Mempelajari proses laktasi atau teknik menyusui sejak masa kehamilan sangat penting untuk Mom lakukan. Ini bertujuan agar Mom dapat memenuhi kebutuhan ASI yang dibutuhkan bayi saat menyusu nantinya dengan baik.

Proses laktasi seringkali dianggap mudah. Meski begitu, ada banyak kondisi yang dapat membuat proses menyusui menjadi lebih sulit dari yang dibayangkan.

Memanajemen proses laktasi merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui. Ini sebaiknya dilakukan sejak awal masa hamil, hingga selama masa menyusui.

Namun, sudahkah Mom mengetahui belum apa itu laktasi?

Apa itu laktasi?

Laktasi adalah proses menyusui yang dimulai dari Mom memproduksi ASI sampai pada tahap bayi mengonsumsi ASI, dengan cara menghisap dan menelan ASI tersebut.

Idealnya ASI diberikan sampai anak berusia dua tahun dengan teknik yang baik dan benar sehingga anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.

Bagi Mom yang baru pertama menyusui, berkonsultasi tentang laktasi dapat menangani keluhan yang dialami ibu saat menyusui. Konsultasi laktasi dapat membantu ibu menyusui yang mengalami kesulitan saat menyusui bayinya.

Konsultasi laktasi

Berkonsultasi soal laktasi berperan sangat penting, mulai dari menunjukkan ibu bagaimana menyusui dengan benar hingga menangani keluhan terkait menyusui. Konsultasi laktasi memiliki peran sebagai berikut.

1. Melatih ibu menyusui dengan benar

Pada dasarnya konsultasi laktasi dapat melatih Mom untuk menyusui bayi, serta mendampingi ibu saat proses menyusui. Selain itu juga dapat untuk mengajarkan bagaimana posisi menyusui yang benar dan bagaimana cara meningkatkan produksi ASI.

2. Menangani keluhan menyusui

Konsultasi laktasi dapat menangani keluhan ibu selama menyusui, seperti luka pada puting, bayi yang tidak ingin menyusu, susah menaikkan berat badan bayi, dan produksi ASI kurang lancar.

3. Mengenalkan alat bantu menyusui

Manfaat lainnya adalah dapat membantu Mom mengenali alat bantu menyusui. Beberapa contohnya yaitu mengetahui tentang pompa ASI dan cara kerjanya, cara menyimpan ASI agar tidak mudah basi.

Hal ini mungkin sangat penting bagi Mom yang mempunyai banyak aktivitas diluar rumah sehingga harus memberikan ASI pada bayi secara tidak langsung.

4. Mengarahkan pemberian MPASI

Konsultasi laktasi juga dapat memberikan pengetahuan kepada Mom untuk mendapatkan makanan pendamping ASI selama menyusui.

Baca Juga: Bagaimana memulai MPASI pertama bayi? Simak tipsnya berikut ini!

5. Merancang strategi makan untuk bayi

Manfaat lain dari konsultasi laktasi adalah dapat membantu Mom untuk menerapkan pemberian makan bagi bayi yang lahir prematur yang kebutuhan nutrisinya berbeda.

Persiapan menyusui sejak hamil

Manajemen laktasi harusnya sudah dimulai sejak awal masa kehamilan, Mom. Hal ini sudah ditandai dengan perubahan payudara yang semakin membesar, puting menjadi tegak, dan areola semakin gelap.

Selain perubahan fisik pada payudara, adanya perubahan hormon mungkin juga akan terjadi. Hormon yang berperan dalam masa kehamilan seperti hormon oksitosin dan prolaktin akan meningkat selama kehamilan.

Peningkatan hormon oksitosin mempengaruhi keluarnya air susu, sedangkan peningkatan hormon prolaktin berguna untuk menunjang produksi air susu.

Selain perubahan hormon yang terjadi, pada trimester kedua kehamilan, mungkin juga akan mulai memproduksi kolostrum, sehingga produksi dan keluarnya air susu telah diatur secara alami hingga saat persalinan tiba.

