Salah satu cara mendidik anak ialah dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang baik baginya. Namun kadangkala, kata-kata orang tua tanpa disadari justru melukai anak dan berdampak buruk untuknya. Apabila Mom pernah mengucapkan 13 kata-kata terlarang berikut, sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut dan gantilah dengan kalimat yang berkesan lebih positif.

Mendidik anak memang bukan pekerjaan yang mudah. Selain dituntut untuk memenuhi hak anak di rumah, orang tua juga harus melatih anak supaya ia tumbuh menjadi manusia yang berkepribadian baik.

Nah, salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian anak ialah kata-kata yang sering ia peroleh dari orang-orang di sekitarnya.

Usia anak-anak adalah fase di mana ia mudah dipengaruhi dan menerima. Apa yang diucapkan Mom pada mereka adalah hal yang akan mereka bawa seumur hidup. Jadi, pastikan mereka tak pernah terluka dengan perkataan Mom dan ayah.

Cara orang tua berbicara pada anak, mempengaruhi cara mereka memandang dunia dan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, bicaralah dengan cara yang sehat, sehingga mereka tumbuh dengan perasaan didukung dan dicintai.

Lalu apa saja kata terlarang yang sebaiknya tidak diucapkan orang tua pada anak? Dan kalimat pengganti apa yang lebih cocok untuk mengungkapkan maksud yang sama? Mari simak ulasan berikut.

1. “Berhenti menangis, jangan cengeng!”

Anak yang terus-terusan menangis kadangkala membuat Mom juga jadi ikut frustrasi. Padahal, menangis adalah respon alamiah saat seseorang merasa sedih, tak terkecuali anak-anak.

Menyuruh si kecil berhenti menangis akan membuat mereka merasa dirinya salah karena menunjukkan emosi. Mengucapkan kata terlarang seperti demikian juga bermakna bahwa Mom meremehkan perasaan mereka.

Saat anak tantrum atau tiba-tiba rewel, sebaiknya Mom tenangkan diri dulu, hadapi dia dengan sabar.

Alih-alih membentaknya, sebaiknya gantilah kalimat tersebut menjadi: Ada apa? Mengapa kamu menangis?

Nah, dengan begitu, si kecil akan cenderung lebih berani mengungkapkan perasaannya, apa yang membuatnya kesal dan menangis.

2. “Mama sudah memberikan semuanya untuk kamu!”

Faktanya memang benar demikian. Namun terus menerus mengingatkan mereka akan hal itu justru membuat mereka merasa sebagai beban keluarga daripada sosok yang layak dicintai.

Ada banyak sebab kenapa sampai Mom mengucapkan kalimat seperti ini. Mungkin karena ingin mendisiplinkan anak, atau mungkin karena ia tak mau melakukan sesuatu yang Mom suruhkan.

Untuk mengganti kata-kata terlarang tersebut, sebaiknya gantilah menjadi: Mama dan ayah melakukan semuanya karena kami sangat menyayangi kamu, jadi tolong lakukan [….] untuk kami.

3. “Mama harus beritahu kamu berapa kali lagi, sih?”

Kalimat ini mungkin terdengar klasik.

Saat sudah melarang si kecil untuk melakukan sesuatu tapi ia mengulang kesalahan yang sama, Mom mungkin pernah mengomel dan tak sadar terucaplah kalimat seperti itu.

Itu adalah contoh kata-kata terlarang yang seharusnya tak diucapkan.

Percayalah, Mom, omelan-omelan seperti itu malah tidak sampai ke otak mereka. Hasilnya? Mereka berpeluang mengulang lagi kesalahan serupa.

Daripada membuang energi sia-sia, sebaiknya tarik napas perlahan, coba beritahu si kecil dengan sabar. Gantilah kata-kata terlarang tadi menjadi: Mama sudah pernah memberitahu kamu sebelumnya, kamu bisa kan melakukan […….]?

4. Membandingkan anak dengan orang lain

Mom, membanding-bandingkan anak dengan siapapun bukanlah hal yang bijak, sekalipun membandingkannya dengan saudara kandungnya.

Ketika mendengar hal itu, harga diri anak akan sangat terpukul. Ini membuat mereka merasa tidak cukup berharga.

Mom mungkin memakai kata-kata andalan seperti ini untuk membujuk anak agar mau melakukan sesuatu atau apapun, tapi ini adalah kata-kata terlarang yang sebaiknya dihindari. Jadi, mulai sekarang stop membanding-bandingkan anak, ya!

Cobalah menggantinya dengan kalimat: Wah, temanmu hebat! Gimana kalau kita coba juga?

5. “Kamu sama seperti ibumu/ayahmu”

Melontarkan kalimat seperti ini pada anak tidak akan membuat mereka mengerti bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah.

