Bayi kuning adalah penyakit yang umum dialami oleh bayi baru lahir. Penyakit tersebut pada umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi, terdapat beberapa ciri dan penyebab bayi kuning yang harus Mom perhatikan.

Apabila mata bayi kuning, maka bisa jadi itu adalah salah satu pertanda penyakit kuning. Oleh karenanya, yuk kenali lebih jauh penyebab bayi kuning, ciri, dan cara mengatasinya di bawah ini.

Apa itu Bayi Kuning?

Dalam istilah medis, penyakit bayi kuning dikenal dengan sebutan jaundice atau ikterus. Biasanya, bayi yang dilahirkan secara prematur dan sulit mengonsumsi ASI cenderung berisiko tinggi mengalami penyakit ini.

Ciri-ciri bayi kuning dapat terlihat dari warna kuning pada kulit lengan, kaki, wajah, dada, perut, hingga warna feses yang kuning pucat dan sangat pekat. Adapun penyebab bayi kuning adalah terjadinya penumpukan kadar bilirubin dalam darah si kecil. Kondisi ini sering menyerang bayi baru lahir sebab organ hatinya belum berfungsi dengan maksimal.

Tanda bayi kuning yang normal umumnya menimbulkan gejala di 2-3 hari pasca kelahiran dan akan menghilang sendiri dalam jangka waktu sekitar 2 minggu. Akan tetapi, apabila gejala bayi kuning disertai dengan tanda lain seperti lemas, tidak mau menyusu, kejang, atau muncul dalam 24 jam pertama setelah dilahirkan, bisa jadi merupakan pertanda kondisi yang serius.

Namun, kondisi tersebut terkadang tidak langsung bisa diamati oleh orang awam. Maka dari itu, Mom wajib memahami ciri-ciri bayi kuning di bawah ini agar bisa menentukan tindakan yang cepat dan tepat.

  1. Kuning pada kulit

Salah satu ciri-ciri bayi kuning yang dapat terlihat dengan kasat mata adalah warna kuning di bagian kulit, mulai dari kulit wajah, leher, dada, perut, punggung, lengan, hingga kaki.

  1. Perubahan warna selaput mata

Selaput mata bayi kuning juga akan mengalami perubahan warna. Selain mata bayi kuning, Mom bisa melihat dari gusi bayi yang terlihat kuning dan kusam.

  1. Feses nampak pucat

Apabila warna feses bayi kuning pucat seperti dempul, maka Mom harus segera memeriksakannya ke dokter. Karena bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif normalnya memiliki warna feses kuning terang dengan tekstur butiran mirip biji cabai.

  1. Urine sangat pekat

Selain warna feses, urine yang sangat pekat juga menunjukkan ciri-ciri bayi kuning. Padahal seharusnya feses bayi yang sehat berwarna kekuningan menuju orange.

Penyebab Bayi Kuning

Penyebab bayi kuning yang utama adalah karena kadar bilirubin pada darah bayi mengalami penumpukan. Bilirubin merupakan zat kuning yang berasal dari proses penghancuran sel darah merah secara alami dalam tubuh. Zat tersebut akan disaring oleh hati, lalu dilepaskan ke saluran usus.

Namun, saat bilirubin dihasilkan, organ hati bayi belum berkembang dan berfungsi secara sempurna. Oleh karenanya, proses pembuangan bilirubin pun menjadi terhambat sehingga kondisi ini sering menyerang bayi yang baru dilahirkan.

Di samping adanya penumpukan bilirubin, terdapat penyebab bayi kuning lainnya yang juga perlu Mom ketahui, di antaranya:

  1. Infeksi virus atau bakteri
  2. Sepsis pada bayi
  3. Kelainan genetik
  4. Pendarahan internal
  5. Kekurangan enzim tertentu
  6. Kerusakan organ hati atau saluran empedu seperti hepatitis
  7. Masalah sistem pencernaan, seperti atresia bilier
  8. Ketidakcocokan golongan darah dan rhesus pada ibu dan bayi
  9. Kelainan sel darah merah bayi sehingga mudah rusak, seperti anemia

Baca juga: Tanda Bayi Cukup ASI - 13 Tanda Bayi Kenyang Minum ASI

Bahaya bayi kuning

Tahukah Mom, ternyata bahaya bayi kuning juga ada tingkatannya, lho! Pada tingkatan yang ringan, bayi kuning akan hilang dengan sendirinya dalam satu hingga tiga minggu.

