Kanker serviks atau dikenal dengan kanker leher rahim adalah kondisi berkembangnysa sel-sel abnormal pada leher rahim. Sel abnormal itu berkembang terus menerus hingga susah dikendalikan. Pada akhirnya, mengakibatkan tumor ganas yang dapat berkembang menjadi kanker.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker ini adalah jenis kanker nomor empat yang paling mematikan yang menyerang wanita di dunia. Sementara menurut laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kanker ini menempati urutan kedua setelah kanker payudara sebagai penyebab kematian wanita tertinggi di Tanah Air.

Penyebab kanker serviks

Sekitar 80 persen penyakit kanker ini disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV) yang metode penularannya terjadi melalui kontak seksual baik penetrasi normal atau oral.

Saat virus ini masuk ke dalam tubuh perempuan, akan membentuk dua macam protein berbahaya yaitu E6 dan E7. Peran keduanya adalah mematikan gen tertentu di dalam tubuh yang bisa memerangi pertumbuhan tumor.

Selain itu, keduanya juga memicu pertumbuhan sel dinding rahim secara agresif sehingga menyebabkan mutasi gen sebagai awal penyakit kanker.

Gejala awal kanker serviks

Seperti kanker pada umumnya, gejala awal penyakit ini sulit dikenali bahkan tanpa gejala. Biasanya gejala muncul saat kanker memasuki stadium tinggi. Namun, ada beberapa kondisi kesehatan yang harus diwaspadai sebagai tanda penyakit ini, seperti: - Perdarahan dari vagina di luar periode menstruasi setelah berhubungan intim, setelah menopause atau setelah pemeriksaan panggul. - Keputihan encer, berwarna coklat, bercampur darah dan berbau menyengat.

  • Nyeri panggul atau punggung yang tidak kunjung reda.
  • Sakit atau nyeri saat berhubungan intim atau saat buang air kecil.
  • Urin bercampur darah.

Jenis kanker serviks

Berdasarkan pengamatan dokter, kanker ini umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu: - Karsinoma sel skuamosa (KSS)Ini adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula pada sel skuamosa, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim. - Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks ini bermula pada sel kelenjar pada saluran leher rahim.

Deteksi awal kanker serviks

Dengan rutin memeriksa diri ke dokter spesialis reproduksi dan kandungan, Mom dapat mendeteksi kelainan pada organ dalam tersebut lebih awal.

Karena angka harapan hidup penderita pada stadium awal berkisar 80-93 persen, pada stadium kedua menjadi 58-63 persen. Di stadium ketiga menurun menjadi 32-35 persen dan stadium akhir di angka 15-16 persen.

Angka harapan hidup di atas adalah angka penyintas yang berhasil melewati masa 5 tahun setelah pengobatan kanker serviks. Pemeriksaan dan langkah yang dapat dilakukan rutin untuk mengetahui kanker ini adalah:

  • Metode pap smear. Lazim disebut periksa panggul, dianjurkan rutin setiap tiga tahun pada wanita usia 21-29 tahun. Atau 3-5 tahun sekali pada wanita usia 30-65 tahun. Jika ditemukan indikasi kanker, dokter akan memeriksa lanjutan dengan kolposkopi dan biopsi.

  • Hindari seks berisiko. Tentu saja perilaku seks aman seperti tidak berganti pasangan dan menggunakan kondom menjadi hal utama untuk menghindari terjangkitnya virus ini.

  • Jangan merokok. Menjadi perokok baik pasif dan aktif meningkatkan risiko wanita terkena kanker ini.

Pemberian vaksin HPV

Menurut rilis Kemenkes RI, untuk pencegahan dini saat ini dengan pemberian vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini diberikan kepada anak perempuan pada usia 11-12 tahun.

Jarak pemberian dosis pertama dan kedua maksimal selama 1 tahun. Jika lebih, dikhawatirkan efek perlindungan vaksin menjadi kurang optimal. Indonesia telah mengadakan pemberian vaksin HPV di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makasar dan Manado sejak tahun 2016 lalu dengan skala pencapaian hingga 90 persen.

Vaksin HPV yang digunakan dalam program biasanya dapat melindungi dari empat tipe HPV yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18. Vaksin yang diberikan telah mendapat sertifikasi aman dan halal dari Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA).

Program pemberian vaksin HPV ini sebenarnya sudah masuk menjadi program nasional, namun pelaksanaanya pada tahun 2019 lalu sempat terhambat stok vaksin yang langka.

Bagi khalayak yang menginginkan pemberian vaksin HPV, dapat dilakukan di laboratorium swasta atau rumah sakit dengan kisaran biaya mulai Rp850 ribu hingga Rp3,5 juta.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Awal Rahim Bermasalah