Namun hal itu juga membuat anak merasa bahwa sifat itu adalah warisan dari salah satu orang tuanya, jadi ia tidak seharusnya bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Saat Mom tidak senang dengan tingkah laku si kecil, cobalah mengatakan: Mama tidak senang kalau kamu berbuat begitu, karena […..].

6. “Kita tidak mampu beli barang itu”

Menyadarkan anak kalau Mom sedang kesulitan keuangan sejak ia kecil akan menanamkan rasa takut dalam diri anak lebih dari apapun.

Selanjutnya, bisa jadi ia menjadi takut meminta sesuatu lagi karena sejak awal Mom sudah memberi ultimatum seperti itu.

Mom boleh kok memberinya pengertian, tapi dengan cara yang lebih positif. Cobalah untuk menggantinya dengan kalimat: Maaf ya, sekarang Mama belum bisa membelikannya untuk kamu. Mama sama ayah sedang menabung untuk keperluan lain yang lebih penting.

Saat tidak diijinkan orang tua untuk membeli sesuatu, tak jarang si kecil mengeluarkan jurus andalannya, yaitu tantrum. Ia bisa saja merengek atau menangis sampai keinginannya terpenuhi.

Nah, untuk mengatasi hal ini, Mom bisa juga menawarkan solusi lain, misalnya dengan mengatakan: Mainan itu harganya mahal. Kamu mau menabung nggak, untuk membeli mainan itu?

Terdengar lebih positif, kan?

Mengucapkan kalimat seperti itu juga mengajarkan anak bahwa untuk mencapai sesuatu harus dilalui dengan usaha.

Baca Juga: Tantrum Anak - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi

7. “Bukan begitu caranya, sini biar Mama saja yang kerjakan”

Menyuruh anak melakukan sesuatu tapi hasilnya tidak sesuai harapan?

Jangan buru-buru ucapkan kalimat di atas karena itu adalah contoh kata-kata terlarang yang tidak boleh diucapkan pada anak.

Tangan Mom mungkin gatal ingin buru-buru membenarkan hasil kerja anak yang kurang memuaskan, tapi coba tahan dulu.

Anak butuh waktu untuk belajar sendiri melalui masa sulit. Mengambil alih pekerjaan mereka tidak akan membantu mereka belajar.

Saat Mom melakukan itu, mereka akan mengambil kesimpulan bahwa “Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan orang dewasa. Aku tidak bisa melakukannya”. Hal ini hanya akan membuat si kecil minder dan kehilangan kepercayaan diri.

Hasilnya? Mereka tak akan tertarik lagi untuk mencoba hal baru lainnya di masa depan.

Sebaiknya Mom dan si kecil mengerjakan aktivitas tersebut bersama-sama. Sambil mengerjakan, jelaskan pula cara melakukannya dengan benar itu seperti apa.

8. “Jangan makan itu, nanti kamu gemuk”

Saat mengajak anak makan makanan sehat, fokuslah pada manfaat makan makanan sehat dan kelezatan hidangan tersebut. Hindari membahas persepsi negatif apalagi dihubungkan dengan berat badan.

Mengomentari berat badan hanya akan membuat anak merasa harga dirinya terluka. Tubuh adalah sesuatu yang sensitif. Mengkhawatirkan berat badan membuat mereka jadi pribadi yang tidak percaya diri.

Sebaiknya, gantilah dengan kalimat: Sepertinya terlalu sering makan makanan itu bukan ide bagus, deh. Makanan ini kurang baik untuk kesehatan kamu. Kalau makan kebanyakan, nanti perut kamu bisa sakit.

Baca Juga: 17 Makanan Tidak Sehat yang Sebaiknya Dihindari

9. “Kamu malas, kamu bodoh”

Anak-anak sedang berada pada fase tumbuh kembang. Terutama bagi perkembangan psikisnya, ia membutuhkan segala sesuatu yang mampu membangun kepribadiannya menjadi positif, termasuk kata-kata.

Apabila Mom sendiri sebagai agen sosialisasi utamanya sering mengatakan “kamu malas sekali, sih” atau “kamu bodoh”, jangan heran jika di masa depan ia berpeluang menjadi sosok demikian.

Anak butuh masukan kalimat positif, bukan labelling yang buruk seperti itu. Bahkan meski mereka melakukan kesalahan, yang dibutuhkan adalah motivasi, bukan malah disalahkan terus menerus.

Jadi, daripada mengucapkan kata-kata terlarang seperti di atas, cobalah untuk menggantinya menjadi: Tahu nggak, kalau kamu rajin membaca dan belajar, kamu akan jadi anak pintar, lho. Kalau kamu pintar, kamu akan disukai sama teman-teman kamu. Kalau kamu pintar, kamu juga bisa menang lomba, dapat hadiah deh.

