Memasuki usia kehamilan trimester ketiga menjelang kelahiran, diperlukan berbagai macam persiapan yang harus dilakukan oleh Mom. Baik itu persiapan mental, maupun persiapan fisik. Namun, ada beberapa hal yang harus Mom ketahui agar bisa dihindari dan dicegah sejak dini seperti ciri-ciri kontraksi palsu] hingga tanda-tanda Mom sudah dekat dengan waktu melahirkan. Selain itu, ada beberapa kondisi seperti komplikasi yang juga perlu Mom ketahui. Apa sajakah? Simak ulasannya berikut ini

Baca juga: Begini Cara Membedakan Kontraksi Palsu dan Asli

1. Bayi Sungsang

Kondisi bayi sungsang merupakan salah satu komplikasi dalam persalinan yang seringkali dialami oleh banyak ibu hamil. Pada posisi bayi normal, seharusnya letak kepala serta wajah bayi menghadap kebawah. Akan tetapi, pada bayi sungsang, posisi bayi biasanya malah menghadap keatas, posisi bokong atau kaki yang justru dibawah jalur lahir, serta posisi bayi horizontal memanjang di dalam rahim. Kondisi bayi sungsang akan berbahaya saat persalinan karena bayi bisa saja terjepit serta menghalangi pasokan oksigen dari tali pusat ke bayi.

Penyebab bayi sungsang sebenarnya belum bisa dipastikan. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa menjadi pemicunya yaitu pernah menjalani kelahiran prematur sebelumnya, hamil bayi kembar, air ketuban terlalu banyak, dan bentuk rahim Mom yang tidak normal. Cara mengatasi bayi sungsang adalah dengan tindakan dokter seperti External Cephalic Version (ECV) atau chiropractic. Mom juga bisa melakukan olahraga seperti berjalan kaki dan gerakan tertentu untuk membuat posisi bayi kembali normal.

2. Bayi Terlilit Tali Pusar

Komplikasi dalam persalinan selanjutnya adalah posisi bayi terlilit tali pusar karena bayi yang terlalu aktif didalam kandungan. Selain itu, memiliki bayi kembar atau volume air ketuban yang melebihi volume normal juga bisa memicu bayi terlilit tali pusat. Biasanya, dokter akan melakukan ultrasonografi (USG) untuk mencari tahu posisi bayi. Sebenarnya, kondisi bayi terlilit tali pusat tidak terlalu berbahaya ketika bayi di dalam kandungan, akan tetapi akan berbahaya saat proses persalinan karena bisa melilit leher bayi.

Beberapa gejala yang bisa diketahui jika bayi Mom terlilit tali pusar adalah pergerakan bayi yang cepat kemudian melambat, dan pergerakan semakin melambat ketika akhir trimester ketiga atau menjelang kelahiran. Akan tetapi, Mom tidak perlu khawatir karena biasanya dokter bisa menangani kondisi ini saat persalinan berlangsung seperti dengan melonggarkan tali pusat atau menjepit dan memotong tali pusat sebelum bayi keluar melalui vagina.

3. Rahim Robek

Dalam istilah medis, kondisi rahim robek disebut dengan rupture uteri. Penyebab rupture upteri adalah ukuran bayi yang terlalu besar, ukuran panggul ibu yang terlalu kecil, posisi kepala bayi tidak semestinya yakni miring atau menghadap keatas atau melahirkan secara normal setelah sebelumnya melahirkan secara caesar. Komplikasi dalam persalinan ini tidak akan terjadi jika Mom sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter perihal metode melahirkan yang ingin Mom jalani.

Pastikan Mom selalu memeriksakan kandungan secara rutn terutama pada trimester ketiga menjelang kelahiran yakni pada minggu ke 35 atau 36. Ingatlah bahwa kondisi wanita hamil berbeda-beda dan Mom harus mengikuti anjuran dokter agar prosesi melahirkan bisa berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan komplikasi dalam persalinan.

Baca juga: HPL Sudah Dekat Nih, Kenali 10 Tanda-tanda Melahirkan Ini Yuk Mom!

4. Pendarahan Berlebihan

Komplikasi dalam persalinan selanjutnya yang sangat berbahaya bagi Mom adalah pendarahan berlebihan yang biasanya terjadi ketika plasenta dikeluarkan. Hal ini terjadi karena kondisi rahim yang lemah serta tidak mampu memberikan kekuatan pada plasenta untuk menempel pada rahim. Selain itu, pendarahan juga bisa terjadi akibat adanya infeksi dinding rahim dan bagian plasenta tertinggal di dalam rahim. Akibat yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah pembuluh darah menjadi terbuka dan terus mengeluarkan darah diluar batas normal.

Terdapat dua macam pendarahan pada rahim yakni pendarahan primer dan sekunder. Pendarahan primer terjadi dalam selang waktu 24 jam setelah Mom melahirkan. Sedangkan pendarahan sekunder terjadi dalam selang waktu setelah 24 jam hingga 6 minggu pertama setelah melahirkan. Biasanya, dokter akan memberikan obat-obatan tertentu atau melakukan tindakan secara langsung ketika pendarahan terjadi sehingga nyawa Mom tidak terancam.

Itulah beberapa komplikasi dalam persalinan yang perlu Mom ketahui. Jangan sampai Mom mengalaminya ya! Mom bisa memperkecil risiko komplikasi tersebut dengan berkonsultasi dengan dokter secara teratur dan melakukan anjuran dokter. Semoga membantu!