Masa nifas setelah melahirkan lazim dialami oleh ibu hamil yang telah berhasil melalui persalinan. Sayangnya, masih banyak mitos dan fakta seputar masa nifas yang belum dipahami oleh ibu hamil, terlebih bagi mereka yang baru kali pertama melahirkan. Tidak jarang, setelah melewati proses persalinan yang melelahkan, ibu hamil justru dipingit dengan berbagai aturan yang secara ilmiah belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Kira-kira apa saja mitos dan fakta yang harus dipahami oleh ibu hamil setelah melahirkan? Berikut ulasan selengkapnya.

Mitos: memakai stagen selama masa nifas setelah melahirkan

Perlu diketahui, bahwa anjuran memakai stagen ini bukan berdasarkan fakta medis, tetapi justru tradisi yang berlaku di kalangan masyarakat Indonesia. Pasalnya, stagen diyakini dapat memperbaiki bentuk tubuh ibu hamil yang baru saja melahirkan, terutama di bagian perut yang lebih kendur setelah bayi dilahirkan. Apabila dilihat dari kacamata medis, pemakaian stagen justru akan menyiksa karena cenderung ketat dan membuat pemakainya sulit bergerak.

Di samping itu, dinding perut dan rahim ibu pasca hamil dan melahirkan pada dasarnya bisa kembali ke bentuk semula. Kondisi ini nantinya akan dipengaruhi oleh sel DNA yang berada di dalam tubuh. Perubahan jumlah hormon juga mendukung kembalinya bentuk tubuh dan perut seperti semula meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Mitos: wajib minum jamu khusus melahirkan selama 40 hari

Beberapa orang tua akan mewajibkan Mom untuk mengonsumsi jamu khusus melahirkan selama 40 hari masa nifas. Faktanya, apabila Mom salah minum jamu, hal ini justru akan berakibat cukup fatal bagi bayi yang baru lahir. Kandungan dalam jamu terkadang bereaksi terhadap kadar bilirubin sehingga memicu bayi menjadi kuning. Lebih lanjut, tanpa jamu pun sebenarnya setelah melewati masa persalinan Mom akan diberikan obat dari dokter kandungan untuk mempercepat proses pemulihan.

Fakta: dilarang berhubungan intim selama masa nifas

Selama hamil, Mom tidak akan mengalami menstruasi. Kondisi inilah yang menyebabkan pasca persalinan, keluar cairan nifas yang mengandung sel darah putih, flora, serta sel-sel darah kotor yang telah mati di dalam tubuh. Apabila dipaksakan berhubungan intim, maka akan menimbulkan risiko infeksi di sekitar organ intim, baik bagi Mom maupun pasangan. Di samping itu, selama masa nifas, jahitan pada vagina belum sembuh total sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan jahitan robek kembali dan Mom bisa mengalami pendarahan.

Perhitungan masa nifas setelah melahirkan berlangsung sekitar 40 hari. Berbeda dari perhitungan periode menstruasi, masa nifas ini berhubungan langsung dengan keluarnya lokia atau darah kotor dan lendir dari vagina yang tidak dikeluarkan oleh tubuh selama menjalani kehamilan.

Mitos: tidur siang bisa menyebabkan kebutaan

Satu lagi mitos yang berkembang cukup pesat di kalangan masyarakat Indonesia terkait masa nifas setelah melahirkan, yaitu larangan tidur siang karena bisa menyebabkan kebutaan. Tentu saja hal ini tidak terbukti kebenarannya. Sebaliknya, ibu pasca persalinan justru membutuhkan banyak waktu beristirahat untuk mempercepat proses pemulihan. Apabila kurang tidur, justru membuat tubuhnya lemas dan mudah sakit sehingga tidak mampu merawat bayi dan memberikan ASI eksklusif.

Ibu pasca hamil dan melahirkan boleh tidur kapan saja selagi sempat, atau memanfaatkan waktu untuk tidur ketika bayi juga sedang terlelap. Tidak ada hubungan antara tidur siang dan kebutaan bagi Mom yang berada dalam masa nifas setelah melahirkan.

Itulah tadi beberapa mitos dan fakta seputar masa nifas setelah melahirkan yang perlu Mom pahami dengan baik. Pastikan tidak begitu saja mempercayai mitos tanpa berkonsultasi terlebih dulu pada dokter atau pihak medis yang lebih ahli. Selamat menikmati momen-momen menjadi ibu baru ya, Mom!