Sekolah mandiri atau homeschooling adalah alternatif di mana orangtua memilih mendidik anaknya di rumah daripada di sekolah formal untuk memenuhi pendidikan anaknya. Pada program homeschooling ini orangtua dapat menentukan sendiri bagaimana sistem pengajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan, minat dan gaya belajar anak.

Orang tua akan mengundang staf agar datang ke rumah untuk mengajari anak selayaknya kurikulum formal yang ada di sekolah pada umumnya. Yang membedakan, yaitu metode homeschooling yang dikemas nyaman dengan gaya rumahan.

Apa itu Homeschooling?

Program sekolah mandiri ini sudah menjadi salah satu sistem pendidikan yang legal. Orang tua yang menginginkan anaknya untuk dididik di rumah diwajibkan untuk melapor kepada dinas pendidikan tingkat kabupaten atau kota.

Home education ini menjadi pilihan bagi orang tua karena berbagai alasan, seperti kondisi tertentu anak yang tidak memungkinkan mengikuti sekolah umum, tidak puasnya metode pendidikan yang tersedia, dan adanya pemikiran bahwa anak tidak dapat mengembangkan minat dan bakat ketika di sekolah umum.

Kurikulum Homeschooling

Bagaimana kurikulum yang digunakan?

Mom perlu mengetahui, jika tidak semua homeschooling menggunakan kurikulum seperti di sekolah. Metode yang melekat pada home education ini dikustomisasi atau disesuaikan dengan kebutuhan yang berbeda setiap anak.

Dari metodenya, banyak model homeschooling yang bersifat sangat terstruktur (school-at-home) hingga metode yang sangat tidak terstruktur, yaitu unschooling. Semua metode tersebut sah-sah saja selama tidak melanggar hukum, karena keluargalah yang paling mengerti apa kebutuhan dan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Model home education yang mengacu pada sekolah, ada beberapa pilihan untuk keluarga. Keluarga bisa memilih pada kurikulum nasional atau kurikulum lain seperti Cambridge IGCSE yang biasa digunakan pada sekolah internasional.

Selain Cambridge IGCSE, ada banyak kurikulum yang bisa dipilih dan dibuat oleh pembuat kurikulum yang diakui oleh negara.

Jika Mom memilih kurikulum yang mengacu pada sekolah luar negeri, Anda dapat menentukan pilihan mana. Terdapat kurikulum per mata pelajaran dan juga seluruh mata pelajaran.

Namun, jika Mom memilih kurikulum nasional, tidak ada pilihan. Hanya ada satu jenis kurikulum yang dibuat oleh pemerintah dan biasa digunakan di sekolah-sekolah formal.

Meski menggunakan kurikulum nasional seperti pada sekolah pada umumnya, keluarga dapat mengembangkan kreativitas dalam proses belajar yang disesuaikan dengan anak agar mendapat hasil yang maksimal. Mom juga bisa menentukan sendiri waktu belajar, buku referensi apa yang paling cocok untuk anak, dan cara mengajarnya.

Kelebihan Homeschooling

Keuntungan utama yang bisa didapat dari home education ini adalah anak bisa mendapat perhatian penuh dari staf pengajar, karena anak tidak perlu menunggu giliran dalam mempelajari sesuatu.

Jika anak paham dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik, ia bisa melanjutkannya ke tahap berikutnya. Namun,saat anak belum paham, ia bisa meminta kepada staf pengajar untuk mengulang kembali materi yang belum dipahami hingga ia mengerti.

Ada banyak keuntungan lain yang bisa didapat dari homeschooling, di antaranya:

1. Waktu belajar fleksibel

Keuntungan pertama dari belajar di rumah adalah waktu belajar yang bisa disesuaikan. Staf pengajar, orangtua, dan anak bisa mengatur kapan waktu yang tepat untuk belajar dan menentukan berapa lama anak akan belajar.

Tidak hanya itu, Mom juga dapat memilih jadwal mata pelajaran yang ingin diajarkan dalam satu hari.

2. Tidak melulu belajar di rumah

Anak-anak yang bersekolah di sekolah umum biasanya akan terus-terusan belajar di dalam ruang kelas.

Pada anak homeschooling, mereka memiliki jadwal yang fleksibel sehingga anak akan bisa mendapatkan pengetahuan lain dengan belajar di perpustakaan, museum, dan di alam terbuka.

3. Anak dapat beristirahat cukup

Jika di sekolah umum, anak harus bangun pagi-pagi dan menyiapkan keperluannya untuk berangkat ke sekolah, terkadang anak juga pulang hingga sore.

Rutinitas tersebut membuat waktu istirahat anak berkurang, dan membuatnya kurang tidur.Anak yang kurang tidur cenderung akan mengantuk dan tidur selama pelajaran berlangsung.

Dengan home education, anak bisa mendapat waktu istirahat yang lebih lama dan mengikuti pelajaran yang diberikan dengan baik.

5. Orang tua dapat mengawasi pergaulannya

Sepulang sekolah, terkadang anak akan bermain dengan teman-temannya dan tidak langsung pulang ke rumah.

Dengan sekolah di rumah, orangtua dapat mengawasi proses belajar anak dan pergaulan anak.Jadi, anak terhindar dari pergaulan bebas di masa tumbuh kembangnya.

Kekurangan Homeschooling

Jangan hanya tergiur dengan kelebihannya, program home education ini juga memiliki kekurangan yang perlu Anda ketahui.

Dengan homeschooling, ruang lingkup pergaulan dan pertemanan anak menjadi terbatas, ini membuat interaksi sosial anak menjadi kurang.

Anak hanya akan berinteraksi pada staf pengajar dan orang tuanya setiap hari, tidak seperti anak di sekolah umum yang bisa berinteraksi dengan teman sebayanya.

Mom bisa mengatasi efek sosial yang mungkin ditimbulkan anak. Mom perlu membuat anak-anaknya tetap terhubung dengan dunia luar dan bertemu teman-teman sebayanya, seperti halnya membuat kelompok anak-anak yang homeschooling berkumpul, belajar dan berinteraksi bersama.

Anak-anak juga tidak bisa mendapatkan fasilitas pendukung proses belajar seperti laboratorium, ruang komputer, studio seni, pusat olahraga dan perpustakaan.

Baca Juga: Hati-hati! Ini 7 Kekerasan Pada Anak yang Jarang Disadari

Siapa yang perlu Homeschooling?

Anak yang mengikuti program home education ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti mempunyai penyakit serius atau menderita masalah sosial. Berikut anak yang memerlukan program home education karena kondisi khusus.

1. Penderita ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah kondisi dimana anak kesulitan berkonsentrasi, dan juga muncul perilaku impulsive dan hiperaktif.

2. Penderita ODC

Obsesif Compulsive Disorder atau ODC adalah kondisi pada anak yang menyebabkan memiliki perasaan, pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan, sehingga anak kesulitan untuk berkonsentrasi pada tugas yang diberikan.

3. Disleksia

Disleksia adalah gangguan proses belajar yang menjadikan anak kesulitan dalam menulis, mengeja, dan membaca.

Baca Juga: Apa Itu Disleksia? Gejala, Penyebab, dan Terapi

Kesimpulan

Homeschooling bukanlah jalan pintas untuk menyelamatkan anak yang mengalami perundungan dan kendala belajar selama di sekolah. Diskusikan antara orang tua dan staf pengajar untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh anak, dan menentukan metode pembelajaran seperti apa yang terbaik untuk anak. Semoga bermanfaat!