Akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera Selatan, beberapa wilayah di sekitar jadi tertutup oleh kabut asap tebal. Kondisi ini akhirnya menyebabkan kualitas udara memburuk, yang juga berdampak tidak baik terhadap kesehatan. Masyarakat jadi sulit bernapas, khususnya para ibu hamil yang harus ekstra menjaga kesehatan demi buah hati dalam kandungan. Adanya kabut asap menimbulkan potensi penyakit yang berbahaya bagi ibu hamil. Ini dia beberapa di antaranya yang perlu Mom waspadai!

Asma

Sebetulnya, kebanyakan penderita asma mendapatkannya karena faktor genetik. Namun, pada kasus-kasus tertentu, asma juga bisa disebabkan oleh kualitas udara yang buruk sehingga Mom tidak bisa bernapas dengan baik. Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa menjadi penyebab utama penyakit asma. Hal ini bisa terjadi akibat kabut asap membawa partikel berukuran kecil, yang ketika Mom hirup melalui udara, akan masuk ke saluran pernapasan hingga menyebabkan gangguan pernapasan.

Penyakit asma pada ibu hamil bisa menimbulkan sejumlah bahaya yang patut diwaspadai. Ibu hamil yang menderita asma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kehamilan. Hal ini bisa berakibat pada berat lahir bayi yang rendah, bayi lahir prematur, hingga kematian janin karena kurang oksigen.

ISPA

Dikenal juga dengan nama infeksi saluran pernapasan atas, kebanyakan kasus ISPA sebetulnya disebabkan oleh infeksi virus. Walaupun begitu, kabut asap menyebabkan polusi menjadi parah. Dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, kondisi udara yang buruk pun sangat mungkin menimbulkan terjadinya ISPA. Di samping itu, ISPA juga bisa terjadi akibat berkurangnya kemampuan paru-paru dan saluran pernapasan dalam mengatasi infeksi.

Iritasi

Penyakit satu ini bisa dikatakan paling ringan jika dibandingkan dengan penyakit lain akibat kabut asap. Iritasi akibat kabut asap biasanya terjadi pada mata, hidung, dan tenggorokan sehingga menyebabkan alergi dan sakit kepala. Namun, jika kondisi tersebut terus terjadi, bukan tidak mungkin iritasi akibat kabut asap akan semakin parah dan berkembang menjadi penyakit yang lebih serius seperti asma dan ISPA. Tentunya ini bukanlah suatu kondisi yang ingin dialami oleh ibu hamil seperti Mom.

PPOK

Bagi Mom yang belum terlalu familiar dengan penyakit ini, PPOK adalah singkatan dari penyakit paru onstruktif kronik yang merupakan perpaduan dari penyakit pernapasan seperti bronkitis. Kabut asap yang terjadi karena karhutla bisa memberikan akibat fatal bagi penderita PPOK karena dapat mengurangi hingga memperburuk performa paru- paru.

Penderita PPOK harus segera mendapat penanganan yang tepat, terutama jika ibu hamil yang menjadi penderitanya. Pasalnya, apabila terus-terusan terpapar kabut asap akibat karhutla dalam waktu lama, risiko kematian pun akan meningkat.

Gangguan pada janin

Jika dihirup oleh ibu hamil secara berkelanjutan, saluran pernapasan pun bisa terganggu. Kalau Mom sampai terkena sesak napas, oksigen tentu akan lebih sulit dialirkan ke janin. Akibatnya, si kecil dalam kandungan tidak bisa mendapat oksigen dalam jumlah cukup. Tidak hanya itu, saat Mom menghirup udara yang terkena kabut asap, partikel-partikel kabut asap akan masuk ke pembuluh darah Mom. Padahal, pembuluh darah merupakan satu-satunya jalan untuk oksigen dan nutrisi dari tubuh Mom ke tubuh janin. Dampak terburuknya adalah Mom bisa mengalami keguguran atau terjadi kelahiran mati.

Penyakit akibat kabut asap patut Mom waspadai, apalagi saat ini Mom sedang hamil. Usahakan beraktivitas di dalam ruangan untuk meminimalisir kontak dengan kabut asap. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, Mom dianjurkan untuk menggunakan masker. Jika Mom mengalami gangguan pernapasan, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.