Memiliki anak adalah impian semua orang tua. Bisa mendapatkan keturunan dan membesarkannya hingga melihatnya sukses menjadi satu kepuasan sendiri yang tidak bisa didapatkan di dalam fase kehidupan selain ini.

Namun sebelum bisa melakukan itu semua, proses kehamilan harus dijalani terlebih dahulu. Di dalam proses kehamilan ini pun, seorang suami harus bisa memposisikan dirinya dengan baik dan benar. Suami harus bisa memberikan seluruh perhatian untuk sang istri agar bisa melalui proses kehamilan hingga persalinan dengan lancar tanpa masalah berarti.

Mitos: Suami harus menjaga kelakukan

Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa suami wajib memenuhi segala kebutuhan yang menjaga kelakuan juga perlu dilakukan suami. Hal ini dikarenakan segala tindak tanduk suami dikabarkan bisa mempengaruhi kondisi janin yang dikandung sang istri juga. Padahal mitos ini belum tentu terbukti kebenarannya.

Jika menengok ke dalam sejarah masyarakat Indonesia, yang namanya mitos menjadi salah satu bagian yang tidak bisa dilupakan dan dipisahkan. Sebenarnya tidak hanya mitos saat istri hamil saja yang ada, banyak lagi mitos untuk hal-hal lain di luar sana. Namun saat ini, mari fokus ke mitos membunuh hewat saat istri hamil yang cukup sering didengar ini.

Mitos: Bayi bisa berbentuk hewan yang dibunuh

Ya, pada saat istri sedang hamil besar, mitos untuk tidak membunuh hewan cukup sering diberitahukan kepada suami. Hal ini dikarenakan ketika suami membunuh hewan saat istri hamil, maka janin yang sedang dikandung bisa menjadi cacat saat lahir nanti.

Tidak hanya itu saja. Cacat yang dialami si buah hati pun mengikuti hewan yang dibunuh oleh suami. Jika hewan yang dibunuh adalah ular, maka kulit anak tersebut akan bersisik seperti ular. Jika hewan yang dibunuh memiliki bulu, maka kulit anak tersebut akan berbulu seperti hewan tersebut.

Dari sana maka bisa terlihat bagaimana hukum tabur tuai menjadi nilai utama dari mitos ini. Ketika membunuh hewan saat istri hamil, maka anak yang dilahirkan akan sama seperti hewan dibunuh. Namun perlu digarisbawahi. Jika membunuh hewan untuk dikonsumsi seperti ayam atau sapi, itu adalah suatu kewajaran, tapi jika membunuh hewan secara disengaja tanpa alasan yang jelas, maka itu memang salah di manapun juga.

Fakta: semua tergantung gaya hidup

Mitos di atas memang hanyalah sekadar mitos saja. Tergantung mau dipercayai atau tidak karena mitos ini tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, tapi beda dengan gaya hidup. Ya, ketika berhubungan dengan kondisi si buah hati ketika sudah lahir, gaya hidup ibu hamil menjadi nilai yang lebih penting dibandingkan mitos ini.

Ibu hamil harus tetap mempertahankan gaya hidup sehat. Jangan merokok, minum alkohol dan makan junk food agar janin tidak mendapatkan masalah. Jika masih tetap tidak bisa mengubah gaya hidup, yang berbahaya adalah kondisi janin itu sendiri. Apakah ibu mau melihat buah hati lahir dengan kondisi cacat? Pasti tidak mau, bukan? Karena itulah, semua tergantung dari gaya hidup ibu selama proses kehamilan.

Maka dari itu, mitos untuk tidak membunuh hewan saat istri hamil tetaplah menjadi mitos sampai kapanpun. Tapi gaya hidup menjadi efek yang lebih besar lagi daripada mitos itu.