Setiap orang bisa saja berisiko mengalami penyakit lupus, tak terkecuali ibu hamil. Seluruh kondisi lupus pada ibu hamil dianggap berisiko tinggi, meskipun kurang dari 50% kehamilan dengan lupus yang memiliki komplikasi.

Sebelum membahas lebih lanjut lupus pada ibu hamil, terlebih dahulu Mom harus tahu tentang penyakit ini. Lupus merupakan penyakit peradangan kronis akibat gangguan autoimun yang terjadi ketika sistem imun penderitanya menyerang sel, jaringan, atau organ tubuh lainnya.

Beberapa kasus penyakit lupus ternyata telat dideteksi, sehingga terlambat untuk mendapat pengobatan. Padahal, ini bisa berbahaya, karena dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti kulit, sendi, sel darah, paru-paru, jantung, otak, ginjal, dan sumsum tulang belakang.

Lantas, bagaimana jika ibu hamil mengalami lupus, apa pengaruh lupus pada ibu hamil dan janin yang sedang dikandung?

Dampak Lupus pada Ibu Hamil

Ibu hamil dengan lupus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kehamilan tertentu. Berikut ini beberapa risiko yang bisa terjadi jika mengidap lupus saat hamil.

1. Flare

Flare selama kehamilan terjadi pada 30% wanita dan mayoritas menunjukkan kondisi yang ringan. Kondisi ini paling sering terjadi pada trimester pertama atau kedua kehamilan.

Flare merupakan kondisi sakit akibat lupus yang ditandai dengan bengkak dan ruam bahkan demam. Akan tetapi kadang flare juga tidak menunjukkan gejala apapun dan hanya bisa diketahui setelah melalui tes laboratorium

Meskipun sebagian besar kondisinya ringan, tapi tetap saja membutuhkan obat dari dokter, karena jika tidak, bisa menyebabkan persalinan prematur. Untuk obat yang dipakai biasanya dokter akan menggunakan kortikosteroid dosis rendah.

2. Preeklampsia

Sekitar 2 dari 10 ibu hamil dengan lupus mengalami preeklampsia yang serius dan harus segera diobati. Risiko preeklampsia lebih tinggi pada wanita dengan lupus yang memiliki riwayat penyakit ginjal.

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi di dalam urin ibu hamil. Kondisi ini sangatlah berbahaya bagi ibu maupun janin.

Jika Mom mengalami preeklampsia, Mom mungkin melihat adanya peningkatan berat badan yang tiba-tiba, pembengkakan tangan dan wajah, penglihatan kabur, pusing, atau sakit perut. Kondisi ini juga memungkinkan Mom harus melahirkan bayi lebih awal atau prematur.

3. Risiko Kesehatan Lain

Masalah-masalah ini termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan masalah ginjal. Nutrisi yang baik selama kehamilan dapat membantu mencegah berbagai risiko tersebut selama kehamilan. Kunjungan dokter secara teratur dapat membantu menemukan masalah seperti ini lebih awal. Dengan begitu bisa mendapat perawatan untuk menjaga Mom dan janin tetap sehat.

Selain itu, masih ada komplikasi lain yang berisiko menyerang ibu hamil dan janin ketika menjalani kehamilan dengan penyakit lupus, di antaranya:

  • Keguguran

  • Sindrom HELLP

  • Sindrom antifosfolipid

  • Gangguan fungsi ginjal akibat lupus atau lupus nefritis

  • Perdarahan setelah melahirkan

  • Emboli atau penyumbatan di pembuluh darah

  • Operasi caesar darurat

Lupus pada ibu hamil juga bisa memengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah. Serta, berisiko menurunkan penyakit lupus kepada bayi yang dilahirkan.

Hal ini karena penyakit lupus bersifat turunan. Itulah kenapa risiko terkena lupus akan semakin besar jika ada anggota keluarga yang pernah menderita lupus atau penyakit autoimun lainnya.

Bayi yang terkena lupus atau disebut juga dengan neonatal lupus dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan. Misalnya, gangguan jantung dan hati, masalah pada kulit, dan kekurangan darah.

Pengobatan Lupus pada Ibu Hamil

Untuk mengurangi berbagai risiko kehamilan dengan lupus, maka Mom wajib mengunjungi dan berkonsultasi kepada dokter secara rutin. Periksakan kondisi kehamilan secara berkala, karena bisanya memiliki lupus saat hamil akan disarankan untuk kontrol lebih sering.

Selain itu, Mom juga perlu pemeriksaan kesehatan dengan dokter reumatologi, setiapnya satu kali setiap trimester, atau bisa juga lebih sering daripada itu. Jika Mom memiliki flare, mungkin perlu diobati dengan prednisone, yang tidak melewati plasenta, kecuali pada dosis tinggi.

Temui dokter secara teratur dan sering, lalu ikuti instruksi mereka tentang istirahat, olahraga, asupan makan sehari-hari, dan obat-obatan. Perhatikan dengan cermat apa yang terjadi pada tubuh Mom, dan beri tahu kepada dokter jika mengalami keluhan.

Terapkan juga gaya hidup yang sehat. Tidak merokok, minum alkohol, konsumsi obat-obatan terlarang, dan batasi asupan kafein.

Itulah informasi seputar lupus pada ibu hamil yang wajib Mom ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga kehamilan Mom sehat selalu, ya.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Jika Ibu Hamil Positif Corona