut, Mom.

Sementara itu, beberapa hal lain yang mengindikasikan penyebab polimenorea adalah sebagai berikut:

  • Polip
  • Fibroid
  • Kanker atau tumor ganas
  • Adenomiosis, yaitu kondisi di mana lapisan dalam rahim menembus dinding otot rahim
  • Koagulopati atau kondisi saat kemampuan darah untuk menggumpal berkurang
  • Iatrogenik akibat prosedur diagnostik atau perawatan, seperti obat-obatan hormon atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Tanda dan gejala polimenorea

Beberapa tanda dan gejala polimenorea yang umum terjadi antara lain:

  • Siklus menstruasi pendek, yakni kurang dari 21 hari
  • Frekuensi menstruasi jadi lebih sering (lebih dari 1-2 kali dalam sebulan)
  • Durasi menstruasi panjang
  • Volume darah menstruasi bisa meningkat
  • Mengalami anemia

Baca juga: Penyebab Sakit di Bawah Perut di Atas Kemaluan, Apakah Tanda Hamil?

Benarkah polimenorea bisa menyebabkan sulit hamil?

Mom, polimenorea memang berkaitan dengan kemungkinan wanita sulit hamil. Ini dikarenakan polimenorea menyebabkan terjadinya ovulasi yang tidak teratur atau lebih awal dalam beberapa siklus. Tak hanya itu, wanita pengidap polimenorea juga mengalami masa luteal lebih singkat daripada wanita yang memiliki siklus haid normal.

Adapun masa luteal merupakan keadaan di mana tubuh sedang mempersiapkan kehamilan yang mungkin terjadi. Dengan kondisi polimenorea, wanita akan kesulitan mengetahui masa subur untuk merencanakan kehamilan.

Akan tetapi, jika Mom mengidap polimenorea, Anda tidak perlu khawatir sebab Mom masih memiliki harapan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab polimenorea agar Mom bisa segera menentukan pengobatan yang tepat.

Penanganan polimenorea

Untuk penanganan polimenorea dokter biasanya akan melakukan pengobatan yang disesuaikan dengan penyebabnya, Mom. Apabila penyebab polimenorea adalah infeksi menular seksual, maka Mom dokter akan memberikan obat antibiotik.

Sedangkan jika Mom mengalami kanker rahim jinak, kemungkinan penanganan polimenorea adalah dengan operasi pengangkatan untuk mengurangi pendarahan.

Namun pada beberapa kasus, sebagian wanita yang memiliki siklus menstruasi lebih pendek dari rata-rata merupakan kondisi yang normal, sehingga tidak dibutuhkan penanganan khusus.

Berbeda jika Mom sudah mulai terganggu dengan siklus menstruasi yang cukup sering bahkan hingga mengakibatkan anemia. Penanganan polimenorea yang direkomendasikan dokter biasanya adalah kontrasepsi hormonal kombinasi yang berfungsi memperpanjang siklus perdarahan.

Baca juga: Cara Memanfaatkan Kalkulator Masa Subur Akurat dan Berhasil

Masalah menstruasi lainnya

Tak hanya polimenorea, terdapat masalah menstruasi lain yang serupa, salah satunya ialah oligomenore. Polimenorea dan oligomenorea adalah kondisi siklus haid wanita pada usia subur tidak teratur.

Meski terdengar sama, namun polimenorea dan oligomenorea adalah dua kondisi yang berbeda, Mom. Mom dapat dikatakan menderita oligomenore apabila sudah tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 35 hingga 90 hari.

Selain itu, beberapa masalah menstruasi lainnya yang perlu Mom ketahui ialah sebagai berikut.

  • Amenore, kondisi di mana tidak mengalami menstruasi selama 6 bulan.
  • Menorrhagia, yaitu pendarahan hebat selama periode menstruasi.
  • Metrorrhagia, yaitu pendarahan atau bercak yang muncul di antara periode menstruasi.
  • Menometrorrhagia, kondisi siklus perdarahan menstruasi yang lebih lama dan tidak terduga.
  • Perdarahan pasca menopause, yaitu pendarahan yang terjadi lebih dari 12 bulan sejak siklus menstruasi terakhir.
  • Perdarahan postcoital, yaitu pendarahan atau bercak setelah berhubungan intim.

Itulah penjelasan mengenai polimenorea yang perlu Mom ketahui. Polimenorea adalah gangguan menstruasi yang memang berkaitan dengan masalah kehamilan. Akan tetapi, bukan berarti Anda tidak memiliki kesempatan untuk hamil. Tetap lakukan pemeriksaan dan konsultasi ke dokter agar polimenorea dapat diatasi dengan segera.

Baca juga: Dismenore (Nyeri Haid) - Gejala, Penyebab, Pengobatan