Dari sekian banyak kekhawatiran yang dirasakan orang tua, salah satunya terkait dengan perkembangan bahasa. Kita melihat anak mengalami keterlambatan bicara, tidak sedikit yang akhirnya bertanya-tanya apakah hal tersebut disebabkan karena mengajarkan bayi dua bahasa?

Adalah Lembayung dan Ario, pasangan suami istri tengah resah karena melihat putrinya yang sudah menginjak usia 2,5 tahun, namun belum mampu diajak berkomunikasi. Lembayung pun curiga jika kondisi ini disebabkan dirinya sudah mengenalkan dua bahasa pada buah hatinya.

“Apa jangan-jangan, mengajarkan bayi dua bahasa membuatnya kesulitan untuk mencerna dan menangkapnya, ya? Bingung, lalu membuatnya alami speech delay,” urainya.

Benarkah pandangan mengajarkan bayi 2 bahasa membuat speech delay?

Faktanya, bilingual atau bahkan multilingual sama sekali nggak ada hubungannya dengan speech delay atau terlambat bicara. Berdasarkan teori dari Noam Chomsky, American linguist, bayi yang dipaparkan lebih dari dua bahasa tidak akan mengalami keterlambatan wicara.

Hal ini dikarenakan setiap manusia sejak bayi sudah memiliki ‘program’ di dalam otaknya yang disebut dengan Language Acquisition Device (LAD). Maka, ‘program’ inilah yang akhirnya memungkinkan bayi untuk punya kemampuan menganalisa dan memahami aturan dasar dari bahasa yang mereka dengar, hingga akhirnya bisa berbahasa dengan baik.

Hal ini jugalah yang dipertegas Roslina Verauli, M.Psi., Psi, bahwa speech delay ini bisa terjadi lantaran memang ada keterlambatan dalam perkembangan anak, atau karena adanya gangguan biologis, termasuk mengalami gangguan atensi.

“Jadi bukan karena dikenalkan beberapa bahasa,” urai psikolog yang kerap disapa dengan panggilan Mbak Vera ini.

Pro-kontra mengajarkan bayi 2 bahasa

Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri kalau mengenalkan anak beberapa bahasa sekaligus saat usia masih terlalu dini menimbulkan pro kontra.

Ada satu pihak yang setuju bahwa mengenalkan beberapa bahasa boleh dilakukan bahkan baik jika dilakukan ketika saat golden age. Saat anak sudah dikenalkan dalam 2 bahasa, maka nantinya di otak anak akan terbentuk bagian masing-masing. Seperti yang telah dijelaskan Verauli. Sementara, di sisi lain menyebutkan kalau sebaiknya menunda lebih dulu untuk mencegah rasa bingung pada anak

Lagipula, berkaitan dengan belajar bahasa, artinya anak akan belajar memahami, dan mengucapkannya. Kedua hal ini, di mana pusat bicara dan pusat pemahaman sebenarnya saling berkaitan dan sama sekali tidak bisa dipisahkan. Dengan begitu, anak akan belajar untuk memahami atau mengerti lebih dulu, lalu akan berlanjut untuk bisa berbicara di saat mencapai usia tertentu.

Anak sudah dapat diajarkan dua bahasa karena nanti di otak, akan terbentuk bagian masing-masing. Bahasa itu ada yang untuk memahami, ada yang untuk mengujarkan. Pusat bicara dan pusat pemahaman sama sekali tidak bisa dipisahkan karena saling berhubungan. Anak-anak itu mengerti dulu, nanti saat mencapai usia tertentu, mereka akan mulai bicara.

Namun, penting untuk dipahami bahwa sama dengan perkembangan lainnya, perkembangan bahasa setiap anak tentu saja berbeda-beda. Ada yang cepat, aja juga yang mengalami keterlambatan. Namun pada umumnya, saat anak berusia di bawah 2 tahun, kemampuannya baru bisa mengucapkan satu kata. Namun, seiring bertambahnya usia, kemampuan anak akan bertambah menjadi tiga kata.

Melansir dari laman Very Well Family, nyatanya ada sekitar 12 persen anak di atas usai 5 tahun yang mampu bilingual atau memiliki kemampuan berbicara dalam dua bahasa. Sebuah penelitian menunjukkan, mengajarkan anak dalam dua bahasa jauh lebih mudah jika dilakukan sejak dini.

Sedangkan, American Speech-Language-Hearing Association juga menuturkan kalau ada beberapa keuntungan mengajarkan dua bahasa kepada anak. Yaitu, anak akan bisa belajar kata-kata baru dengan cepat, meningkatkan kemampuan mempelajari informasi baru, cenderung lebih mudah menyelesaikan masalah, hingga memiliki keterampilan mendengarkan lebih baik.

Saat anak memiliki kemampuan untuk berbahasa asing tentu ia akan memiliki bekal dan keterampilan yang penting dimiliki anak untuk meniti kariernya di masa depan. Meskipun demikian, idealnya anak-anak perlu menguasai bahasa ibu terlebih dulu sebelum bahasa yang lainnya.

Baca juga: Mulai Tidak Bisa Diam, Ini Perkembangan Anak Usia 4 Tahun 6 Bulan Lainnya