Kuretase atau kuret adalah sebuah prosedur mengeluarkan jaringan abnormal dari dalam rahim yang dilakukan oleh dokter kandungan untuk mengatasi suatu penyakit pada sistem reproduksi wanita. Jika mengalami keguguran yang disengaja maupun tidak, biasanya Mom akan dianjurkan dokter menjalani proses ini guna membersihkan rahim.

Nah, Ruangmom akan mengulas secara lengkap seputar prosedur kuret yang perlu Mom ketahui. Langsung simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Kalkulator HPL

Apa itu kuret?

Dilation and Curettage (D&C) atau kuret adalah suatu prosedur medis guna mengeluarkan sisa-sisa kehamilan pasca seseorang mengalami keguguran. Nantinya, dokter akan melakukan pembedahan dimana serviks akan dilebarkan hingga lapisan rahim bisa dikikis menggunakan kuret, yakni alat seperti sendok untuk mengangkat jaringan abnormal.

Proses kuret diawali dengan pemberian anestesi agar tubuh lebih rileks, kemudian leher rahim akan dilebarkan menggunakan laminaria. Alat tersebut akan menghisap cairan rahim agar lebih melebar. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat-obatan supaya area uterus mati rasa. Baru kemudian lapisan sisa kelahiran dikeluarkan.

Fungsi Kuret

Mom, pada dasarnya fungsi dilakukannya kuret adalah sebagai berikut.

1. Untuk Pemeriksaan

Salah satu fungsi kuret adalah sebagai bagian dari proses pemeriksaan apabila Mom mengalami pendarahan rahim, baik sebelum maupun pasca menopause atau jika ditemukan sel endometrium yang abnormal. Nantinya hasil dari proses ini akan digunakan sebagai sampel laboratorium guna mendeteksi penyakit.

2. Untuk Menangani Kondisi Tertentu

Fungsi lain dari kuret adalah untuk menangani kondisi tertentu misalnya mengeluarkan sisa jaringan pasca keguguran atau hamil anggur, menyedot plasenta yang tertinggal, serta polip serviks maupun uterus.

Kapan Proses Kuret Harus Dilakukan?

Nah, pertanyaannya adalah, kapan proses kuret harus dilakukan? Kondisi yang dipandang tepat untuk melakukan kuret adalah sebagai berikut, Mom.

1. Keguguran

Sama halnya dengan aborsi, keguguran seringkali meninggalkan sisa jaringan maupun plasenta di dalam rahim ibu. Terutama apabila janin tersebut gugur pada usia di atas 10 minggu. Apabila hal ini dibiarkan, risikonya adalah infeksi dan terjadi pendarahan terus-menerus.

2. Diagnosis atau Pengobatan Kelainan Rahim

Tak jarang setelah seseorang didiagnosa mengidap kanker, polip pada serviks, atau infertilitas, dokter akan merekomendasikan prosedur kuret. Hal ini bertujuan untuk mengangkat sel kanker, gumpalan, maupun kotoran dalam rahim.

Persiapan Sebelum Proses Kuret

Beberapa hal yang biasanya disiapkan sebelum menjalani prosedur kuret adalah:

Pertimbangkan Beberapa Hal

Sebelum melakukan kuret, sebaiknya Mom pertimbangkandulu beberapa hal penting berikut ini.

1. Kuret Mungkin Terlalu Cepat untuk Sebagian Wanita

Bagaimanapun juga melakukan kuret artinya menghapus tanda-tanda keberadaan calon anak di dalam rahim. Hal ini tentu sulit diterima oleh sebagian wanita, Mom. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang memilih keguguran alami guna memperlambat prosesnya.

2. Prosedurnya Invasif

Sebagian wanita memandang kuret adalah prosedur buatan sehingga mereka tidak bisa menerimanya. Oleh karena itu, tak jarang mereka memilih untuk membiarkannya keluar secara alami.

3. Adanya Risiko Komplikasi Serius

Salah satu risiko kuret adalah munculnya komplikasi berupa infeksi, pendarahan, dan tusukan di rahim atau usus. Bahkan prosedur ini dapat menimbulkan kondisi langka berupa sindrom asherman, Mom.

Baca juga: 10 Larangan Setelah Melahirkan Normal, Mom Harus Cermati!

Perhatikan Beberapa Peringatan

Beberapa kondisi tubuh yang harus Mom konsultasikan dengan dokter sebelum menjalankan operasi kuret adalah:

  • Memiliki gangguan berupa pembekuan darah
  • Memiliki penyakit radang panggul, misalnya salpingitis dan endometritis
  • Sudah pernah menjalani operasi atau prosedur media terhadap endometrium sebelumnya
  • Menderita stenosis (penyempitan pada rahim) atau displasia serviks

Tahapan Proses Kuret

Adapun tahapan prosedur kuret adalah sebagai berikut.

1. Pengambilan Sampel Jaringan

Prosedur pertama dalam tahapan kuret adalah pengambilan sampel jaringan dinding rahim untuk melihat apakah terdapat kondisi abnormal. Jika dari hasil pengamatan laboratorium ternyata muncul beberapa gejala berbahaya, maka operasi ini akan disarankan.

