Masa transisi anak menuju ke remaja atau yang biasa dikenal dengan pubertas akan ditandai dengan berbagai macam perubahan. Mulai dari perubahan fisik hingga hormonal. Salah satu tanda yang dialami anak laki-laki adalah adalah mimpi basah atau nocturnal orgasm atau nocturnal emission.

Mimpi basah adalah kondisi alami yang wajar dialami oleh anak saat memasuki masa pubertas. Sehingga sebagai orang tua sudah selayaknya memberikan edukasi terkait hal ini agar anak tidak bingung dan merasa canggung.

Lantas, bagaimana cara Anda menjelaskannya agar anak paham? Simak informasinya di bawah ini, yuk!

Apa itu Mimpi Basah?

Mimpi basah adalah aktivitas psikologis ketika seorang anak beralih menuju remaja dan mengalami mimpi yang tanpa disadari mengeluarkan cairan sperma dari alat kelaminnya.

Mimpi basah yang juga disebut dengan nocturnal orgasm ini merupakan kondisi alam di mana secara fisiologis terjadi perubahan dalam diri seorang anak.

Jika anak sudah mengalami mimpi basah, maka perubahan dalam diri seperti fisik, hormon, emosional dan sosial akan terjadi.

Ada 5 perubahan khusus yang juga terjadi di saat anak mengalami emisi nokturnal. Seperti, pertambahan tinggi badan sangat cepat, mengalami perkembangan seks sekunder, organ-organ reproduksi berkembang serta komposisi tubuh dan sistem sirkulasi respirasi yang berubah.

Akan tetapi faktanya, nocturnal orgasm tidak hanya terjadi ketika pubertas. Bisa saja ketika anak mulai dewasa mereka mengalami mimpi basah lagi. Hal ini pun terjadi sesuai tingkat hormonal masing-masing.

Tak jarang nocturnal orgasm sering menghadirkan kondisi erotis dalam mimpi anak untuk pertama kalinya yang membuat anak merasa canggung untuk mengutarakan jalan cerita mimpinya.

4 Penyebab Mimpi Basah

Mimpi basa atau Emisi nokturnal adalah hal yang wajar terjadi akibat perubahan hormonal anak seiring berjalannya waktu. Mom dapat menjelaskan penyebab mimpi basah pada anak sebagai berikut.

1. Tanda Pubertas

Pubertas merupakan penyebab mimpi basah yang utama pada anak laki-laki. Pubertas adalah masa transisi perkembangan anak menuju remaja. Tanda yang sering dilihat yakni tumbuhnya bulu halus di area kelamin dan berfungsinya organ reproduksi secara aktif.

Sebagai tanda sudah beranjak remaja, pubertas merupakan kondisi yang pasti dialami oleh setiap anak. Karena di masa tersebut, berbagai perubahan fisik hingga psikis anak terjadi.

2. Perubahan Fisiologis, Emosional, Hormonal dan Sosial

Penyebab berikutnya adalah terjadinya perubahan fisik, emosi, hormon dan keadaan sosial dalam dirinya.

Perubahan fisik yang dialami anak laki-laki ketika emisi nokturnal terjadi adalah membesarnya alat kemaluan dan dada menjadi bidang.

Selain fisik yang berubah, fungsi utama hormon reproduksi anak juga berubah dari yang semula tidak aktif menjadi aktif. Sehingga, ketika ia sudah mengalami nocturnal emission, tandanya sperma yang dikeluarkan sudah bisa membuahi sel telur.

Perubahan hormon testosteron yang menjadi penyebab mimpi basah ini juga menimbulkan berubahnya kondisi emosional anak. Seperti mudah tersinggung, marah, dan merasa dikucilkan merupakan contoh dampak perubahan emosi anak.

Ketika kejadian ini baru pertama kali dialami oleh anak, perasaan canggung, terkejut dan malu membuat anak kebingungan untuk bercerita ke orang tua.

Sehingga, biasanya si kecil mencari tempat berbagi cerita pengalaman pertamanya kepada teman sebaya.

3. Aktivitas Seksual yang Kurang

Seorang yang aktif melakukan hubungan seksual atau masturbasi hingga melakukan ejakulasi biasanya tidak sering mengalami nocturnal emission. Lain halnya pada anak yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Penumpukan sperma di testis akan terus meningkat dan perlu dikeluarkan. Sehingga, mimpi basah adalah aktivitas seksual pertama bagi anak dan menjadi solusi pengeluaran sperma tersebut.

