Mom, apakah Anda memiliki riwayat hipertensi? Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah seseorang terlalu tinggi melebihi ambang normal. Oleh karena itu, hipertensi juga dikenal dengan penyakit darah tinggi. Keadaan seperti ini dapat dialami oleh setiap individu, tak terkecuali hipertensi pada ibu hamil.

Orang dewasa bisa dikatakan mengidap hipertensi ketika tekanan darahnya di atas 13080, dan sudah termasuk ke dalam kategori parah jika mencapai angka 180120. Namun, ia berada di kondisi normal jika tensinya menunjukkan 12080.

Apabila Mom memiliki keluarga yang menderita darah tinggi, Anda wajib waspada. Karena hipertensi merupakan penyakit keturunan. Hipertensi yang tidak ditangani dengan serius juga dapat berimbas buruk pada janin. Untuk itu, ruangmom telah menyajikan ciri-ciri, jenis, penyebab, efek, dan cara mengatasi hipertensi pada ibu hamil agar Anda lebih aware terhadap masalah medis yang satu ini.

Ciri-ciri hipertensi pada ibu hamil

Manakala Mom pernah merasakan ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil berikut, segera lakukan pengecekan dengan dokter agar dapat diatasi secepat mungkin.

1. Mengalami sakit kepala atau pusing

Ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil satu ini disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar dan membuat kurangnya asupan darah pada otak. Jika Mom sering merasa pusing, jangan terlalu dipaksakan untuk melakukan aktivitas. Coba beristirahat sebentar sampai sakit kepala mereda.

2. Mengalami pandangan kabur

Hipertensi pada ibu hamil dapat berpengaruh pada mata seperti penglihatan kabur, buram, dan sensitif terhadap cahaya. Ini juga disebabkan oleh aliran darah yang kurang lancar sehingga saraf mata tidak mendapatkan darah sesuai porsi.

3. Mengalami jantung berdegup yang tidak menentu.

Apakah Mom pernah merasakan jantung Anda berdetak kencang serta tak beraturan setelah melakukan suatu kegiatan? Jika iya, maka bisa saja mengindikasikan masalah darah tinggi ketika hamil. Saat hipertensi, aliran darah dalam tubuh tidak lancar, sehingga jantung memompa darah lebih cepat daripada biasanya dan membuatnya berdebar kencang.

4. Merasa mual dan muntah.

Mual dan muntah saat hamil memang sering ditujukan pada gejala morning sickness. Namun, jika dibarengi dengan ciri-ciri yang telah disebutkan tadi, maka bisa saja Mom mengidap hipertensi pada ibu hamil.

5. Sesak nafas

Sesak nafas juga menjadi pertanda bahwa Anda memiliki hipertensi. Namun, tidak semua orang merasakan gejala sesak nafas. Apabila Mom sudah merasa sulit bernafas, segeralah menemui dokter terdekat.

6. Mengalami mimisan.

Sakit kepala, jantung berdebar, dan diikuti dengan mimisan memiliki kemungkinan terbesar bahwa Anda mengalami tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Tensi tinggi bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah lalu menyebabkan mimisan.

7. Merasa mudah lelah

Ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil berikut ini sangat umum dirasakan oleh seluruh pasien hipertensi. Mom bisa beristirahat sejenak untuk beberapa waktu yang lama. Biasanya tubuh akan kembali fit setelah itu.

Jenis hipertensi pada ibu hamil

Hipertensi rupanya sudah umum ditemui pada bumil. Suatu penelitian menyebutkan jika 10% ibu telah mengalami darah tinggi saat hamil. Namun ternyata jenis hipertensi pada ibu hamil bermacam-macam mulai dari hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklampsia, dan eklampsia.

Hipertensi kronis

Hipertensi kronis merupakan kondisi tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang sudah ada sejak sebelum kehamilan akan tetapi tidak disadari olehnya. Maka dokter akan menyebut tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil sebelum memasuki usia 20 minggu dengan hipertensi kronis. Gangguan berjenis ini biasanya tidak hilang walaupun setelah melahirkan.