2. Mengatur Posisi

Sebelum menjalani operasi kuret, Mom harus membuat posisi khusus, yakni berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan diangkat ke atas dada serta melebarkan kaki.

3. Proses Pembiusan atau Anestesi

Prosedur selanjutnya adalah pembiusan atau anestesi sesuai kebutuhan. Bius yang diberikan dapat bersifat total, yakni mati rasa di seluruh bagian tubuh, namun bisa juga spinal dengan efek terbatas pada sekitaran pinggang ke bawah.

4. Kuretase dan Pengambilan Jaringan Abnormal

Setelah pembiusan, tahap selanjutnya adalah kuretase. Nah, dua proses penting dalam kuret adalah:

  • Melebarkan bagian serviks guna memasukkan laminaria atau batang ramping ke dalam vagina. Biasanya dokter juga akan memberikan obat pelunak leher rahim agar melebar.
  • Memasukkan kuret, yakni alat panjang berbentuk sendok kemudian mengikis sisa-sisa jaringan yang tersisa di dinding rahim. Selain menggunakan kuret, dokter juga bisa menggunakan kanula guna menyedot sisa-sisa jaringan di dinding rahim.

Perawatan Setelah Kuret

Setelah kuret, pastinya Mom membutuhkan beberapa perawatan khusus. Perawatan tersebut antara lain ialah sebagai berikut.

1. Hindari Aktivitas Berat

Sekitar 5-7 hari, Mom harus beristirahat total dan menghindari aktivitas berat. Hal ini bertujuan agar luka di rahim segera mengering dan kekuatan tubuh kembali seperti biasanya.

2. Tidak Melakukan Hubungan Intim

Selang 2 minggu atau hingga pendarahan berhenti, Mom dilarang melakukan hubungan intim. Hal ini karena lapisan rahim yang baru saja dikikis butuh waktu cukup lama untuk pulih.

3. Perhatikan Ciri-Ciri Terjadi Infeksi Setelah Kuret

Ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret adalah keputihan berbau tidak sedap, nyeri perut, demam, dan keluar darah atau nanah dari vagina. Mom perlu memperhatikan gejala ini agar mendapat penanganan sedini mungkin, sebab jika semakin parah, maka prosedur operasi baru harus dilakukan.

Baca juga: Pendarahan Setelah Melahirkan: Penyebab, Ciri dan Cara Mengatasinya

Efek Samping Kuret

Ternyata, operasi ini juga memberikan beberapa dampak negatif bagi tubuh lho, Mom! Apa saja?

1. Sindrom Asherman

Merupakan suatu gangguan berupa luka atau jaringan parut di rahim, biasanya karena kuret dilakukan setelah keguguran. Sindrom ini seringkali menyebabkan sulit wanita menstruasi.

2. Infeksi

Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu risiko kuret adalah terjadinya infeksi di rahim yang ditandai dengan pendarahan, nyeri, atau keluar nanah.

3. Perforasi Uterus

Perforasi uterus terjadi ketika alat operasi justru menusuk dan menimbulkan lubang di rahim atau menyebabkan gangguan di pembuluh darah.

4. Kerusakan Jaringan Serviks

Seringkali saat prosedur kuret dilakukan, terjadi sobekan di leher rahim. Hal ini tentu butuh penanganan lebih lanjut.

Kapan Harus ke Dokter?

Mom disarankan untuk segera menemui dokter apabila merasakan beberapa gejala berikut:

  • Demam
  • Pendarahan hebat
  • Keluarnya cairan berbau tidak sedap dari vagina
  • Nyeri pada daerah perut tidak kunjung membaik
  • Kram perut yang terjadi lebih dari 2 hari

Apakah Bisa Hamil Lagi Setelah Menjalani Proses Kuret?

Kuret sebenarnya tidak mengurangi kemungkinan Mom untuk hamil lagi. Namun, Mom perlu menunggu setidaknya 3 kali siklus haid agar rahim dapat memperkuat lapisannya dan menjadi sehat kembali.

Biaya Operasi Kuret

Setelah mengetahui berbagai tahapan kuret, tentu Mom penasaran dengan biayanya, bukan? Nah, biaya kuret di rumah sakit swasta biasanya berkisar antara Rp7 juta hingga Rp10 juta, Mom.

Sedangkan di rumah sakit negeri bisa lebih murah, yakni antara Rp2.8 juta hingga Rp3 juta. Selain itu, kuret juga dapat ditanggung BPJS, jadi pastikan Mom membayar iurannya secara rutin, ya!

Demikian penjelasan seputar proses kuret yang berhasil Ruangmom rangkum untuk Anda. Bila dianjurkan oleh dokter, Mom bisa mempertimbangkannya dengan bijak dan mendiskusikannya bersama Dad secara baik-baik. Semoga artikel ini bermanfaat ya, sampai jumpa!

Baca juga: Pasca Kuret Mom Jadi Sulit Hamil, Apa Penyebabnya?