Penasaran tidak dengan pilihan investasi untuk ibu rumah tangga yang paling cocok?

Produk apa yang paling sesuai dan bisa menguntungkan, termasuk kapan waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi.

Sayangnya, literasi keuangan perempuan masih dinilai cukup rendah. Setidaknya hal ini terlihat dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019 (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahwa indeks literasi keuangan perempuan masih lebih rendah dari laki-laki, yaitu 36,13 persen. Padahal perempuan juga memiliki peran yang penting dan bisa memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian keluarga bahkan negara.

Oleh karena itulah perempuan harus melek finansial. Apalagi setelah menjadi istri dan ibu. Dengan begitu keuangan keluarga pun bisa dikelola dengan baik. Dalam hal ini pun terkait dengan pemahaman pentingnya investasi ibu rumah tangga dan memilih produk yang paling tepat.

Mengapa Mom perlu memahami dan melakukan investasi rumah tangga?

Hal paling mendasar yang menjadikan alasan mengapa perempuan harus melek finansial, tentu saja agar bisa merdeka secara finansial.

Selain itu, tentu saja terkait karena adanya inflasi atau penurunan nilai mata uang. Selama ada kenaikan harga, maka nilai mata uang pun akan terus merosot. Hal inilah yang menjadikan investasi perlu dilakukan untuk melindungi dan mengembangkan aset yang sudah dimiliki.

Dalam hal ini, Metta Anggriani selaku financial planner menjelaskan, selama ini memang banyak stereotype yang menganggap bahwa perempuan cenderung boros sehingga sulit untuk bisa merdeka secara finansial dan melakukan investasi.

Namun ia justru menegaskan, “Tidak semua begitu, lho. Menurut saya perempuan itu justru pengelola keuangan yang paling ulung. Kenapa? Karena dengan uang yang dia miliki, perempuan bisa sangat kreatif.”

Berapa pun budgetnya, sambung Metta, seorang Mom bisa mewujudkan apa yang ia mau.

“Di satu sisi mungkin boros, tapi dia bisa memikirkan segalanya dengan detail sehingga bisa mencukupinya,” paparnya.

Dijelaskan Metta, untuk investasi, saat ini perempuan pun sudah banyak yang melakukannya. Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian sudah kian terbuka, informasi pun juga lebih mudah didapatkan. Maka tak mengherankan jika pada akhirnya sudah banyak perempuan yang berinvestasi.

“Bahkan di saya baca hasil risetnya di pasar modal, orang yang paling besar berinvestasi adalah usia di bawah 30 tahun, termasuk perempuan. Saat ini perempuan sudah mulai sadar bahwa investasi penting, Mereka paham untuk memenuhi dan mencapai tujuan keuangan bisa diwujudkan dengan investasi,” kata Metta

Ia menambahkan, dari 100 persen jumlah investor di pasar modal, per akhir Mei tahun 2019 kemarin ternyata 40 persennya adalah perempuan. Artinya Mom makin sadar kalau investasi ibu rumah tangga itu penting.

Perempuan dan investasi apa saja yang perlu diperhatikan?

1. Sifat dan karakter perempuan memengaruhi perempuan dalam berinvestasi

Sebelum ke pilihan instrumen, kita perlu melihat sifat perempuan seperti apa terlebih dahulu. Secara naluri, perempuan punya sifat keibuan, sangat menghargai family values yang mengutamakan kebersamaan.

Dari sini tak mengherankan jika perempuan saat memiliki uang, ia tidak akan menghabiskannya untuk diri sendiri. Tapi lebih sering buat keluarga. “Bahkan termasuk untuk traktir dan menyenangkan temannya,” tambah Metta.

Bukannya boros, tapi perempuan menyenangi kebersaman seperti itu, mereka cenderung konservatif melindungi nilai-tersebut. Perempuan itu senang yang serba indah dan teratur, termasuk dalam keuangan.

Menurut Metta, dengan karakter yang dimiliki, sebenarnya perempuan memang cocok berinvestasi. Ia mengatakan bahwa perempuan cenderung tidak grusah grusuh dalam menanti hasil investasi.

Prinsip penting dalam investasi ibu rumah tangga itu disiplin dan sabar. Nah, kaum perempuan biasanya punya dua-duanya. Dengan sifat seperti ini jugalah yang pada akhirnya bisa membantu perempuan dalam berinvestasi.

Perempuan bisa memilih instrumen yang sesuai dengan karakter, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan jangka waktunya.

2. High risk, high return

Metta menegaskan, dalam berinvestasi prinsip penting yang perlu dipahami adalah konsep high risk, high return.

“Di balik pengembangan aset yang kita dapatkan, tentu saja harus memerhatikan risikonya, karena keduanya terus berdampingan dan tidak bisa dipisahkan,” kata Metta.

Oleh kerana itu, sebelum menentukan instrumen yang akan dipilih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni berapa jangka waktu yang dimiliki untuk berinvestasi, serta kepribadian Mom.

Perempuan rata-rata lebih perhitungan, atau lebih hati-hati. Kalau tidak mau jantungan, ya, lebih baik pilih investasi yang cenderung aman.

Pilihan investasi ibu rumah tangga di antaranya:

1. Logam mulia

Logam mulia bisa menjadi pilihan saat menginvestasikan uang ke dalam bentuk fisik Investasi ini juga cocok bagi Mom yang cenderung memilih untuk ‘bermain aman’

Investasi logam mulia ini juga bersifat likuid, mudah dicairkan jika Mom membutuhkan dalam kondisi mendiri. Hanya saja, investasi jenin ini memang lebih cocok untuk investasi jangka panjang.

2. Reksa Dana

Pilihan lain yang cocok bagi perempuan adalah investasi reksa dana. Tak perlu menunggu memiliki modal yang besar, pasalnya dengan Rp100 ribu, Mom pun sudah bisa berinvestasi. Bahkan, sejumlah Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana (“APERD”) ada yang sudah menawarkan investasi reksa dana mulai dari Rp10 ribu.

Saat ini ada beberapa platform yang menyediakan investasi dengan nilai yang kecil sehingga Mom bisa melihat peluang dan risiko yang dimiliki saat berinvestasi.

Mom hanya perlu menentukan jenis reksa dana yang akan dipilih. Masing-masing jenis reksa dana ini memiliki karakter dan imbal hasil (return) yang berbeda beda. Misalnya Reksa Dana Pasar Uang kurang lebih +/- 5 persen, Reksa Dana Pendapatan Tetap +/- 8 persen, Reksa Dana Campuran +/- 10 persen dan terakhir Reksa Dana Saham sebesar +/- 13 persen.

3. Properti

Pilihan lain yang yang bisa dipilih dan cocok untuk perempuan adalah investasi properti.

Dengan tabungan yang dimiliki, Mom bisa membangun kos-kosan, rumah atau apartemen untuk disewakan kembali menjadi salah satu langkah konkretnya. Tak hanya stabil, investasi properti bisa menambah pendapatan karena nilai jual properti terus meningkat setiap tahunnya.

Baca juga: Harga Emas Melonjak karena Corona, Waktu yang Tepat untuk Jual?