Hipertensi gestasional

Berbeda dengan hipertensi kronis yang merupakan bawaan sebelum kehamilan, hipertensi gestasional dirasakan ketika kehamilan saja dan akan hilang setelah bayi lahir. Biasanya, gejala tekanan darah tinggi pada ibu hamil ini muncul saat kandungan memasuki umur 20 minggu. University of Rochester Medical Center menyebut bahwa belum ada penyebab pasti mengapa hipertensi gestasional dapat terjadi di masa kehamilan.

Preeklampsia

Hipertensi kronis dan gestasional dapat berujung pada preeklampsia jika tidak diatasi dengan benar. Preeklampsia adalah gangguan tekanan darah serius yang bisa merusak kerja organ. Sama halnya dengan jenis gestasional, tanda preeklampsia terlihat saat kandungan berumur 20 minggu dan akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.

Penyebabnya pun belum ditemukan, namun dipercaya bahwa adanya gangguan dalam pertumbuhan plasenta menjadi pemicu permasalahan ini.

Eklampsia

Walaupun jarang terjadi, preeklampsia yang dibiarkan begitu saja dapat berkembang menjadi eklampsia. Eklampsia adalah tekanan darah tinggi saat hamil paling serius karena berefek pada otak. Ibu hamil pengidap eklampsia bisa mengalami kejang bahkan koma.

Penyebab hipertensi pada ibu hamil

Hipertensi tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada hal-hal yang menjadi pemicu tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Salah satunya adalah obesitas. Mengapa? Berikut penjelasannya.

Obesitas

Penyebab hipertensi pada ibu hamil yang pertama adalah obesitas. Semakin berat seseorang, semakin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk mengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh. Ini lah yang nantinya akan membuat jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi.

Gaya hidup yang tidak sehat

Jika Mom memiliki tekanan darah tinggi, sebaiknya Anda mulai mengurangi pemakaian garam dan minyak pada makanan. Makanan asin memang lebih sedap, namun kandungan sodium di dalamnya tidak baik bagi pengidap hipertensi. Begitu pula kandungan kolesterol yang terdapat dalam minyak ternyata menjadi pemicu penyakit darah tinggi. Untuk ibu hamil penderita darah tinggi diperbolehkan mengonsumsi asupan sodium sebanyak 1.500 mg per hari.

Selain makanan yang tidak bergizi, jarang berolahraga juga menjadi penyebab hipertensi pada ibu hamil. Jarang bergerak dan olahraga meningkatkan risiko obesitas yang memperbesar kesempatan hipertensi untuk kambuh lagi.

Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, begadang, dan meminum minuman beralkohol pun ikut serta dalam menaikkan tensi Anda. Oleh karena itu, buang semua kegiatan yang sekiranya dapat membahayakan ibu dan janin mulai dari sekarang ya, Mom.

Memiliki riwayat hipertensi

Dalam bukunya, Anna Palmer (2007) menjelaskan bahwa faktor gen berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Anak yang orang tuanya menderita hipertensi memiliki risiko mengidap penyakit tersebut sebesar 45%, sedangkan bila hanya salah satu orangtua yang menderita hipertensi, maka sebesar 30% risiko hipertensi akan menurun kepada si anak.

Hamil di usia terlalu tua

Usia juga dapat mendorong terjadinya tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Jika Anda hamil di usia 35 tahun ke atas, Mom patut berhati-hati. Seiring bertambahnya umur, arteri pun menjadi lebih kaku dan menyempit karena penumpukan plak. Sehingga berisiko tinggi mengalami hipertensi.

Kolesterol tinggi

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kolesterol adalah salah satu pemicu darah tinggi. Kolesterol-kolesterol tersebut akan menjadi plak penyumbat arteri yang memaksa jantung untuk bekerja lebih keras agar darah yang dipompa dapat melewati arteri tersebut.

Daging-dagingan tinggi kolesterol juga harus dikurangi. Banyak orang yang mengira daging kambing adalah penyebab utama darah tinggi. Ternyata, tidak sepenuhnya benar lho, Mom. Umar Zein dan Emir El Newi dalam buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda dan Mitos (2019) menuliskan jika daging kambing lebih baik dibandingkan daging sapi maupun ayam sehingga aman dikonsumsi penderita hipertensi sekalipun.