4. Rangsangan Ketika Tidur

Apabila sedang tidur, segala aktivitas organ tubuh beristirahat. Namun, saat mengalami nocturnal emission rangsangan saat tidur bisa terjadi dan membuat aktivitas organ kemaluan aktif.

Rangsangan ini bisa saja terjadi karena adanya gesekan antara benda di sekitar dan alat kelamin anak. Sehingga, nocturnal emission dapat terjadi dan membuat anak terbangun dari tidurnya.

Baca juga: Anak Masuk Masa Pubertas? Kenali 13 Tanda-tandanya

Ciri-Ciri Mimpi Basah

Selain penyebab, Mom juga perlu mengetahui ciri-ciri mimpi basah yang dialami oleh anak laki-laki Anda.

1. Bermimpi Erotis

Bermimpi erotis menjadi ciri-ciri emisi nokturnal dialami anak. Adegan-adegan sensual secara tidak sadar berlangsung selama anak tertidur. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak selalu menampilkan mimpi erotis bisa juga terjadi karena rangsangan yang membuat anak ejakulasi ketika tidur.

2. Keluarnya Sperma saat Tidur

Mimpi basah adalah keadaan dimana sperma yang sudah banyak di testis keluar. Ketika anak tertidur, cairan putih lengket keluar dari kelamin. Jika terjadi pertama kalinya, anak bisa mengira dia sedang ngompol ketika tidur.

Padahal, cairan tersebut merupakan sperma yang keluar akibat adanya stimulasi saat tidur.

3. Berperannya Hormon Testosteron

Hormon testosteron merupakan hormon yang berfungsi dalam produksi sperma laki-laki. Apabila kadarnya semakin tinggi, maka kesuburan sperma di testis juga tinggi.

Di masa pubertas hormon ini akan meningkat drastis dan menyebabkan terjadinya nocturnal orgasm. Namun, semakin bertambahnya usia, hormon testosteron akan stabil dan terjadinya emisi nokturnal bisa berkurang.

Tips Orang tua Memberikan Penjelasan ke Anak

Mom, kondisi di atas umumnya dialami oleh anak di rentangan usia 9 hingga 13 tahun. Kondisi anak masih belia, membutuhkan pendampingan dari orang tua.

Sehingga, pemberian penjelasan dan pengarah orang tua kepada anak di masa tersebut sangat dibutuhkan. Berikut tips orang tua memberikan penjelasan ke anak tentang nocturnal orgasm.

1. Menjelaskan Masa Pubertas

Bagi Mom yang memiliki anak laki-laki, menjelaskan masa pubertas mungkin menjadi hal yang tidak mengenakkan hati. Peran Dad sebagai figur laki-laki dewasa di keluarga, bisa membantu Mom untuk menjelaskan masa pubertas pada anak.

Sangat penting untuk menjelaskan masa pubertas dan ciri-cirinya kepada anak. Sehingga, anak bisa memahami lebih dalam lagi tentang pertumbuhan dan perkembangan dirinya.

2. Memberi Pemahaman tentang Mimpi Basah

Salah satu ciri anak mengalami pubertas adalah emisi nokturnal. Kondisi tersebut perlu dijelaskan kepada anak sehingga anak tidak terlalu terkejut dengan perubahan dirinya.

Memberikan arti mimpi basah kepada anak juga perlu, karena kondisi tersebut bisa saja membawa anak ke dalam mimpi sensual. Mimpi tersebut bisa diartikan oleh sang anak, jadi orang tua perlu menjelaskan juga arti mimpi basah kepada anak.

3. Melakukan Pendampingan Ekstra

Mom dan Dad perlu melakukan pendampingan tambahan ketika anak sudah mengalami nocturnal orgasm.

Membersihkan diri dan kemaluan dengan sabun merupakan contoh pendampingan anak yang sudah mengalami nocturnal orgasm.

Tata cara membersihkan diri juga perlu diajarkan. Jika Mom tidak begitu paham tentang membersihkan diri anak laki-laki yang sudah pubertas, boleh untuk meminta bantuan kepada Dad.

Itulah informasi mimpi basah yang perlu orang tua pahami dalam mengedukasi anak. Sebaiknya, dampingi anak ke dokter jika ada gangguan selama masa pubertas.

Baca juga: Mimpi Basah pada Wanita, Normalkah? Berikut Faktanya