Disebut juga dengan istilah mola hidatidosa, hamil anggur adalah kondisi kehamilan di mana terjadi tumbuh kista di jaringan rahim saat proses pembuahan. Ada dua jenis hamil anggur yang perlu Mom ketahui, yaitu kehamilan sebagian dan lengkap.

Hamil anggur sebagian terjadi saat embrio dan sel abnormal tumbuh bersamaan. Akibatnya, janin tidak bisa berkembang normal karena sel abnormal tumbuh lebih cepat. Sedangkan, hamil anggur lengkap terjadi ketika rahim hanya mempunyai plasenta, tapi tidak ada janin yang terbentuk. Kondisi ini bisa muncul jika sperma membuahi sel telur yang kosong.

Agar hamil anggur bisa segera terdeteksi sedini mungkin, penting bagi Mom untuk mengetahui berbagai ciri hamil anggur. Baca ulasan selengkapnya di bawah ini ya, Mom!

Penyebab Hamil Anggur

Kondisi kehamilan anggur diperkirakan bisa terjadi akibat adanya kesalahan pada materi genetik yang ada dalam sel telur atau sperma. Nah, kesahalan ini bisa mengakibatkan dua jenis hamil anggur seperti yang dijelaskan di atas, Mom. Selain itu, ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko hamil anggur, yaitu:

  • Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • Riwayat keguguran
  • Riwayat hamil anggur pada kehamilan sebelumnya.

Ciri-ciri Hamil Anggur

Pada masa awal, ciri hamil anggur tampak begitu mirip dengan kehamilan biasa. Contohnya seperti menstruasi yang terhenti hingga rasa mual. Umumnya, hamil anggur baru akan terdeteksi pada usia kehamilan 10 hingga 14 minggu saat pemeriksaan janin dengan USG. Berikut ini ciri-ciri hamil anggur yang penting untuk Mom ketahui:

  • Mual dan muntah yang parah
  • Terasa nyeri pada bagian pelvis
  • Pendarahan berwarna cokelat gelap hingga merah terap dari vagina.

Apabila Mom mengalami berbagai ciri hamil anggur di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Biasanya nanti Mom akan diperiksa gejala-gejala lanjutan seperti tekanan darah yang meninggi, berkurangnya zat besi, rahim yang membesar dengan ukuran tidak normal, hingga munculnya kista pada ovarium.

Penanganan Hamil Anggur

Jika setelah diperiksa ternyata memang terjadi kondisi kehamilan anggur, kemungkinan besar dokter akan mengambil tindakan operasi medis hingga dipastikan tidak ada yang tertinggal pada rahim Mom. Tindakan ini sering disebut juga dengan dilatasi dan kuretase (kuret).

Namun, ada pula penanganan hamil anggur berupa kemoterapi. Ada kemoterapi yang menggunakan obat tunggal, ada pula yang menggunakan beberapa obat sekaligus. Hal ini tergantung pada seberapa ganas kondisi hamil anggur yang dialami.

Dampak Hamil Anggur pada Rahim

Setelah kondisi hamil anggur berhasil ditangani, ada beberapa dampak yang mungkin harus dilalui oleh rahim Mom. Salah satunya adalah Mom akan disarankan untuk tidak langsung hamil dulu dalam beberapa bulan hingga bahkan satu tahun ke depan. Mom harus berkonsultasi secara rutin dengan dokter sebelum kembali melakukan program hamil.

Nah, pada sebagian kasus, terkadang prosedur operasi pengangkatan jaringan abnormal pada hamil anggur masih meninggalkan jaringan tertentu. Jaringan yang tertinggal ini bisa berkembang menjadi penyakit trofoblastik gestasional, yakni kehamilan abnormal akibat tumor ganas. Namun, kemungkinannya hanya satu dari lima perempuan. Penyakit tersebut dapat ditangani dengan prosedur kemoterapi.

Mengingat penyebabnya yang tidak kasat mata, memang cukup sulit untuk melakukan tindakan nyata demi mencegah hamil anggur. Namun, jika Mom merasakan ciri hamil anggur yang disebutkan di atas, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter. Lalu, selama kehamilan, lakukan USG secara rutin untuk memantau kondisi janin. Semoga Mom dan si kecil selalu diberi kesehatan, ya!