Baca juga:Benarkah Obesitas Bikin Mom Sulit Hamil? Ini Penjelasannya!

Efek hipertensi pada ibu hamil terhadap kehamilan

Darah tinggi saat hamil yang dibiarkan begitu saja dan tidak ditangani dengan benar akan berbahaya bagi si janin. Berikut efek hipertensi terhadap kehamilan.

Pertumbuhan janin bisa terhambat

Berkurangnya aliran darah ke plasenta membuat janin kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya adalah bayi yang dikandung akan mengalami intrauterine growth restriction (IUGR) atau terhambatnya pertumbuhan janin dan kelahiran prematur.

Mengakibatkan abruptio plasenta

Abruptio plasenta yakni kondisi lepasnya plasenta sebelum waktu persalinan. Hal ini berbahaya karena mengancam nyawa ibu dan bayi yang kekurangan oksigen.

Cara mengatasi hipertensi pada ibu hamil

Untuk menghindari efek buruk hipertensi, ikuti langkah-langkah berikut guna menjaga si kecil tetap sehat di dalam rahim.

Menerapkan pola hidup sehat

Sudah saatnya Anda mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan vitamin. Kebaikan dari makanan sehat tidak hanya dirasa oleh Mom, tetapi juga si kecil di dalam rahim.

Beberapa makanan yang bagus untuk ibu hamil dengan hipertensi adalah sayuran hijau (bayam, selada, brokoli), keluarga berry (strawberry, blueberry), pisang, oatmeal, ikan, buah bit, dan minyak zaitun.

Olahraga

Selama kehamilan, ibu, khususnya pengidap hipertensi, memang disarankan untuk tetap beraktivitas dan berolahraga. Gerakan-gerakan saat olahraga bisa memperlancar peredaran darah dan melemaskan otot sehingga mencegah Mom mengalami tekanan darah tinggi. Pilihlah jenis olahraga yang memang diperuntukan untuk ibu hamil seperti yoga dan senam hamil.

Konsumsi obat sesuai anjuran dokter

Salah satu cara menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu hamil yaitu dengan mengonsumsi obat. Namun obat tersebut harus sesuai dengan resep dokter, ya Mom. Karena jika Anda membelinya secara bebas di toko obat, dikhawatirkan dosis maupun komposisinya memengaruhi janin.

Menghindari asap rokok dan alkohol

Sudah menjadi rahasia umum bahwa rokok dan asapnya dapat menimbulkan dampak negatif pada ibu hamil. Apalagi bila Mom memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

American Heart Association menerangkan jika merokok dan asap rokok mampu meningkatkan penumpukan zat lemak (plak) di dalam pembuluh darah alias aterosklerosis. Kedepannya, hal berikut dapat menaikkan tekanan darah tinggi karena pembuluh darah yang menyempit.

Mengendalikan berat badan

Kenaikan berat badan memang normal terjadi di masa kehamilan. Akan tetapi, bukan berarti ini menjadi alasan Mom boleh memakan segala asupan dengan embel-embel memenuhi nutrisi si kecil. Tetaplah jaga berat badan ideal Anda selama hamil agar terhindar dari obesitas pemicu hipertensi.

Konsultasi rutin ke dokter kandungan

Tekanan darah tinggi memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan penyakit lainnya. Oleh sebab itu, Mom akan kesulitan untuk mendeteksi tensi tanpa melakukan check up. Maka, lakukan konsultasi rutin bersama dokter demi mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin.

Kesimpulan

Hipertensi pada ibu hamil terjadi karena beberapa faktor, diantaranya obesitas dan gaya hidup tidak sehat. Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi dimana tensi melebihi angka 13080. Jika Anda adalah salah satu ibu hamil pejuang darah tinggi, rajin-rajinlah melakukan check up untuk memulihkan tubuh lebih cepat.

Baca juga:Segala Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Preeklamsia Pada Ibu Hamil