Saat-saat menyusui

Proses menyusui bayi sudah dapat dilakukan setelah bayi beberapa menit dilahirkan. Air susu yang pertama keluar pada ASI merupakan kolostrum yang mengandung gizi terbaik bagi bayi baru lahir.

Secara naluri, pada awal menyusu bayi sudah bisa menghisap puting ibu. Namun, penting untuk melatih bayi agar dapat menyusu pada payudara dengan posisi yang benar agar proses menyusui berjalan lancar.

Pada pemberian ASI pertama, Mom harus menciptakan suasana yang lebih santai dan pastikan Mom dan bayi tetap berada pada posisi yang nyaman. Ketika bayi sudah mulai nyaman, proses pemberian ASI sudah dapat dimulai.

Dalam proses ini, biarkan bayi berinisiatif sendiri untuk menyusu. Jika bayi tidak merasa lapar, ia akan tetap tidur di dada ibu, namun ketika lapar nantinya bayi akan menggerak-gerakkan kepalanya.

Apabila bayi meletakkan tangannya ke mulut dan mengusap-usapkannya, ini dapat dijadikan waktu yang tepat untuk bayi menyusu.

Hal yang harus diperhatikan saat menyusui

1. Frekuensi pemberian ASI

Mom disarankan untuk memberikan ASI sehari sekitar 8-12 kali. Tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, namun cara ini juga dapat membantu menjadi produksi ASI agar bertambah banyak.

Setelah beberapa hari dilahirkan, bayi pada umumnya akan menyusu setiap dua jam sekali pada siang hari dan hanya beberapa kali saja di malam hari.

Baca Juga: Serba-serbi Pompa ASI: Dari Jenis, Harga, dan Cara Merawatnya

2. Tanda kecukupan pemberian ASI

Mom juga harus memahami apakah ASI sudah cukup atau belum. Jika asupan ASI yang diberikan cukup, pipis bayi akan berwarna kuning jernih. Setelah menyusui sampai kenyang, umumnya bayi akan tertidur dan payudara ibu akan terasa lebih lunak.

Selain itu, perhatikan kenaikan berat badan bayi. Pada umumnya bayi yang sehat berat badannya cenderung bertambah sekitar 18 sampai 28 gram per hari selama usianya 3 bulan.

Baca Juga: Ini Yang Perlu Mom Lakukan Jika ASI Tidak Keluar Saat Bayi Lahir

3. Asupan makanan ibu

Beberapa makanan dapat memberikan reaksi yang negatif untuk bayi, seperti bumbu rempah, jeruk, kubis, kol, brokoli, dan coklat. Namun, hanya beberapa bayi saja yang memiliki reaksi tersebut.

Mom juga harus membatasi konsumsi kopi dan minuman yang mengandung kafein lainnya. Hindari juga makanan dan minuman yang mengandung alkohol, untuk mencegah bayi mengonsumsinya saat masuk ke dalam ASI.

4. Masalah saat menyusui

Terkadang akan muncul beberapa masalah saat menyusui pada ibu, seperti luka pada puting, ASI yang tersumbat, mastitis, dan nyeri pada payudara.

Mom sebaiknya memeriksakan diri ke dokter kandungan agar masalah saat menyusui dapat ditangani sejak dini.

5. Kondisi kesehatan ibu

Agar proses laktasi berjalan dengan lancar, Mom perlu menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, minum air putih yang cukup, dan mencegah stres.

Jika Mom sakit, proses menyusui sebenarnya proses menyusui masih bisa dilakukan. Namun, jika Mom sedang sakit penyakit menular seperti flu, lebih baik menghindari untuk berada di dekat bayi untuk sementara waktu.

Apabila Mom sedang menjalani pengobatan jangka panjang seperti kemoterapi, radioterapi, dan obat anti migrain, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan ASI kepada bayi untuk mengetahui efek sampingnya terhadap bayi.

Beberapa cara diatas merupakan manajemen laktasi yang bisa Mom terapkan sejak awal masa kehamilan. Mom yang punya masalah atau masih belum paham benar mengenai laktasi sebaiknya juga berkonsultasi dahulu untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Baca Juga: 20+ Rekomendasi Makanan Pelancar Asi Paling Ampuh