Demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih terus menjadi penyakit yang berbahaya dan patut untuk dihindari. Penyebabnya bisa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang kurang bersih dan sehat sehingga menjadi sarang bagi nyamuk pembawa DBD. Biasanya, nyamuk aedes aegypti akan menggigit di siang hari, pagi, atau petang.

Penyakit DBD dapat menyerang siapa saja yang memiliki kekebalan tubuh menurun dan ditanda gejala-gejala tertentu. Gejala DBD pada ibu hamil ditandai dengan adanya demam tinggi dan menggigil, dehidrasi, sakit kepala yang parah, mual dan muntah, hingga jumlah trombosit yang menurun drastis. Selain itu, secara fisik gejala DBD ini bisa dilihat dari adanya ruam pada tubuh bagian atas.

Bagi orang yang dalam kondisi sedang tidak hamil, dampak DBD akan menyebabkan penurunan drastis pada kekebalan tubuh. Akan tetapi, bagi ibu hamil dampaknya lebih besar lagi. Berikut beberapa dampak penyakit DBD pada ibu hamil yang perlu Mom ketahui.

Berdampak pada Perkembangan Janin

Dampak penyakit DBD pada ibu hamil memang tidak akan menyebabkan kelainan fisik pada bayi dilahirkan. Namun, risiko lainnya adalah menyebarnya infeksi DBD tersebut dari ibu pengidap penyakit ini terhadap bayi. Dengan kata lain, ibu yang mengidap DBD berpotensi besar menularkan penyakitnya kepada bayi.

DBD juga membawa dampak yang cukup serius bagi perkembangan janin di dalam kandungan. Beberapa di antaranya adalah kelahiran prematur akibat terhalangnya perkembangan janin dengan sempurna di dalam rahim ibu hamil. Selanjutnya ialah adanya risiko janin meninggal dalam kandungan atau stillbirth. Ibu hamil yang terkena DBD juga berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan yang kurang seperti pada umumnya. Bayi yang lahir di bawah berat badan ini adalah yang memiliki berat kurang dari 2,5 kg.

Apabila DBD menyerang di masa-masa awal kehamilan, dampak yang cukup berbahaya bagi ibu hamil adalah risiko keguguran yang cukup tinggi. Risiko lainnya adalah Mom berisiko menjalani operasi caesar saat proses persalinan nantinya.

Menurunnya Trombosit dalam Tubuh

Risiko perdarahan menjadi dampak penyakit DBD pada ibu hamil yang harus diwaspadai. Ketika terjadi perdarahan saat proses persalinan, Mom membutuhkan transfusi darah yang cepat dan sigap. Perdarahan ini disebabkan karena menurunnya trombosit darah dalam tubuh. Trombosit ini merupakan keping darah yang berfungsi untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka di dalam tubuh seseorang.

Maka dari itulah dalam kasus ibu hamil yang mengidap DBD pada masa kehamilannya, saat persalinan ibu hamil diharuskan untuk mendapatkan transfusi darah bahkan ketika proses pesalinan dimulai. Hal ini berlaku baik untuk persalinan normal maupun persalinan caesar.

Risiko Terkena Komplikasi Kehamilan Preeklampsia

Dampak berbahaya lainnya jika ibu hamil terkena penyakit DBD adalah meningkatnya risiko terkena komplikasi kehamilan seperti preeklampsia. Preeklampsia ini merupakan keadaan di mana terdapat peningkatan tekanan darah saat masa kehamilan. Saat terkena DBD, terjadi respon inflamasi dalam tubuh yang mana hal ini jika tidak tertangani dengan baik akan memperparah preeklampsia yang sebelumnya sudah ada. Dampaknya juga akan berpengaruh pada organ lainnya seperti jantung, ginjal, hingga janin dalam kandungan.

Itulah dampak penyakit DBD pada ibu hamil yang perlu Mom tahu. Maka dari itu, tetap jaga kondisi tubuh dan kesehatan selama masa kehamilan. Kebersihan lingkungan juga perlu dijaga agar terhindar dari penyakit berbahaya ini ya, Mom.