10. “Kan Mama sudah bilang…”

Anak-anak mudah melakukan kesalahan. Memberitahukan sesuatu yang sudah Mom ketahui seperti kalimat di atas tidak akan membantu mereka belajar.

Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga belajar dari kesalahan. Jadi, daripada melontarkan kata-kata terlarang, sebaiknya gantilah menjadi: Apa yang kamu lakukan memang salah. Mama yakin, berikutnya kamu pasti bisa memperbaikinya.

11. “Jangan ganggu! Mama lagi sibuk”

Saat Mom sedang fokus bekerja lalu tiba-tiba si kecil datang, mungkin konsentrasi Mom jadi pecah. Tanpa disadari Mom barangkali pernah mengucapkan kata-kata terlarang di atas.

Mom, kalimat seperti itu justru membuat anak merasa tidak diinginkan, lho. Memberikannya gadget untuk membuat dia sibuk, juga bukan pilihan bijak sebenarnya.

Bisa jadi ia hanya ingin bermain dengan ibunya, atau hanya ingin menunjukkan sesuatu. Daripada memarahi anak, lebih baik beri dia pengertian dulu untuk menunggu Mom sampai selesai bekerja.

Katakan: Kamu duduk dulu, ya. Tunggu Mama selesai bekerja. Nanti kita main bareng-bareng.

Kalaupun Mom ingin mengalihkan perhatiannya agar si kecil tidak bosan, jangan beri ia gadget. Sebaiknya alihkan dengan mainan edukatif, atau aktivitas positif lain yang lebih bermanfaat dan membuat fisik atau otaknya bekerja.

Nah, selepas bekerja dan memiliki waktu senggang, segera hampiri si kecil dan ajak dia bermain.

Baca Juga: Puzzle Anak | 11 Manfaatnya pada Kecerdasan

12. “Ayo, cepat. Kamu ini lama sekali, sih”

Situasi seperti ini mungkin sering terjadi. Mom hanya punya waktu sedikit, sementara si kecil belum kunjung siap berangkat.

Tak jarang kondisi ini membuat Mom frustrasi sehingga muncullah kata-kata terlarang seperti di atas. Sebenarnya, menyuruh anak bergegas dengan kalimat seperti itu bukanlah cara yang tepat.

Kalimat itu hanya akan membuat mereka cemas dan stres. Padahal bisa jadi mereka sebenarnya sudah berusaha untuk bersiap-siap secepat yang mereka mampu.

Nah, jika Mom ingin supaya anak mempercepat aktivitasnya, cobalah untuk menerapkan permainan “siapa paling cepat bersiap-siap”.

Misalnya dengan mengatakan: Ayo kita lomba. Siapa yang bisa pakai sepatu paling cepat.

Terdengar lebih menyenangkan, kan?

13. “Kalau kamu tidak melakukannya, Mama akan….”

Kata-kata terlarang semacam ini biasanya jadi andalan orang tua supaya anaknya patuh. Namun ini bukanlah cara mendidik anak yang bijak.

Ingat, anak-anak belajar dengan meniru tingkah laku orang-orang di sekitarnya. Jika ia terbiasa diancam dengan kalimat demikian, bisa jadi anak akan menerapkan hal serupa pada teman atau saudaranya.

Dari diperlakukan seperti ini, ia belajar bahwa “wah, ternyata boleh ya menyakiti orang kalau mereka tidak nurut denganku”.

Contohnya begini,

Hari sudah malam, waktunya anak tidur tapi ia tampak masih sibuk menggambar. Mom akan salah jika buru-buru mengancam dengan mengatakan “Ayo cepat tidur. Kalau nggak tidur, nanti Mama buang crayonmu!”

Berikutnya? Bisa ditebak. Anda akan marah-marah dan endingnya pasti anak malah menangis.

Lalu bagaimana cara yang benar?

Dekati dia. Tunjukkan rasa keingintahuan. Bumbui dengan sedikit penghargaan.

Katakan: Wah, gambarmu bagus banget. Mama suka lihatnya. Oh iya, ini kan sudah malam, waktunya tidur. Mau tidur sama Mama sekarang atau setelah menggambar lima menit lagi?

Beda, kan?

Cara semacam ini adalah trik yang lebih efektif untuk membuat anak menurut. Sebab ia merasa dihargai dan didengar.

Nah, itulah 13 kata-kata terlarang yang sebaiknya tidak diucapkan orang tua pada anak. Cara mendidik yang benar bukan hanya dari tingkah laku, tapi juga ucapan-ucapan yang bermakna positif.

Apabila sebelumnya Mom atau ayah terbiasa mengucapkan kata larangan di atas, mulai sekarang hentikan kebiasaan itu, ya! Meski masih anak-anak, mereka juga memiliki perasaan. Jadi, mari ucapkan kata-kata yang motivatif untuknya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Doa Kelahiran Anak Perempuan dan Laki-Laki Dalam Islam