Sedangkan pada tingkatan yang parah, penyakit tersebut muncul bahkan sebelum 24 jam pertama sejak bayi lahir dan bertahan hingga lebih dari tiga minggu. Pada kondisi ini, artinya bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin yang sangat signifikan.

Peningkatan bilirubin sebagai penyebab bayi kuning dikatakan parah apabila kadarnya telah mencapai 25 mg/dL. Sementara, tanda bayi kuning yang normal hanya sekitar 12 mg/dL. Maka dari itu, salah satu bahaya bayi kuning yang fatal dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti kerusakan otak. Nah, berikut berbagai bahaya bayi kuning yang mungkin terjadi.

1. Ensefalopati akut

Tingkat bilirubin yang tinggi berisiko menyebabkan komplikasi, salah satunya adalah ensefalopati akut. Keadaan ini terjadi ketika bilirubin yang menumpuk dalam darah bayi masuk ke otak dan mulai merusak sel-sel di dalamnya. Gejala yang ditimbulkan oleh ensefalopati akut di antaranya:

  • Muntah
  • Sesak napas
  • Lesu dan kurang aktif
  • Berat badan turun
  • Demam hingga 38 derajat celcius
  • Tidur terus-menerus dan sulit dibangunkan
  • Sulit menyusu atau mengisap puting
  • Rewel dan gelisah

2. Kernicterus

Kernicterus adalah kerusakan permanen pada otak. Komplikasi ini terjadi apabila ensefalopati akut yang dialami bayi tidak mendapatkan penanganan baik. Akibatnya, anak akan kehilangan pendengaran serta perkembangan email gigi menjadi terhambat.

Baca juga: 5 Jenis Penyakit Kulit Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Cara mengatasi Bayi Kuning

Gejala penyebab bayi kuning umumnya memang dapat hilang dalam waktu sekitar 2 minggu, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus. Kecuali bila hasil pemeriksaan medis menunjukkan kondisi bilirubin yang tinggi, maka bayi perlu ditangani secara khusus oleh dokter.

Namun, demi menghindari kesalahan dalam memberikan penanganan utama pada si kecil, Mom dapat melakukan beberapa cara mengatasi bayi kuning di bawah ini.

1. Suntik imunoglobulin (IVIG)

Perbedaan atau ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi menjadi salah satu penyebab bayi kuning. Apabila hal ini terjadi, pengobatan imunoglobulin dapat menjadi pilihan. Adanya perbedaan golongan darah tersebut menimbulkan suatu antibodi yang meningkatkan produksi bilirubin. Sehingga pemberian imunoglobulin ditujukan agar antibodi penyebab tingginya kadar bilirubin bisa berkurang.

2. Fototerapi

Fototerapi adalah metode penyinaran bayi menggunakan cahaya lampu khusus dengan spektrum biru yang biasanya dilakukan selama 2x24 jam atau 3x24 jam. Metode ini merupakan cara mengatasi bayi kuning yang biasa disarankan oleh dokter karena termasuk aman dan minim efek samping.

3. Transfusi darah

Jika fototerapi kurang efektif dalam mengatasi bayi kuning, maka transfusi darah bisa menjadi cara alternatif. Transfusi darah dilakukan dengan mengganti darah bayi dengan darah baru dari seorang pendonor dengan tujuan menggantikan sel darah merah yang rusak dalam tubuh bayi.

4. Menjemur bayi setiap pagi

Mom bisa mencoba cara tradisional satu ini untuk mengatasi bayi kuning, yaitu menjemur si kecil di pagi hari selama kurang lebih 15-20 menit. Menurut penelitian, metode tersebut cukup efektif untuk meminimalisir penyebab bayi kuning. Sebab, sinar matahari pada pukul 07.00 hingga 10.00 dapat memecah zat bilirubin pada bayi.

Meski demikian, perlu diingat bahwa menjemur bayi di pagi hari bukan satu-satunya cara mengatasi penyakit ini ya, Mom.

5. Memberi ASI

Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang sangat penting. Sebaiknya, Mom memberikan ASI eksklusif setiap 2-3 jam sekali. Hal ini bertujuan agar kadar bilirubin yang tinggi dapat dikeluarkan melalui feses.

Bagaimanapun juga, Mom tetap harus waspada terhadap berbagai penyebab bayi kuning. Apabila terdapat tanda-tanda si kecil mengidap penyakit ini, segera konsultasikan dengan dokter. Perawatan yang cepat dan tepat tentunya bisa mengurangi risiko bahaya bayi kuning lebih parah.

Baca juga: Warna Kulit Bayi Merah Kehitaman Saat Lahir? Ini Fakta Perubahannya